"Assalamu'alaikum..saya mencari profesor Haedar,apakah beliau berada di tempat?"Zayn mengetuk pintu,mengucapkan salam kemudian bertanya kepada dosen yang berada didalam ruangan itu,Zayn belum pernah bertemu dengan Profesor Haedar,selama ini Zayn hanya mengenal sahabat Abinya,kalau sahabat uminya hanya mama Leen yang dia kenal,karena semua sahabat uminya dulu kuliah di kota Alexandria.
"Maaf,profesor Haedar masih berada di kelas,kenapa kamu mencarinya disini,apakah kamu membolos?kamu ini mahasiswa baru kan?jangan sering membolos,kau tunggu saja disini,sebentar lagi juga datang."Miss cyriin yang juga seorang dosen mempersilahkan Zayn menunggu di meja profesor Haedar.
"Oke,terima kasih Miss....?"Zayn menggantung kalimatnya karena dia belum mengetahui nama dosen cantik itu.
"Oh,perkenalkan,saya Miss Cyriin,kamu semester awal kan?kamu masih begitu muda,apakah kamu juga seorang mahasiswa yang istimewa juga seperti Arunika?sepertinya kalian seumuran?"Miss Cyriin sangat penasaran.
"Zayn?kamu Zayn kan?"profesor Haedar yang baru saja tiba memeluk Zayn dengan sangat erat.
"Iya Profesor Haedar,salam kenal."Zayn tersenyum dan membalas pelukan profesor Haedar.
"Kalian akrab sekali?"Tanya Miss Cyriin dengan rasa penasaran,Zayn adalah orang Asia,sedangkan Haedar adalah asli warga Mesir,bagaimana keduanya bisa akrab sekali? Haedar hanya tersenyum.
"Miss Cyriin,masih ingatkah kamu profesor Rafi dan istrinya Ayya,mereka pernah mengajar dan berkuliah disini enam belas tahun yang lalu,dahulu kita masih mahasiswa,?"profesor Haedar menunggu Cyriin mengingat.
"Oh iya,tentu saja,aku ingat,profesor Rafi adalah idolaku dulu,juga istri kecilnya yang imut dan jenius itu,memangnya kenapa?"Miss Cyriin sangat penasaran,setelah profesor Haedar menyinggung Rafi dan Ayya,dia tiba-tiba merindukannya.
"Nah,Zayn ini putra mereka,oh,tepatnya profesor Zayn,dia mulai mengajar disini hari ini,dan dia akan menjadi rekan kita."mata miss Cyriin terbelalak mendengar apa yang baru saja disampaikan profesor Haedar.
"Jadi dia ini anak mereka?dan dia seorang profesor?dalam usia enam belas tahun?"miss Cyriin langsung memeluk Zayn juga,Zayn menjadi kikuk.
"Maaf miss,jangan seperti ini,kita bukan muhrim,jadi jangan memelukku sembarangan."Zayn melepaskan pelukan Cyriin,sementara Haedar menahan tawanya.
"Oh sayang,kau sama seperti ayahmu,dia juga tak tersentuh dulu,dan wajahmu itu sangat tampan,kamu juga ternyata lebih menakutkan dari ibumu."Miss Cyriin malah bernostalgia.
"Zayn,apakah kamu masih ada kelas?"profesor Haedar bertanya pada Zayn yang langsung menggelengkan kepalanya.
"Bagus lah,sebaiknya kamu ikut om ke ruamah,ada yang ingin bertemu denganmu,sangat ingin bertemu."profesor Haedar membuat zayn penasaran.
"Siapa om,apakah aku mengenalnya?"tanya Zayn ingin tahu.
"Sudahlah,ayo,nanti juga kamu tahu sendiri."profesor Haedar dan Zayn langsung berpamitan pada miss Cyriin,kemudian mereka menuju rumah profesor Haedar yang juga tidak begitu jauh dari kampus,ternyata,profesor Haedar tinggal diapartemen yang sama dengan Zayn,hanya saja,Zayn berada dilantai lima dan profesor Haedar berada dilantai dua.
"Lho,om tinggal disini juga?"Zayn sangat kaget.
"Iya Zayn,dulu aku dan ibumu bersahabat,jadi kami juga ikut tinggal diapartemen ini,bersama tante Nashwa,tante Halwa dan om Raihan,cuma sekarang kami berpencar setelah kami mulai menikah.
"oke om,alasan yang masuk akal."Zayn tersenyum dan mengikuti Haedar masuk kedalam apartemennya.
"Assalamu'alaikum.."Zayn masuk setelah mengucapkan salam,sementara itu dari dalam keluar sesosok yang sangat dikenal Zayn,Arunika.
"Arunika,kamu disini?"Zayn memandang profesor Haedar dan Arunika secara bergantian.
"Memangnya kenapa?apa salah kalau seorang anak tinggal bersama papanya?"Arunika tersenyum sambil menaikkan alisnya,Zayn hanya menggelengkan kepala.
"Jadi,Arunika ini putri om satu-satunya Zayn,kalian sudah saling kenal jadi aku tidak akan memperkenalkan kalian lagi.silahkan duduk,kamu mau minum apa Zayn?"Om Haedar sudah menganggap Zayn seperti putranya sendiri.
"Apa aja deh om,sedikasihnya saja."Zayn melirik Arunika sambil tersenyum,keduanya langsung akrab saat mereka pertama kali bertemu,dan sekarang tambah akrab lagi.
"Ya sudah zayn,om mandi sebentar,kamu kalau mau pulang dulu juga nggak apa-apa,kalau mau mandi dulu,lagi pula kita kan satu lokasi,jadi gampang,nanti kamu kesini setelah Ashar saja,sekalian aku mau mengobrol bersama umi dan abimu."Om Haedar malah terkesan mengusir Zayn sekarang,Arunika tersenyum melihat wajah kesal Zayn.
"Kakak.maafkan papa ya,kakak sebaiknya pulang dulu,mau aku masakin apa?aku bisa memasak masakan indonesia lho."Arunika mencoba menghibur Zayn yang terlihat lelah.
"Oh ya?kalau begitu aku mau kamu masakin bakso ya,lengkap dengan tahu dan pangsitnya."Zayn kemudian berlari keluar dan kembali ke apartemennya,sementara Arunika langsung membuatkan bakso pesanan Zayn.
"Kamu sedang memasak apa sayang?"tanya Haedar kepada putri semata wayangnya,meski begitu,Arunika tidak menjadi seorang yang manja,karena dia tumbuh tanpa seorang ibu yang mendampinginya,ibunya yang merupakan warga negara indonesia meninggal saat Arunika berusia satu tahun karena sakit,setelah itu,dia dibesarkan oleh papanya seorang diri,karena Arunika sangat cerdas,dia pun sudah bisa merawat dirinya sendiri juga mengurus papanya,dia bisa mengerjakan apapun,baik itu pekerjaan rumah,ataupun mengurus dirinya sendiri,terkadang Haedar merasa sedih kalau mengingat nasib Arunika,dan dia mulai mempertimbangkan permintaan Ayya dan Rafi yang sudah melamar putrinya untuk Zayn,Haedar sangat bahagia,tetapi keputusan akhir tetap berada ditangan Arunika dan Zayn.
"Papa,Arunika mau mandi dulu,lalu aku akan mengantar makanan ini ke apartemen kak Zayn,papa nggak keberatan kan pa?"Arunika menatap wajah papanya dengan penuh kasih sayang,dia kemarin mendengar kalau sahabat papanya yang merupakan orang tua Zayn berniat menjodohkannya,dia akan menerima perjodohan ini,karena dia yakin,Zayn adalah orang yang baik,tetapi dia pura-pura tidak mengetahuinya saat ini,dia akan mencoba dekat dengan calon suaminya ini secara alami.
"Iya sayang,atau kalau kamu ada tugas,biar papa memanggilnya nanti,kan juga rumah kita dekat."Haedar sangat bersyukur memiliki putri seperti Arunika,gadis kecil ini tidak pernah menyusahkannya,dia seperti Fatimah putri Rasulullah,yang pandai merawat papanya menggantikan ibunya,Arunika sangat menyayangi papanya ini.
"Oke pa,kita lihat saja nanti,sekarang aku mau mandi dulu,gerah nih..."Haedar tersenyum,didalam hatinya sangat berharap kalau putrinya berjodoh dengan Zayn,putra dari sahabat karibnya.
"Ayya,Rafi,aku sangat berharap putriku akan menjadi putri kalian."kata Hedar dalam hati,Haedar kemudian menelepon Ayya dan Rafi,dia memberitahu kalau hubungan putra mereka dan putrinya sangat akrab,Ayya dan Rafi juga sangat bahagia mendengarnya,karena mereka sangat tahu kalau Arunika adalah gadis yang paling cocok untuk Zayn.