"Jyaa, kalau begitu, aku pergi dulu ... katakan yang harus kamu–"
Belum sempat Anko melangkahkan kakinya dan dia telah melepaskan genggaman tangannya, Nabe pun berkata sambil membusungkan dadanya, "Aku memang aneh, aku mengakuinya, kalau aku memang aneh."
"Eh?" Anko heran dengan apa yang diucapkan Nabe ini karena terdengar begitu memaksa.
Nabe memberi jeda sejenak lalu melanjutkan perkataannya kembali, "Tapi, apa aku akan menjadi lebih aneh jika aku mencintai seseorang yang akan pergi meninggalkanku?"
Dalam hati Yuuto yang tidak paham dengan situasinya, "Orang yang dicintai? Siapa? Apakah dia mencintai salah satu orang di kampung halamannya? Makanya saat itu dia tidak mau meninggalkan ibukota maupun Venam ...?"
'Hmm, apa mungkin salah satu pelayanku?'
'Ataukah orang yang bertemu dengan salah satu dari kami?'
Support your favorite authors and translators in webnovel.com