webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
275 Chs

Informasi

Sebelum Zen berangkat untuk menyelidiki keadaan pegunungan utara, Zen sempat menitipkan sebuah surat bertuliskan beberapa pemberitahuan kepada ketua Guild dari kota Fuhren yaitu Ilwa.

Ilwa sempat bingung, apakah dia harus mengikuti apa yang terdapat didalam surat tersebut atau tidak, karena sejujurnya dia tidak yakin dengan apa yang tertulis didalamnya itu. Namun saat dia mengingat pesan gurunya sebelumnya, mau tidak mau Ilwa akhirnya menuruti isi surat tersebut.

Dan disinilah dia, sedang berhadapan dengan pahlawan yang dipanggil dari gereja, yang diharapkan untuk membantu umat manusia melawan iblis, namun sebaliknya pahlawan didepannya melakukan kontrak dengan mereka.

Ilwa sudah selesai mengintrograsi pahlawan penghianat ini, dan mendapatkan beberapa informasi seperti nama iblis yang mengontaknya saat tiba dikota ini, hingga latar belakang dia ingin melakukan hal keji seperti itu.

Selang beberapa lama kemudian, Ilwa melihat bawahannya yang bertugas menyelidiki medan perang dari Zen akhirnya tiba. Ilwa lalu keluar dari ruangan intrograsi itu dan menemui bawahannya itu.

"Benarkah demikian?" kata Ilwa menanyakan salah satu bawahannya yang dia tugaskan untuk menuju ketempat pertarungan Zen melawan 60.000 pasukan.

"Memang benar ketua, walaupun mayat monster yang kami temukan hanya berjumlah sekitar 10.000 saja, namun dipastkan bahwa benar terjadi pertarungan sebesar itu disana, terlebih lagi informasi dari Will dan para pahlawan yang berada disana, Zen dan kelompoknya menggunakan sihir dengan intensitas yang sangat besar, dan bisa dipastikan beberapa tubuh monster sudah menjadi abu ditempat itu" kata bawahan yang melapor kepada Ilwa.

"Baiklah, lalu lanjutkan pekerjaanmu" kata Ilwa.

Namun setelah bawahannya pergi, seseorang berpakaian gereja memasuki tempat tersebut dan bertemu dengan Ilwa yang saat ini masih mengawasi ruangan pahlawan yang sudah dia interogasi sedari tadi.

"Perkenalkan kami dari pihak gereja. Biarkan kami yang mengambil alih kasus ini" kata pria itu dengan arogannya.

Ilwa sebenarnya bisa saja menekan pihak didepannya ini terutama pihak gereja, namun pihak gereja akan mudah memutar balikan fakta dan membuat dirinya hancur saat ini. Ilwa tidak bodoh, jadi dia dengan sukarela akan melepaskan kasus ini kepada pihak gereja.

"Bai-" kata Ilwa tepotong saat suara teriakan terdengar dari dalam ruangan dimana dia mengintrograsi pahlawan penghianat tersebut.

"AHHHHHHHHHHHHHHHHHHH"

Kedua pria tersebut beserta beberapa pengawal memasuki ruangan dimana keberadaan dari penghianat tersebut. Namun saat ini mereka melihat tubuh dari pria tersebut sudah meleleh seperti terkena serangan racun berbentuk asam.

"Iblis sudah mendahului kita" kata pihak dari gereja tersebut karena melihat tindakan tersebut seperti serangan iblis.

"Lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Ilwa kepada pihak dari gereja itu.

"Tolong rahasiakan semua apa yang telah terjadi ditempat ini" kata pihak dari gereja tersebut.

Mereka tidak tahu, bahwa dari kejauhan seseorang pria tampan yang sedang berada diatas sebuah kincir angin dari kota pertanian ini dan sedang mengawasi mereka dari jauh. Wajahnya tampan dengan senyum yang sangat indah terukir diwajahnya tersebut.

Namun ada yang aneh pada matanya, matanya menunjukan aura yang kuat berwarna merah. Saat ini mata itu baru memunculkan sebuah titik pada masing – masing mata pria tersebut yang mengelilingi pupil dari matanya.

"Hahaha... mata yang bagus" kata Pria tersebut dan langsung menghilang dari sana.

.

.

Sehari sebelum Shimizu mati, saat ini Zen sudah menyerahkan Shimizu kepada pihak Guild, Zen memutuskan untuk menyerahkan sepenuhnya perkara tersebut kepada mereka, dan meminta izin untuk beristirahat dengan alasan bahwa dia sangat kelelahan karena bertarung melawan 60.000 monster saat itu.

Setelah memberikan beberapa informasi kepada pihak guild, Zen akhirnya pergi meninggalkan tempat tersebut menuju sebuah tempat untuk melakukan sesuatu yang sangat ingin dia lakukan saat ini.

Aiko yang sebenarnya ingin melihat kondisi muridnya itu, akhirnya membiarkan Zen untuk pergi karena merasa Zen mungkin sedang kelelahan saat ini. Zen bersama Yue, Shea dan Tio akhirnya menuju kesebuah penginapan mewah saat ini.

Sebenarnya, mereka akan memesan sebuah kamar yang besar, namun Zen menyarankan untuk menyewa dua buah kamar saat ini.

"Ah... aku lupa bahwa Tio-san bersama kita" kata Shea.

"Itu bukan untuk Tio, tetapi untuk diriku. Aku akan melakukan sesuatu, jadi tolong untuk tidak menggangguku oke?" kata Zen sambil meraih sebuah kunci kamar dan langsung beranjak dari sana.

Yue, Shea dan Tio menatap kepergian Zen dengan kebingungan, karena ini pertama kalinya Zen mengatakan ingin menghabiskan waktu untuk diri sendiri. Setelah mereka melihat Zen sudah menghilang dari pandangan mereka, akhirnya mereka mengambil sebuah kunci kamar yang tersisa dan menuju kamar mereka.

Zen yang sudah memasuki kamarnya, dia tidak langsung terburu – buru untuk meenyelesaikan tujuannya. Pertama dia mulai membersihkan dirinya terlebih dahulu, karena sudah merasa tidak nyaman dengan kotoran yang menempel pada tubuhnya.

Setelah urusannya selesai, Zen akhirnya menuju tempat tidurnya untuk duduk sambil mengeluarkan sebuah layar imajiner tepat didepannya.

<Status>

Status:

Nama: [Uchiha Zen]

Level: [51] (44325/51000)

Toko Poin: [21.094.414]

Status Poin: [0]

STR: SS [927/10.000]

AGI: S [4010/5000]

INT: S [4829/5000]

DEX: S [3780/5000]

Skill: [Infinity Mana] [Diamond Body] [Negative Attribute Ressistance] [Elemental Ressitance] [Clean: 10] [Heal: 10] [Creation: 10] [Fire: 10] [Water:10] [Wind: 10] [Light: 10] [Cooking: 10] [Gravity: 10] [Absorb: 10] [Supersonic Step: 10] [Aerodynamic: 10] [Lightning Field: 0] [Rift Walk: 7] [Night Vision: 10] [Poison: 10] [Telepathy: 10] [Tracking: 4] [Intimidate: 7] [Stealth: 8]

"Hah? STR milikku sudah mencapai SS" kata Zen.

[Selamat Kak, walaupun Irene tidak menyangka, Kakak akan sekuat ini walaupun baru memasuki dunia ini] kata Irene.

"Aku juga tidak menyangka, ini merupakan hasil dari skill absorb" kata Zen.

Zen sangat senang memperhatikan statusnya tersebut, karena akhirnya salah satu penghalang dirinya membawa para wanitanya mengikutinya untuk berkeliling dunia yang dia tuju, akhirnya sudah berhasil dia capai saat ini.

Namun, pandangan matanya akhirnya tiba dibawah informasi tentang levelnya saat ini. Mata Zen melebar setelah melihat toko poin yang dia dapatkan sangat amat banyak saat ini. Zen amat sangat gembira, karena keputusannya untuk mencari naga untuk Yui, ternyata membawa keuntungan lain untuk dirinya.

Zen paling banyak hanya melawan seribu monster saat melawan monster spora didalam labirin Orcus, namun melawan 60.000 monster sekaligus itu merupakan hal yang membuat Zen menjadi sangat kuat saat ini.

Sudah dipastikan, orang – orang didunia ini tidak ada yang bisa menyaingi Zen, bahkan Ehit jika berada didepan Zen saat ini, Zen bisa mengalahkannya dengan mudah, karena perbedaan kekuatan mereka sudah sangat jauh.

"Baiklah, mari kita membeli sesuatu yang sudah aku inginkan sejak lama"