webnovel

YA!!

Bella bersahabat dengan Qori dan Rini sejak kecil. Diam diam Bella menyukai menyukai Qori yang tanpa sepengatahuannya Qori dan Rini berpacaran dibelakang. bagaimana kisah anak desa bernama Bella? Bagaimana kisah percintaan Bella selanjutnya?

Nabilla_Fitriana · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
9 Chs

Bab. 8

  "Bella ngapain ngelamun disana?"panggil Ujang sembari melambaikan tangan kepada Bella yang sedang menatap kagum air sungai.

Bella menoleh kearah Ujang, membulatkan mata. "Ujang ngapain disana. Bella mau mandi!!"pekiknya terkejut.

"Mandi kok gaya orang semedi diem begitu bukan berenang. "sahut Ujang seraya menghampiri Bella.

Bibir gadis itu memanyun. "Ga jadi deh mandinya nanti aja."gumamnya seraya berbalik menjauh dari sungai.

Ujang yang melihat Bella berjalan menjauh terheran. "Kenapa?."

"Ada anak Lutung, ntar handuk Bella dicuri. Ga bisa balik kekayangan lagi deh. "sahut Bella yang mulai menjauh.

"Yeh.. Ga cocok kamu jadi bidadari. Jadi nenek lampir cocok. "Teriak Ujang.

"Bodo amat Bella apa kata Ujang. Bella tetap jadi bidadari."sahut Bella tidak mau kalah.

"Bella ga jadi mandi?"tanya Rini yang melihat Bella kembali ketenda dalam keadaan masih sama kusutnya pada saat gadis itu bangun tidur.

Bella mengangkat bahunya. "Ada si Ujang,. Ntar handuk Bella dicuri."sahutnya sambil merengut kesal.

Rini terkekeh pelan. "Bella sih disuruh mandi cepet ga mau, kan sudah giliran anak cowok mandi sekarang. "ucapnya seraya memberikan secangkir teh hangat kepada Bella.

Bella menjatuhkan bokongnya disebelah Rini, menerima secangkir teh yang disodorkan gadis itu. Ia menyesap pelan teh hangat sembari menatap anak gadis lain yang sedang sibuk bergosip ditenda mereka masing masing.

"Rini, Qori katanya manggil Rini. "ujar salah satu gadis yang Bella ketahui bukan teman sekelasnya.

Rini menoleh kearah gadis itu, "Ohya." gadis itu terburu buru bangkit dari duduknya, kemudian berlalu pergi meninggalkan Bella seorang diri.

Bella menatap Qori dan Rini dari kejauhan. Keduanya tampak berbicara sesuatu lalu pergi berdua ntah kemana. Ia mengalihkan pandangan kedalam cangkir teh yang tinggal setengah dengan sendu. Perlahan ia mencelupkan jari telunjuknya, kemudian mengaduk ngaduk air teh itu dengan jarinya.

"Ihhhh.... Tega amat yah.."gumamnya kesal.

---

  Event yang diberikan panita menurutnya tidak ada yang menyenangkan. Dia sudah pernah melewati event event itu sebelum dikelas 2. Jadi menurutnya terlalu mudah dan membosan. Itu hanya untuknya tidak untuk siswa lain yang mengeluh.

Namun, selama Event Bella merasa kesal dengan Rini yang terus terusan menempeli kemana pun Qori pergi. Seolah olah tidak memberikannya kesempatan untuk mendekati pria itu.

Kan dia cuman mau say Hellow bukan mau jadi pelakor gaya disinetron orang ketiga.

  Mengingat sinetron orang ketiga, membuat Bella mengeram kesal. Sinetron itu seolah olah menamparnya karna sudah berniat menjadi orang ketiga.

Aish...,

Gadis itu mengerang frustasi. Ia memilih melanjutkan perjalanannya mencari seikat kayu bakar daripada menonton adegan mesra secara live. Bukannya menyentuh hati malah menyayat hati. Daripada semakin miris mending dia cari kesibukan.

Setelah mengumpulkan kayu bakar, gadis itu segera membawanya keperkemahan. Kemudian menjadi satukan kayu bakar yang diperoleh siswa lain dengan tali rapia.

Ujang menyalakan api, membakar salah satu kayu bakar hingga membara kekayu lain.

"Jang, Nitip mie yah. Bella mau mandi?"pinta Bella seraya menyerahkan mangkok plastik berisi mie itu kepada Ujang.

"Belum mandi Bel?"tanya Ujang sambil mencengir meledek.

Bella mendengus kesal. "Kulempar juga Ujang kedalam api."gerutunya yang kemudian melangkah menuju tenda mengambil handu dan baju ganti.

  Gadis itu melangkah menghampiri sungai, merendamkan diri disana berserta baju seragam pramukanya. Maniknya menatap langit jingga dengan kagum. Menurutnya tidak ada pemandangan yang indah selain menatap langit jingga dengan matahari yang berpamit pulang.

  Hari hampir gelap, segera ia membersihkan diri dengan sabun, lalu melepaskan seluruh pakaian menyisakan pakaian dalam.

Kepalanya menoleh kesana kemari, memastikan tidak ada orang yang sedang mengintipnya disana.

Ia segera melilitkan handuk dibadannya, kemudian berjalan kepinggir sungai.

Gadis itu meraih dress terusan selutut berwarna coklat dan hendak memakaikan ketubuhnya. Namun, tiba tiba suara Qori terdengar sedang memanggil namanya.

Bella menoleh keatas permukaan yang sedikit membukit, maniknya membulat mendapati Qori yang berdiri mematung disana sembari menatapnya yang hanya beralas handuk?.

"Qoriii!!"Pekik Bella yang membuat Qori tersadar dari lamunannya dan berlari sembunyi dibalik pohon besar.

"Maaf Bell.. Qori ga sengaja. Qori pikir Bella sudah selesai. Soalnya kata Ujang Bella udah lama pergi mandi dan belum balik balik." ucap Qori sambil tergugup. Ini pertama kalinya ia menatap tubuh indah Bella, walaupun selama ini mereka tetap bersama

Bella tidak pernah memperlihatkan kaki jenjang atau bahu mulus gadis itu. Bella selalu menyembunyikannya dibalik baju lengan panjang dan celana training rumah.

Seingatnya ia pernah melihat tubuh telanjang Bella disaat mereka kecil, itu pun dulu. Dan sekarang Qori hampir lupa bagaimana bentuknya.

Dan ini kali pertamanya. Wajah Qori memerah padam. Pikirannya masih terbayang bayang kaki mulus dan bahu mulus milik Bella, yang diakui terlihat  putih dan lembut.

"Qori jangan ngintip lagi yah."Cicit Bella menahan malu. Wajahnya sudah memerah padam. Ia tidak bisa membayangkan Qori sudah melihat tubuhnya yang lain selain wajah dan rambut. Meskipun tidak sengaja ia cukup tidak punya muka untuk bertemu langsung dengan pria itu.

"Iya Qori janji kok. Qori ga akan ngintip."sahut Qori sambil tergugup.

Bella melangkah menjauh dari sungai, menghampiri Qori yang sedang bersembunyi dibali pohon.

"Janji yah Qori?"pintanya sembari menahan malu.

Qori terkejut, pria itu melirik kekiri kekanan seraya menghindari tatapan Bella. "Iya Qori janji."sahutnya pelan terdengar seperti bisikan.

"Ya sudah ayo ketenda. "ajak Bella yang lebih dahulu melangkah meninggalkan Qori yang tengah termangu disana.

Pria itu menundukkan wajahnya, maniknya melirik arah sungai tempat dimana ia tanpa sengaja melihat Bella hanya memakai handuk.

Bibirnya mengatup rapat membentang membentuk garis lurus dengan wajah yang sudah memerah padam.

"Kenapa Bella seindah itu?"gumamnya malu.

---

  Bella menghampiri Ujang yang tengah duduk ditenda sembari memainkan gitar. Tanpa permisi gadis itu menjatohkan bokongnya tepat disamping pria itu, lalu menyandarkan seluruh tubuhnya dibahu pria itu juga.

Ujang menghentikan jemarinya seraya menoleh kearah Bella. "Jangan nempel nempel nanti cewe cewe pada enggan mendekat."gumamnya sambil menggoyangkan bahunya tempat kepala gadis itu bersandar.

"Bentar Ujang pala Bella lagi muter."sahut Bella kesal. Pria itu tidak ada henti hentinya mencari masalah.

"Lah kenapa muter?"

"Tau. Sekarang aja Bella ngeliat Ujang gaya kebalik gitu. Kepala dikaki, kaki dikepala."timbal Bella sembari memukul pelan kepalanya.

"Yehh,.. Nih anak emang. "

"Makan mie nya dulu gih. Udah ngembang tuh gaya bu Ratna."titah Ujang seraya memberikan semangkuk plastik berisi mie punya Bella.

Bella menatap mie itu tanpa niat mengambil. "Ujang tolong suapin donk "pintanya dengan manja.

"Ampun dah Bella. Kamu selalu nyusahin emang. "geram Ujang seraya menaruh gitarnya disamping, lalu mengaduk kuah mie dengan sendok garpu.

"Aaa... Buka mulutnya."Titah pria itu seraya menyodorkan mie kebibir Bella.

Bella mengangkat sedikit kepalanya dari bahu Ujang, kemudian melahap mie buatannya sendiri itu hingga habis dengan bantuan Ujang.

  Tanpa ia sadari, sepasang mata menyalang menatap kearahnya. Ada kilatan amarah dan juga cemburu disana.

---