Saat ini, sebuah kelompok sedang mati – matian menahan diri untuk tidak gemetar karena merasa jijik saat ini. Beberapa dari mereka bahkan saat ini mulai merinding dan tidak tahu harus berbuat apa.
Kelompok tersebut saat ini hanya berharap pada beberapa anggotanya yang saat ini mencoba untuk membantu mereka melewari ujian ini, yang menurut mereka sangat mustahil untuk mereka lakukan, terutama melihat apa yang mereka takuti saat ini mulai terbang dan mendekari mereka.
"Tenanglah, aku tahu kalian merasa jijik, tetapi berusahalah menahannya oke" kata seorang pria yaitu Zen yang mencoba menenangkan beberapa wanitanya yang saat ini sudah tidak berdaya mengalami kejadian ini.
Tetapi bukannya tenang, beberapa dari mereka mulai emosi kepada Zen, karena perubahan sifat mereka yang dipengaruhi oleh labirin ini.
"Diam kamu dasar pria yang sudah mempunyai banyak wanita dan hanya mempermainkan kami dengan ketampananmu" kata Suguha saat ini.
Zen mendengar hal tersebut hanya menghela nafasnya dan mencoba untuk tidak terbawa dalam siasat dari labirin ini, yang sudah mempengaruhi beberapa wanitanya saat ini. Zen saat ini mencoba untuk tetap berfikir jernih dari umpatan dari wanitanya yang lain yang sudah terpengaruh saat ini.
Setelah melewati berbagai rintangan didalam labirin ini, Zen dan para wanitanya akhirnya sampai ditempat ini. Tempat yang dipenuhi degan hewan yang menjijikan yaitu Kecoa. Setelah melewati ilusi yang memperlihatkan kenangan mereka dan dilewati oleh semua wanitanya, dan mereka mulai mendapatkan beberapa halangan hingga sampai disini.
Mulai dari slime yang mengeluarkan cairan putih seperti sperma dan beberapa wanitanya yang terkena efek Afrodisiak dan seakan – akan bersiap untuk menyergap Zen untuk memuaskan nafsu mereka.
Semua mereka lewati dengan aman, hingga akhirnya mereka tiba ditempat ini. Zen, Tio, Shea, Yue, Alice dan Rina sebisa mungkin mengalahkan beberapa ribu kecoak yang mendekat kearah mereka untuk melindungi beberapa orang lainnya yang masih merasa jijik saat ini.
"Hei.. kalian para wanita bodoh, cepatlah bergerak" kata Yue kepada kelompok yang ketakutan saat ini.
"Cih.. kami tahu dasar tua bangka" balas Kaori saat ini.
"Apa katamu?" kata Yue yang saat ini mulai berbalik dan menatap Kaori dengan tatapan membunuh.
"Bisakah kalian ribut saat semua musuh didepan kita berhasil kita kalahkan" kata Zen yang mencoba menjaga semua wanitanya untuk tidak terpecah belah saat ini karena sudah terpengaruh oleh salah satu ujian dari labirin ini.
"Hah... lihat saja, setelah semua hewan menjijikan ini sudah musnah, kemudian aku akan melakukan hal yang sama kepadamu" kata Yue dan mulai mengeluarkan sebuah sihir pemusnah dan mulai memusnahkan kecoa yang datang kearahnya.
Kaori, Shizuku, Suguha dan Sinon yang saat ini merasa jijik, sekarang sudah mulai melawan para kecoa tersebut, karena beberapa dari mereka mulai mendekat kearah mereka. Zen sendiri saat ini juga ikut melawan segerombolan kecoa, hingga salah satu pemimpin mereka yaitu manusia berbentuk kecoa mulai menyerangnya.
Peperangan terus berlangsung, dan kecoa yang terus bermunculan ditempat ini akhirnya sudah banyak yang musnah akibat perbuatan kelompok Zen. Perlahan tapi pasti, cobaan ini akan selesai karena mereka sudah melihat perbedaan jumlah dari kecoa ini yang terus menurun.
"Cih... dasar hewan menjijikan, mengapa tidak habis - habis" kata Sinon yang saat ini menggunakan sebuah minigun untuk membasmi sisa kecoa yang mendekatinya.
Namun, sebuah siluet bayangan besar mulai mendekati mereka. Lima bayangan besar akhirnya mulai mendekat hingga mereka bisa melihat wujud dari bayangan tersebut yang merupakan lima ekor naga.
"Hahaha, Yui pasti akan senang" kata Zen yang sudah mulai merubah matanya saat ini menjadi sharingan.
[Apakah Kakak tidak ingin menaklukan Labirin ini?] tanya Irene kemudian setelah melihat apa yang akan dilakukan oleh Kakaknya tersebut.
"Kenapa? aku mengalahkannya dengan cara menaklukannya untuk menjadi bawahanku?" kata Zen.
[Kakakku yang tampan, bukankah ujian dari Labirin ini untuk memunuh semua musuh yang menghalangi Kakak. Kalau Kakak tidak membunuhnya, bagaimana caranya Kakak menaklukan labirin ini?] tanya Irene.
Mendengar itu semua, Zen mulai menghela nafasnya saat ini, dikarenakan dia sudah mengharapkan senyum dari Yui setelah dia memberikannya beberapa Naga yang baru.
[Bukankah Kakak, akan membunuh si Necromancer?] kata Irene. Dan langsung membuat Zen membulatkan matanya.
"Tetapi, bukankah mereka akan menjadi aneh, karena aku bangkitkan Irene?" tanya Zen.
Memang tehnik Necromancer dapat menghidupkan kembali sebuah mayat monster atau mayat manusia, tetapi saat mereka dihidupkan, mereka seakan menjadi mayat hidup yang tidak mempunyai ekspresi dan tujuan.
[Apakah Kakak lupa, labirin yang akan Kakak taklukan selanjutnya?] tanya Irene.
Mendengar hal tersebut, Zen mulai merenungkan perkataan Irene tersebut, karena labirin selanjutnya yang akan dia taklukan yaitu Divine Mountain, yang menjadi pusat gereja yang memuja Ehit.
"Tunggu... apakah mahsutmu itu sama seperti yang aku pikirkan saat ini Irene?" kata Zen.
[Benar Kak. Dengan Spirit Magic saat Kakak berhasil menaklukan Labirin yang berada disana, bisa dipastikan dengan penggabungan Necromancer dengan skill tersebut, Kakak bisa dipastikan membangkitkan mayat seutuhnya, terlebih lagi dengan memadukan skill Restoration dengan Evolution yang akan Kakak dapatkan] kata Irene.
[Dan bukan itu saja, perpaduan Sharingan Kakak dengan Spirit Magic akan menjadi perpaduan yang sangat mengerikan kedepannya.] kata Irene selanjutnya.
"Benar juga.. baiklah kalau begitu, waktunya pembantaian" kata Zen yang akhirnya mulai semangat.
Ditempat lain, Alice dan Rina masih berusaha mengalahkan seekor manusia kecoa yang melawan mereka. Dengan perpaduan tehnik mereka dan kerja sama yang baik, bisa dilihat pertempuran tersebut sudah akan menuju akhir dengan kemenangan telak dari kedua wanita tersebut.
Sedangkan disisi lain, Shea, Yue dan Tio saat ini menggunakan kemampuan mereka yang sangat merusak untuk menaklukan ribuan kecoa. Dan sisa dari kelompok yang lain yaitu Shizuku, Kaori, Suguha dan Sinon bersama – sama juga ikut menaklukan musuh yang berada disana.
"Kalian tetaplah melawan para kecoa itu, biarkan aku yang menhadapi para naga ini" teriak Zen yang sudah melesat menuju naga – naga yang mendatangi mereka.
.
.
"Bagaimana dengan pasukan yang menuju Verbergen?" kata seorang manusia iblis kepada bawahannya.
"Mereka akan melakukan serangan setelah pihak kekaisaran menaklukan hutan itu Jenderal" kata salah satu bawahannya.
"Baiklah, suruh mereka langsung menyerang dan mencari jalan menuju kesebuah Labirin yang terdapat disana." kata Iblis tersebut.
"Baik Jenderal." Jawab bawahannya.
Setelah memberikan komandonya terhadap beberapa pasukannya yang akan menyerang Verbergen, iblis yang mengomandoi itu langsung melirik seseorang kembali.
"Bagaimana dengan pasukan yang akan menyerang gereja suci dan kerajaan Heilight, Mikhail?" tanya iblis tersebut.
"Kami tinggal menunggu perintah dari anda, Freid-sama." Jawab iblis yang bernama Mikhail.
"Baiklah, kita akan menyerang mereka besok"