webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
275 Chs

Dimulai

Merasakan sesuatu yang aneh, Cardinal mulai melepaskan pelukan Zen dan mulai menodongkan tongkatnya kearah Zen dengan tatapan amarah, karena apa yang Zen lakukan kepadanya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Cardinal.

"Maafkan aku, itu mengagetkanmu. Aku hanya menyalin autoritasmu saat ini" kata Zen.

"A-Apa!" kata Cardinal yang sangat terkejut dengan perkataan Zen tersebut.

Lalu Zen mulai mencoba sebuah skill karena berhasil menyalin tingkat autoritas dari Cardinal tadi berkat bantuan dari Irene.

"System Call: Inspect Entire Command List" kata Zen.

Lalu bisa terlihat sebuah layar imaginer muncul didepannya dan menunjukan semua daftar skill dan cara menggunakannya.

"S-Siapa kamu sebenarnya" kata Cardinal melihat aksi Zen tersebut yang masih membuatnya sangat terkejut.

Zen lalu menutup layar tersebut, karena Irene sudah memasukan semua skill yang berada didalam game ini kedalam ingatannya, yang saat ini berada dalam Fluctlightnya dan dapat mengingatnya dengan mudah.

"Aku hanya menyalin autoritasmu Cardinal, bukannya jika kita mempunyai otoritas yang sama dengan musuh, kita bisa mengalahkannya dengan mudah?" kata Zen.

Namun Cardinal masih belum sepenuhnya mempercayai Zen dan terus menodongkan tongkatnya mewaspadai Zen melakukan hal yang berbahaya.

"Hah... sudah kubilang aku bukan orang jahat." Kata Zen.

"Lalu jelaskan mengapa kamu bisa menyalin autoritasku dan apa rencanamu sebenarnya?" kata Cardinal.

"Baiklah duduklah sejenak" kata Zen lalu mulai membentuk sebuah tongkat ditangannya lalu membuat sebuah sihir barier, untuk mengisolasi dirinya dan Cardinal.

Melihat ini, Cardinal akhirnya mulai duduk kembali dan mulai mendengarkan penjelasan Zen.

"Apakah kamu mengingat perkataanku sebelumnya? Aku bisa dibilang adalah seorang pencuri" kata Zen.

"Dan lalu?" Tanya Cardinal.

"Kamu tahu, orang yang menciptakan ini semua akan menggunakan semua hal ini untuk kepentingan persejataan?" kata Zen.

"Mahsutmu mereka membuat tempat ini karena mereka menginginkan kita akan menjadi bahan untuk berperang?" kata Cardinal.

"Bisa dibilang seperti itu, namun bukan kamu atau orang yang berada didunia ini yang digunakan, namun jiwamu itu yang digunakan mereka." Kata Zen sambil menunjuk bagian dada dari Cardinal.

"Bukankah itu memang tujuan mereka?" tanya Cardinal kembali.

"Iya Namun..." kata Zen.

Lalu Zen mulai menjelaskan tentang projek dari tempat ini, yaitu projek Alicization dan meneceritakan untuk apa dunia ini dibuat, termasuk dunia luar yang tidak diketahui oleh Cardinal, bahwa mereka hanya jiwa yang dibuat untuk kepuasan beberapa orang untuk sebuah program.

"Hmm.. aku mengerti, jadi terjawab sudah semua pertanyaanku selama ini, lalu apa tujuanmu?" tanya Cardinal.

"Aku akan mencuri semua Fluctlight dari mereka" kata Zen.

"Bukankah kamu sama saja seperti mereka kalau begitu?" kata Cardinal.

"Mungkin, namun bukankah kamu mengirim peliharaanmu untuk mengawasiku selama ini?" kata Zen sambil menunjuk sesuatu pada kepalanya.

Mendengar ini, Cardinal lalu mengulurkan tangannya dan memanggil peliharaannya yang selama ini berada dikepala Zen dan mendarat ditelapak tangannya.

"Sejak kapan kamu mengetahuinya?" kata Cardinal.

"Aku hanya mengetahuinya. Lalu apakah yang kamu lihat setelah mengawasiku selama ini?" tanya Zen.

"Aku mengerti mahsutmu Zen, namun bukankah orang dari dunia luar melakukan hal yang sama yang kamu lakukan? mereka selalu memperlakukan kami dengan baik. Lalu apa tujuanmu yang sebenarnya dengan semua Fluctlight itu, jika kamu benar berhasil mencurinya?" tanya Cardinal.

Lalu Zen mulai menjelaskan semua rencananya kepada Cardinal. Cardinal saat ini mulai mencerna perkataan Zen tersebut dan akhirnya memahami mahsut Zen tentang apa yang dilakukan untuk semua Fluctlight yang dia curi nanti.

"Hm... menurut perhitunganku, rencana tersebut memutuhkan banyak orang Zen, bukankah berarti kamu sama dengan mereka?" tanya Cardinal setelah mencerna baik – baik informasi yang didengarnya.

"Aku berani bersumpah, aku melakukannya sendiri. Sudah kubilang tadi, didunia asalku aku merupakan seorang Hacker handal" kata Zen.

Walaupun Cardinal tidak mengerti tentang perkataan Zen seperti Hacker, namun dia merasakan bahwa Zen saat ini sedang tidak berbohong, dan semua yang dikatakannya dan semua rencananya sangat tulus untuk menyelamatkan dunia ini.

"Lalu apakah kamu mau mengikuti rencanaku?" tanya Zen.

"Berarti berapa Flugtlight yang akan kamu korbankan untuk rencanamu ini?" tanya Cardinal.

"Saat ini, kalau rencanaku lancar mungkin hanya satu" kata Zen.

"J-Jangan bilang kamu akan mengorbankan Fluctlight ku?" tanya Cardinal

"Tentu saja bukan. Orang yang datang bersamaku itu yang akan aku korbankan." Kata Zen.

Mendengar itu, Cardinal sangat terkejut bahwa bukan dia yang akan dijadikan korban oleh Zen. Karena menurut rencana Zen, dia merupakan calon paling potensial untuk dikorbankan, karena dia saat ini tersembunyi dan tidak terlacak oleh Rath.

"Tenanglah, kupastikan kamu akan bebas" kata Zen.

Mendengar bahwa dia bisa bebas, Cardinal hanya menatap Zen dengan tatapan sedikit harapan. Karena selama ini dia hanya berada ditempat ini sendirian dan menjalani kesepian yang menyedihkan ditempat ini.

"Baiklah Zen, aku akan mengikuti rencanamu itu. Namun setelah mengetahui bahwa semua ini akan dicuri dari mereka, bukankah mereka akan menciptakan kembali dunia ini?" kata Cardinal.

"Tenanglah. Pemilik sistem game ini sebenarnya miliku, yang diberikan oleh seseorang yang bernama The Seed. Dan orang yang memberikanku ini, memberikanku kendali penuh untuk menyimpannya atau menghancurkannya. Hanya saja mereka tidak tahu bahwa aku masih menguasai sistem itu, setelah aku menyebar luaskannya." Kata Zen.

"Hm.. Baiklah, Lalu bagaimana dengan temanmu itu yang akan menjadi pengorbanan dari rencanamu Zen?" kata Cardinal.

"Tenanglah, dia akan hidup dengan bahagia, yang kita lakukan hanya mengubah beberapa ingatannya dan mengubah agar dirinya sangat diperlukan dengan baik didunia luar, dan mungkin aku mencuri kembali Fluctlightnya." kata Zen.

"Baiklah" jawab Cardinal.

Zen akhirnya mulai mengobrol ringan dengan Cardinal yang saat ini sangat ingin tahu tentang dunia luar sambil menunggu Eugeo dan memulai rencana mereka saat ini. Selang beberapa lama, akhirnya Eugeo sudah membersihkan dirinya, Zen saat ini mulai menatap Cardinal dan segera akan melakukan rencana mereka saat ini.

"Apakah kamu tidak akan membeeerrsssiii..." kata Eugeo yang langsung kehilangan kesadarannya dan terjatuh.

"Maafkan aku Eugeo" kata Zen yang saat ini merasa sedikit bersalah kepada teman yang selama ini menemaninya didalam dunia ini.

Namun juga Zen memikirkan jiwa – jiwa dari penduduk didunia ini yang hanya menjadi bahan uji coba, dan mereka bisa dihapuskan dengan mudah, jika mereka tidak layak bagi orang yang mengujicoba ini. Dan juga jika mengikuti alurnya, Eugeo dipastikan akan mati, walaupun Zen bisa menyelamatkannya.

"Ini adalah hal yang terbaik Zen, bukankah kamu bilang jika uji coba ini berhasil, peperangan juga mungkin akan terjadi karena mereka memperebutkan hal ini" kata Cardinal yang melihat ekspresi Zen tersebut.

"Baiklah, lalu mari kita lanjutkan rencana kita" kata Zen.

Lalu mereka berdua sudah berjalan menuju sebuah ruangan dan saat ini sudah berada dipintu yang yang membentuk sebuah portal dan langsung mengantarkan mereka menuju World End Altar, untuk mengeluarkan Eugeo dari sini yang sudah diciptakan oleh Cardinal.

"Apakah kamu yakin kita tidak akan ketahuan Zen?" tanya Cardinal.

"Tenang saja, aku mempunyai seorang malaikat pelindung, lagipula kamu tidak akan keluar, kamu hanya membuka portal ini" kata Zen sambil tersenyum.

"Baiklah, kita mulai" kata Cardinal.

Lalu Cardinal membuka pintu itu mengarah kesebuah dataran mengapung dengan dipenuhi tumbuahan yang sangat indah. Lalu Zen dengan cepat berjalan menuju kearah suatu ruangan yang terdapat sebuah konsole.