webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
275 Chs

Deklarasi Perang

Seperti biasa, Zen akan selalu menjenguk Asuna dan mulai memperhatikannya pada Domainnya saat ini. Tetapi Zen tidak mau perilakunya akan membuat Asuna tidak nyaman dan akhirnya dia akan memperlakukannya seperti biasanya.

Asuna sendiri akhirnya sudah mulai tidak merasa risih dengan Zen, karena Zen sudah tidak seposesif seperti awal dia mengetahui Asuna sedang mengandung anaknya. Saat ini mereka berdua sedang duduk sambil memperhatikan pemandangan didepannya saat ini.

"Sepertinya nanti malam waktu yang tepat memberitahukan kehamilanmu kepada orang tuamu Asuna" kata Zen.

"Ya, aku setuju. Lagipula aku sudah tidak sabar menikah denganmu" kata Asuna sambil tersenyum dan mulai mengeratkan genggaman tangannya yang saat ini sedang menggenggam tangan dari Zen.

Asuna dihubungi oleh kedua orangtuanya kemarin, dan merencanakan makan malam bersama malam ini, dikarenakan mereka sudah jarang untuk bertemu. Terlebih lagi, Ibu Asuna mendapatkan kabar bahwa Asuna mengambil cuti dari perkuliahannya.

"Tetapi, aku merasa tidak enak dengan yang lainnya jika aku menikah terlebih dahulu" kata Asuna kemudian.

"Tenanglah, aku akan menikahi mereka satu persatu, jika rencana dari Yuna dan Rinko berhasil" kata Zen.

"Ah.. tentang undang – undang poligami itu? Jadi mereka yang melakukannya?" tanya Asuna.

Memang berita tentang pemerintahan Jepang sedang membuat peraturan tentang Poligami, menjadi perbincangan hangat saat ini. Pemerintahan Jepang berdalih, dikarenakan tingkat kelahiran dijepang sangat rendah, jadi peraturan ini akan dibuat.

"Bagaimana mereka melakukannya?" gumam Asuna yang rasa ingintahunya mulai bangkit saat ini.

"Untuk itu, kamu bisa menanyakannya kepada mereka" jawab Zen.

Ditempat lain, Raja kerajaan Heilight sedang mengadakan sebuah pertemuan bersama pemimpin Verbergen dan perwakilan kelompok Elite diistananya untuk mendiskusikan sesuatu saat ini.

Didalam Istana ini, Kerajaan Heiligh sudah mengumpulkan semua bangsawannya beserta petinggi pemerintahannya. Sedangkan pihak Verbergen, sudah mengumpulkan ketua dari setiap ras yang dimiliki oleh mereka.

Pihak Elite sendiri, saat ini diwakilkan oleh Cam beserta beberapa bawahannya, karena Jenderal mereka memiliki kesibukan saat ini, jadi dia menyuruh Cam untuk mewakilkan dirinya dalam pertemuan ini.

"Baiklah, pertama kita akan mendiskusikan tentang peperangan dengan Kekaisaran Hoelscher" kata salah satu bangsawan kerajaan Heilight.

"Pertama kita akan mendiskusikan rencana perang, lalu pembagian pasukan serta pembagian hasil setelah kita menyelesaikan perang saat ini" lanjutnya.

"Tetapi yang kudengar, Pihak Kekaisaran sedang menawarkan pertunangan dengan putri anda Yang Mulia?" tanya Cam saat ini.

Memang saat ini, pihak Hoelscher mencoba sebisa mungkin mengulur peperangan yang akan terjadi, dikarenakan hampir semua pasukannya musnah dan rencana mereka untuk melatih para Demi-human gagal total.

"Ya, mereka mengirimkan permintaan tersebut dua hari yang lalu, namun aku langsung menolaknya. Bukan saja Negara tersebut yang bejat, tetapi orang yang mereka calonkan untuk menikahi putriku juga bejat." Jawab Raja Heilight.

"Benar, apalagi ras kami terus diburu oleh mereka untuk dijadikan budak" kata Ulfrirc.

Akhirnya pertemuan itu telah dimulai. Mereka mulai mendiskusikan tentang rencana peperangan yang akan terjadi, dan ahirnya mereka memutuskan untuk membagi dua tempat penyerangan.

Yang pertama akan dilakukan oleh pihak kerajaan Heilight yang langsung menyerang mereka pada garis depan. Dan kedua dipimpin oleh kelompok Elite, yang mencoba untuk menyusup dan memusnahkan mereka dari dalam.

Selain itu, Kelompok Elite akan bersama dengan pasukan Demi-Human untuk membantu menyelamatkan ras mereka dari kerajaan tersebut yang diperbudak oleh mereka dan sebisa mungkin melindungi mereka saat peperangan terjadi.

Akhirnya perencanaa dan pembagian pasukan telah selesai. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk menentukan pemimpin dari kedua pasukan tersebut. Dan terpilihlah seorang Jenderal dari kerajaan Heilight dan Zen.

Rapat itu terus berlanjut, hingga sekarang mereka akan memutuskan pembagian hasil peperangan ini.

"Kami hanya ingin ras kami bisa keluar dengan selamat dari Kekaisaran itu dan pulang dengan selamat menuju Verbergen" kata Ulfric.

"Lalu bagaimaa dengan kelompok Elite?" tanya Raja Heilight saat ini.

"Kami hanya ingin area yang sama seperti markas kami yang berada dikerajaan ini, dan juga yang terutama bebas dari pajak apapun terhadap apa yang akan kami lakukan" kata Cam.

"Baiklah, aku mengerti dengan permintaan kelompok Elite, tetapi apakah pihak Verbergen yakin tidak ingin sebuah wilayah dari kekaisaran tersebut, setelah apa yang mereka lakukan kepada kalian?" kata Raja Heilight kembali.

"Kami sudah memiliki sebuah wilayah yang sangat luas pada Hutan Haltina, jadi kami masih belum berniat untuk mengambil wilayah lain saat ini" kata Ulfric.

"Bagaimana dengan ini Yang Mulia, kita membuat sebuah wilayah khusus netral untuk kedua kerajaan dengan bebas berada diwilayah itu, walaupun wilayah itu masih didalam pemerintahan anda Yang Mulia" kata Cam yang saat ini memberikan usulnya.

"Itu bukan ide yang buruk, lalu bagaimana dengan anda Tuan Ulfric?" tanya Raja Heilight saat ini.

"Kami juga setuju" kata Ulfric hingga akhirnya pertemuan tersebut dilanjutkan dengan pembicaraan seputar peperangan saat ini.

Ditempat lain, Dua orang sedang menatap lekat kedua orang didepannya, karena kabar yang baru saja mereka dengan tadi. Mereka tidak menyangka, putri mereka saat ini sedang mengandung calon cucu mereka saat ini.

Walaupun mereka sadar bahwa mereka tidak memberikan waktu mereka terhadap putri mereka tersebut, namun mereka sangat bahagia mendengar berita kehamilan dari putri mereka yang merupakan Asuna.

"Lalu kapan kalian akan merencanakan pernikahan?" tanya Ayah dari Asuna, yang saat berbincang dengan Zen setelah Istrinya saat ini masih merangkul Asuna.

"Sekitar semingu lagi, paman" kata Zen.

"Baiklah, tetapi pastikan kamu memanggilku Ayah dimasa depan, karena sebentar lagi kamu akan menikahi putriku" kata Ayah dari Asuna dan dibalas anggukan oleh Zen.

Akhirnya mereka mulai makan malam dengan suasana yang hangat, terutama Ibu dari Asuna yang sedikit rewel setelah mengetahui kehamilan Asuna. Dia terus memberikan beberapa nasihat kepada Asuna tentang kehamilan.

Malam hangat itu, akhirnya dipenuhi dengan nasihat – nasihat yang diberikan oleh Ibu dari Asuna kepada Asuna bahkan kepada Zen yang sebentar lagi akan menjadi seorang Ayah. Mereka akhirnya menikmati suasana tersebut hingga Asuna dan Zen memutuskan untuk kembali.

"Apakah kalian yakin tidak menginap untuk malam ini?" tanya Ibu dari Asuna kembali.

"Zen harus bekerja besok Ibu, jadi dia harus kembali saat ini" kata Asuna.

"Hmm... benar juga, kamu bekerja di perusahaan Elite bukan?" tanya Ayah dari Asuna kepada Zen.

"Benar Ayah" jawab Zen singkat.

Memang status Zen saat ini memang bekerja diperusahaan milik Yuna saat ini, walaupun sebenarnya setengah hartanya digunakan untuk membangun perusahaan tersebut.

"Baiklah, kalau begitu hati – hati dijalan" kata Ibu dari Asuna.

Akhirnya Zen dan Asuna mulai meninggalkan kediaman orang tua Asuna dan memutuskan untuk kembali keapartemen milik Zen yang berada didunia ini.