"Wah ... kalau mau ikatan dinas, kayaknya sangat berat Mbak," sahut Juwita.
"Ya memang berat Ta. Tapi kan nggak ada salahnya kalau kita coba," sahut Nadia.
Juwita hanya tersenyum, dalam hatinya sudah tidak begitu yakin jika harus mengincar kampus dengan ikatan dinas seperti kata kakaknya.
"Mau diterima atau tidak, yang penting ikhtiarnya dimaksimalkan dulu Dik. Saat ini ... bukan lagi waktu kita untuk bersenang-senang. Kita sudah harus mulai memikirkan tentang masa depan. Biar bagaimanapun, meski anak perempuan ... siapa tahu saja kita bisa mengangkat derajat bapak dan ibu kita," kata Nadia lagi.
"Iya Mbak ... bismillah," sahut Juwita.
"Ta ... Mbak kasih tahu tapi kamu nggak usah bilang ke bapak ibu ya," kata Nadia.
"Apa itu Mbak?" tanya Juwita.
"Mbak sebenarnya udah mau keluar dari kerjaan Mbak yang di toko komputer," kata Nadia.
"Hah? Maksudnya Mbak?" tanya Juwita.
"Ya Mbak mau fokus sama skripsi aja dulu. Mbak pinginnya tahun ini bisa segera lulus," sahut Nadia.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com