"Ayo makan di restoran" ujar Jonathan sembari melempar ponselnya ke tempat tidur
Mendengar itu Tony yang kini sibuk dengan beberapa email masuk dari kantor bergegas menutup laptopnya mengikuti Bosnya
Mereka berdua makan di restoran Hotel, tapi ponsel Tony tidak berhenti bordering kini Jessi berbalik menganggunya karena tidak mendapat respon dari Jonathan. akhirnya Tony beranjak keluar restoran untuk menghindari Jonathan
Di sisi lain Henry tidak sengaja mendengar percakapan seseorang yang menyebutkan nama Jonathan dan perusahaannya. Langsung melihat dari sumber suara itu dan melihat Tony berdiri di dekat pintu masuk restoran
Awalnya dia sempat berpikir mungkin itu adalah seseorang yang dia kenal, lalu dia masuk ke dalam restoran untuk makan dengan beberapa orang temannya
Tapi perhatiannya kembali teralihkan saat melihat Tony yang berjalan tergesa-gesa melewatinya menghampiri seorang pria muda dengan wajah tak asing baginya. mungkin sekarang wajah itu ada sedikit perubahan, ada garis tegas terukir di wajah tampan itu. Tapi Henry sangat yakin dia ada anak laki-laki yang dulu pernah bermain dengannya.
"Nathan?" panggil henry ragu yang kini berdiri beberapa langkah dari meja Jonathan
Mendengar seseorang memanggil dengan nama kecilnya membuat Jonathan menoleh ke arah suara tersebut, alisnya menyatu melihat sosok pria muda dengan wajah ragu seolah takut salah mengenali seseorang "Ya" sahutnya kemudian mencoba mengingat dimana dia bertemu pria muda tersebut
"Kamu Jonathan anak dari paman Lee, benar kan?" tanya Henry kemudian sedikit tersenyum masih terlihat keraguan di wajahnya
"Ya" jawab Jonathan singkat "Anda?"
"Henry, masih ingat aku?"
"Bibi Han?" tanya Jonathan kemudian langsung berdiri dari kursinya menghampiri Henry kemudian memeluknya, Tony tercengang melihat reaksi Bosnya
Jonathan bukan orang yang hangat dan bisa memeluk orang dengan akrab seperti itu, tapi dengan senyum mengembang Jonathan tanpa ragu menghampirinya dan memeluk akrab orang tersebut.
"Apa kabar? Kamu terlihat luar biasa" ujar Henry senang ternyata pria muda ini adalah adik kecilnya
"Aku sangat baik, kakak kamu terlihat sama" sahut Jonathan lega
"Aku menjadi lebih tua sekarang" ujar Henry lalu tertawa
"Tidak mungkin" bantah Jonathan karena walaupun usia mereka terpaut 5 tahun kini mereka terlihat sama
"Apakah kamu sedang liburan?" tanya Henry yang kini ikut bergabung duduk di meja Jonathan
"Aku ingin menjemput istriku"
"Kamu sudah menikah?" respon Henry kaget, usia Jonathan tergolong masih sangat muda untuk menikah
"Iya, aku baru mendaftarkan pernikahan 3 minggu lalu"
"Baru 3 minggu? Berarti kamu sekarang dalam perjalanan bulan madu?" ujar Henry terlalu bersemangat "Dimana Istrimu sekarang? Apa kamu tidak ingin mengenalkan istrimu pada kakakmu ini?" lanjut Henry berpikir Jonathan datang bersama istrinya untuk bulan madu
"Aku pasti akan mengenalkanmu dengannya, tapi sekarang istriku sedang berada di rumah keluarganya" jelas Jonathan
"Ah… Istrimu orang sini? Kupikir kamu akan tergoda dengan wanita bermata biru dan berambut pirang karena terlalu lama tinggal disana" tawa Henry
"Kak, bukankah sekarang banyak wanita berambut pirang dengan mata hitam?" ujar Jonathan membuat mereka berdua kembali tertawa
"Berkunjunglah ke rumah, Ibuku pasti senang melihatmu"
"Baik, aku akan kesana"
Akhirnya mereka berdua saling bertukar nomer ponsel guna untuk bisa saling menghubungi di masa depan.
Setelah kembali ke kamar Hotel, Jonathan merasa lega dapat bertemu dengan orang yang dia kenal setelah sekian lama tidak pernah kembali di Negara ini.
Melihat ponselnya yang terdapat begitu banyak pesan dan panggilan tak terjawab membuatnya kembali frustasi karena tidak satupun nama Yohanna disitu.
Jonathan menghela nafas panjang lalu merebahkan dirinya di atas tempat tidur mencoba memejamkan matanya. Sejak menginjakan kaki di Negara ini dia mengalami insomnia yang sangat parah.
Berbagai ingatan mulai muncul di benaknya, lalu dia mengingat kembali data yang pernah di berikan Tony, Jonathan kembali mencerna kemungkinan yang terjadi. Tidak mungkin itu hanya sebuah kebetulan karena nama Ibu dan Kakak laki-laki Yohanna adalah Han Ji Na dan Henry.
Tapi dalam ingatan Jonathan, Henry hanya memiliki satu saudara laki-laki yang bernama Han Jisung. Jonathan beranjak dari tempat tidurnya berdiri di dekat jendela kamar melihat pemandangan malam di kota itu lalu memutar nomer Henry.
"Hallo… Kak, ini aku Nathan" sapanya tapi sebelum mendengar jawaban Henry dia mendengar suara lain
"Sudah pulang? Sudah makan?" terdengar sayup suara perempuan dari sisi Henry
"Apa aku menganggumu?" setelah mendengar suara yang dia kenal
"Tidak, aku baru saja sampai rumah" sahut Henry yang saat ini baru saja memasuki rumah
"Bolehkah aku mengunjungi Bibi Han besok?" tanya Jonathan
"Ibu sedang di luarkota dan baru kembali dua hari lagi, tapi kalau kamu mau datanglah besok. Jisung dan adik perempuanku ada di rumah" jelas Henry
"Adik perempuan? Aku tidak mengingat Kakak memiliki seorang adik perempuan, apakah itu pacar Jisung?" tanya Jonathan penasaran
"Ah… ceritanya sedikit rumit, besok aku akan menceritakannya padamu" kata Henry "Mungkin akan lebih baik kita bertemu lebih awal jadi aku bisa mengenalkanmu dengan adik perempuanku. Tapi sekarang kamu sudah memiliki seorang istri hahaha" lanjut Henry dengan tawa
"Sepertinya aku akan sedikit menyesal karena tidak mengenalnya lebih awal" timpal Jonathan tersenyum "Tapi mengingat istriku adalah yang terbaik sepertinya aku tidak akan pernah menyesal" lanjutnya sombong
"Tentu saja dia yang terbaik jika tidak, kamu tidak akan menikahinya di usia muda" sahut Henry
"Kakak beristirahatlah, aku akan menghubungi Kakak besok"
"Ya, aku akan mengirim alamatku melalui text. Hubungi aku jika besok kamu sempat berkunjung dan jangan lupa ajak istrimu"
"Ya, aku akan menjemputnya besok" ujar Jonathan dan memutus sambungan ponselnya, masih bertahan dengan posisinya melihat keluar jendela berbagai warna lampu kota yang tak kunjung padam.
Lalu mingirim pesan pada Tony "Kamu kembalilah ke Negara A besok, aku akan disini untuk sementara waktu"
Tak lama setelah itu terdengar ketukan pintu kamarnya, itu pasti Tony yang hendak protes karena Jonathan menyuruhnya kembali ke Negara A seorang diri.
Dengan malas Jonathan membukakan pintu kamarnya menatap wajah Tony yang terlihat cemas
"Saya tidak bisa meninggalkan Anda disini seorang diri" bantahnya
"Aku akan segera pulang setelah menjemput Istriku"
"Anda bahkan belum mengetahui dengan pasti dimana Nyonya berada" elak Tony "Bagaimana mungkin saya meninggalkan Anda dan …" lanjut Tony tapi terhenti karena suara notifikasi di ponsel Jonathan
Dengan santai Jonathan membukanya dan menunjukkan sebuah pesan masuk dari Henry yang mengirim alamat rumahnya
"Aku akan menemuinya besok"
"Saya bisa melihat anda memiliki hubungan yang baik dengan orang yang anda temui tadi, tapi saya tetap tidak bisa meninggalkan anda" elak Tony frustasi "Nona Jessi akan membunuh saya jika mengetahui saya meninggalkan anda seorang diri disini" lanjutnya terlihat pucat karena pemikirannya itu
"Jika Jessi mengamuk, katakan padanya aku akan disini untuk beberapa hari menemui keluarga istriku"
"Saya tidak bisa berbohong, Nona Jessi pasti akan langsung mengetahuinya"
"Okay, katakana padanya jika aku berkunjung ke rumah Bibi Han"
"Tapi…"
"Han Ji Na" lanjut Jonathan membuat Tony seketika diam menatapnya penasaran seolah bertanya apakah itu orang yang sama dengan data yang terakhir dia berikan kepada Jonathan tentang keluarga Yohanna yang berada di Negara K
"Harusnya kamu lebih teliti" ejek Jonathan dengan sinis
"Ini hanya sebuah kebetulan?" tanya Tony masih tidak percaya
"Bukankah kamu bisa memeriksanya sendiri"
"Saya tidak berani mengintip data pribadi sedetail itu" kata Tony ragu
"Kamu membuatku merasa gagal memimpin perusahaan ini" ujar Jonathan dan menutup pintu kamarnya kesal
Tony menggaruk kepalanya setelah melihat reaksi Bosnya, perusahaan mereka memang bergerak di bidang itu. Sistem keamanan untuk beberapa Negara maju guna menjaga keamanan Negara dan warganya.