webnovel

Kena Begal

Degup jantung Ariana semakin kencang. Sebuah papan reklame di sampingnya menyala terang yang memperlihatkan gambar dirinya sedang membawa dua novelnya yang telah rilis. Hari ini adalah acara pertemuannya dengan penggemar. Ya, semacam fanmeeting.

Ini memang bukan kali pertamanya Ariana menjadi bahan sorotan. Namun tetap saja, ia selalu gugup jika berhadapan dengan banyak orang. Ada beberapa reporter juga yang siap memotret dan menanyai tentang kejelasan novel series selanjutnya.

"Kak Ariana, apakah benar tahun ini bakal rilis series Young Rider yang ke-tiga?" tanya salah seorang reporter perempuan berambut pendek.

Ariana tersenyum simpul, "Eum, saat ini saya masih proses penulisan ya. Doakan bisa cepat-cepat rilis tahun ini."

"Kyaaa!! Semangat, Kak!" teriak penggemarnya yang senang mendengar kabar dari Ariana.

Senyum di bibir Ariana semakin mengembang. Dia jadi bersemangat setelah melihat secara langsung reaksi dari penggemarnya.

"Teman-teman, saya mau tanya. Apa sih yang sangat kalian suka dari novel Young Rider?" tanya Ariana tiba-tiba.

"Baron ganteng banget, Kak. Baron tipe idaman!"

"Baron udah buat hati meleleh, Kak!"

"Kak, aku sampai nggak diajak ngomong sama pacarku lagi gara-gara sibuk baca Baron!"

Sudah Ariana duga, bahwa Baron memang menjadi faktor utamanya.

"Kenapa? Bukankah Baron itu seperti monster? Hahaha," ujar Ariana disertai candaan garing.

"Iya, Kak. Tapi dia monster tampan yang memikat hati!"

Ariana jadi menggelengkan kepala berulang kali karena ucapan mereka. Padahal, Ariana hanya menggambarkan wajah Baron lewat sebuah tulisan, dan mereka mungkin membayangkan wajah Baron versi kesukaan mereka masing-masing. Ah, Ariana hampir lupa. Sampul buku novelnya adalah ilustrasi wajah Baron, dan ilustrasi itu adalah ciptaan Galang. Berterima kasihlah kepada Galang dengan bakat menggambarnya itu.

Tak terasa dua jam telah Ariana lalui untuk bertemu dengan para penggemarnya. Mereka meminta tanda tangan Ariana, dan tak lupa mengambil foto bersamaan dengan membawa novel 'Young Rider'.

"Terima kasih, Kak Ariana. Semoga novel yang ke-tiga makin greget si Baron!"

"Iya bener, Kak. Harus lebih hot lagi."

"Setujuu!"

Ariana mengangkat salah satu alisnya terperangah, "Greget gimana?" tanyanya kepada tiga gadis berseragam SMA. Mereka adalah penggemar terakhirnya yang masih berada di toko buku hari ini.

"Kan selama ini Baron kerjanya cuma ribut sama balapan aja, Kak. Buat dia suka sama cewek dong! Biar kita juga bisa ngerasain di sukai sama Baron. Aaaa!"

Perkataan itu membuat Ariana terkejut. Ariana tak menyangka bahwa apa yang dipikirkannya semalam terjawab begitu saja hari ini. Mengingat kata semalam, bulu kuduk Ariana sontak berdiri tegak. Dia masih teringat akan bayangan hitam yang tiba-tiba muncul dan melesat, lalu laptop yang tiba-tiba menyala dan adanya tulisan.

"Kak, kok melamun? Gimana? Mau buat karakter cewek buat Baron kan?"

"E-eh, i-iya. Tenang aja. Saya bakal buat karakter cewek greget yang bikin Baron klepek-klepek," ucap Ariana dan lagi-lagi ditanggapi dengan semangat oleh mereka.

Acara meet akhirnya terselesaikan. Hal itu membuat Ariana bernapas lega. Detik kemudian, kedua pupil nya menangkap sosok Shena dengan wajah penuh peluh. Shena adalah teman dekat sekaligus satu jurusan dengannya.

"Shen, lo kenapa?" tanya Ariana heran.

"Hah, hah.... Gue hampir aja kena begal tadi, An. Lo ke sini tadi bawa apa? Dari tadi gue chat lo nggak lo bales."

"Kena begal? Siang-siang gini ada begal?" ulang Ariana.

Shena mengangguk cepat, "Lo nggak tau ya? Oh iya, lo kan sering naik taksi. Lo belum jawab pertanyaan gue, Ariana. Tadi lo ke sini naik apa? Taksi kan?"

"G-gue bawa motor sendiri. Tuh!" jawab Ariana seraya menunjuk motor scoopy warna hitam mengkilap yang terparkir rapi di tempat parkir.

"Apa?!? Lo malam ini jangan pulang deh, nginep toko aja. Rumah lo kan jauh dari sini, An."

"Alah udah nggak papa. Jalan ke rumah gue kan rame, Shen. Lo tenang aja ya," ucap Ariana meyakinkan.

"Tapi, An...."

"Nggak apa-apa. Yuk, kita berangkat ke kampus. Jadwal kita hari ini bener jam satu siang kan?" tanya Ariana lalu dijawab anggukan kepala pelan oleh Shena.

"Oke kalau gitu kita makan dulu, habis itu ke kampus."

Mereka berdua memutuskan untuk mencari tempat makan terdekat dari kampus. Ya, biasanya di waktu siang seperti ini, stok makanan di kampus hampir habis.

Usai mereka menikmati makan siangnya, mereka pun lekas cepat-cepat pergi ke kampus. Dosen hari ini begitu killer. Ariana sampai bolak-balik maju ke depan kelas hanya untuk membenarkan revisian minggu lalu.

"Udah capek, revisian nggak selesai-selesai lagi," keluhnya seorang diri yang masih didengar oleh Shena.

Shena pun terkekeh kecil, "Hihihi. Resiko, An. Oh iya, btw kapan lo rilisin series ke-tiga Young Rider?" tanyanya.

"Gue belum tau, Shen. Gue masih di tengah jalan. Masih abu-abu," jawab Ariana seadanya.

"Emang susah ya mikir alurnya. Eumm, gimana kalau lo tambahin konflik siapa gitu yang meninggal?"

"Hmmm, menarik. Nanti gue pikirin lagi deh di rumah. Gue mau mau selesaiin revisian ini, terus pulang sebelum malem," ucap Ariana usai mendengarkan usul Shena.

Setelah mendengarkan kabar dari Shena bahwa temannya itu hampir terkena begal motor, Ariana menjadi cukup resah. Terlebih ketika dia baru saja menerima pesan dari Galang bahwa Galang lembur di tempat kerja. Ya, Galang sedang bekerja part time menjadi seorang barista di sebuah cafe.

Waktu berjalan dengan cepat. Ariana dan Shena bersamaan mengumpulkan hasil revisi yang diminta oleh dosen. Setelah selesai dengan dosen killer itu, mereka berdua melenggang pergi melewati lorong kampus untuk segera ke tempat parkir.

Beberapa kali mahasiswa di sana ada yang menyapa Ariana. Mungkin karena karier yang dimilikinya. Jujur saja, Ariana bukanlah primadona kampus dengan kecantikan bak dewi. Ariana begitu sederhana. Dia bahkan jarang memoles wajahnya dengan apapun lah itu. Rambutnya juga selalu dia ikat kuda tanpa memiliki poni. Celana jeans dan sneakers merupakan perpaduan outfit yang pas untuknya.

"Gue balik dulu, An. Lo hati-hati ya. Ya, meskipun ini baru jam tujuh malem, tapi lo harus tetep waspada," ucap Shena panjang lebar Seraya mengenakan helm.

"Iya iya. Lo juga hati-hati, Shen."

"Siap. Gue balik dulu, An!" teriak Ariana lantas melenggang pergi meninggalkan Ariana yang juga ingin cepat-cepat pulang.

Merasa sejauh ini baik-baik saja, Ariana tak lagi resah akan begal yang dikatakan oleh Shena. Ia bahkan hampir sampai di rumahnya. Namun tiba-tiba...

Grep!

Kyaa!

Sebuah tangan tiba-tiba muncul dan mendorong Ariana sampai dia terjatuh. Seketika bola mata Ariana membulat saat mengetahui ada dua pria kekar dengan smirk jahat menakutkan. Ariana pasti akan kena begal, dan dia harus melarikan diri secepat mungkin.