"Mafu, sebenarnya kau belum sembuh, kan? Namun kau memaksakan diri tadi pagi demi aku, iya kan?" tanya Anko yang terdengar seperti interogasi di telinga Mafu.
Mafu kemudian menoleh lurus ke depan dan segera menundukkan kepala dengan ekspresi murungnya, "Ya, itu benar." Jawabnya dengan ragu hingga mulutnya sedikit bergetar.
Anko sendiri merasa sedikit iba padanya kemudian, mengulurkan tangannya supaya Mafu menjawabnya. Tapi, ketika Mafu menurunkan tangannya dari kepala bagian belakang, dia tidak menjabat tangan gadis seperemba baya ini sama sama sekali.
Tapi, apa yang hendak dikatakan Mafu kali ini ....
"Anko, bisakah setelah ini ... kau ikut aku?"
"Eh!?" celetuk Anko heran sambil membuka matanya lebar-lebar.
"Ke mana? Kau mau mengajakku ke mana?" tanya Anko memastikan kejelasannya.
"...."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com