webnovel

25

25. Persiapan Festival penyambutan

Kei merasa bosan karna menunggu Vien. Ia bisa merasakan hawa kehadiran seseorang dalam jarak satu kilo meter sekarang, lagi pula setelah ia menjadi Raja Iblis Kei juga merasakan kalau ia bisa melebarkan persepsinya hingga ke seluruh alam Iblis. Jadi dia tau kalau Vien tidak pergi terlalu jauh darinya. Lalu seseorang datang dan menunjukkan kepadanya sebuah kamar mandi. Lebih tepat di sebut sebuah ruangan besar dengan kolam berenang. Kei menyentuh suhu air dengan ujung jarinya.

"Apakah aku harus berenang?"

Iblis yang menemaninya hanya mengangguk pelan. "Ya, Yang Mulia."

"Apakah itu cukup dalam? Meski aku tidak terlalu mengingatnya, samar-samar aku merasa kalau aku punya kebiasaan mandi saat dalam bentuk Fenrir." Ujar Kei pelan.

Iblis yang menemani Kei adalah salah satu Iblis yang melihat bentuk serigala Iblis Kei. Ia agak bingung mengapa Kei mengakui kalau dirinya adalah Fenrir. "Mungkin tidak cukup jika Anda mengenakan ukuran tubuh asli Anda Yang Mulia. Perkecil saja agar Anda merasa nyaman."

Kei tidak mengatakan apa-apa, ia hanya melompat ke dalam air setelah ia berubah ke bentuk serigala hitam yang besar. Tentunya setelah ia menyesuaikan ukuran sehingga agak kecil.

Air kolam itu hitam, tapi tidak menjijikan, seolah hitam itu adalah warna alaminya. "Tapi mengapa airnya hitam?"

"Alam Iblis telah lama di kontaminasi oleh Dark abyss yang berada tepat di tengah alam Iblis. Pada awalnya kita adalah manusia dan beberapa Monster biasa yang terkontaminasi asap dari Dark abyss. Asap itu mengubah kita semua menjadi Iblis. Semakin banyak korban yang terkontaminasi di masa itu lalu muncullah seseorang dengan gelar Raja Iblis. Semua Iblis yang menyebar kembali ke pusat Dark Abyss untuk mengikuti Raja mereka. Lalu di bentuklah alam Iblis. Dengan perbatasan-perbatasannya. Manusia atau monster tidak bisa tinggal terlalu lama di tempat ini. Kecuali mereka memiliki keterkaitan dengan kegelapan." Ujar Iblis itu.

"Cerita yang bagus, tapi mengapa sekarang air kolam ini menjadi jernih?" Kei bertanya lagi.

Air kolam tempat Kei berenang telah berubah jernih, akibat kemampuan pasif Kei untuk menyerap kegelapan. Tapi itu adalah salah satu kemampuan baru yang bahkan ia tidak ketahui. Iblis yang tadi mendongeng terkejut. Dalam sekejap mata air hitam itu telah kembali ke warna asalnya!

"Apakah ini buruk? Mengapa kamu terlihat ketakutan?" Kei bertanya dengan kebingungan.

Dengan lengan gemetar si Iblis itu menyentuh air itu dengan tangannya. Itu sama sekali tidak melukainya. Bahkan masih ada kandungan kegelapan di dalamnya. Namun entah bagaimana bisa menjadi jernih.

"Ini berita baik Yang Mulia. Dunia Iblis telah lama lupa bagaimana warna air yang seharusnya. Saya terlalu senang saat melihat warna lain selain kegelapan."

"Begitukah? Ku Pikir Iblis seharusnya menyukai warna gelap." Ujar Kei.

"Bagaimanapun juga kami bukan Iblis murni Yang Mulia. Semua terjadi bukan atas kehendak kami. Kami adalah mahluk yang terkontaminasi energi Iblis dari Dark Abyss. Beberapa dari kami masih memiliki darah Monster atau manusia yang kental, namun di sinilah tempat kami berada. Alam Iblis adalah rumah kami."

"Sepertinya kamu tau banyak tentang Alam Iblis dan sejarahnya. Siapa namamu?" Kei bertanya dengan rasa ingin tau.

"Saya Dionar Yang Mulia."

Kei mengangguk-angguk. Dionar menyenangkan saat di ajak berbicara dan Kei menyukai hal-hal berbau sejarah ini. Rasanya agak unik, ternyata Iblis di alam Iblis tidaklah sekejam atau semenakutkan Iblis yang Kei ketahui di kehidupan sebelumnya.

Note: ingatan Kei tentang kehidupan lalu tidak dapat di pengaruhi oleh mantra. Artinya ingatannya tentang kehidupan lalu masih ada.

"Lalu kalau semisalnya kalian di murnikan apa yang terjadi?" Tanya Kei.

"Dimurnikan?"

"Ya, seluruh alam Iblis di terangi oleh lingkaran cahaya suci untuk menghilangkan seluruh kegelapan." Tanya Kei. Kei tak tau bagaimana melakukan sihir itu, tapi ia merasa ia bisa melakukannya.

"Tidak tau, tapi ratusan ribu tahun telah berlalu dan alam Iblis kini juga sudah sepenuhnya menjadi rumah bagi kegelapan. Kami tak yakin kami bisa melakukan sesuatu di bawah cahaya suci. Bahkan ada kemungkinan kami semua tiada karnanya." Nada bicara Dionar agak sendu.

Namun Kei segera berkata. "Tak apa, dunia ini luas. Ada cahaya maka ada kegelapan. Aku memang bisa melakukan sihir cahaya, tapi aku rasa itu tidak di perlukan. Ada kalanya kegelapan itu harus di biarkan ada. Kalau tidak, dunia ini takkan lagi menarik bukan?"

"Yang Mulia!" Dionar agak terharu dengan kalimat Kei. Terutama dua kalimat terakhir.

Kalimat itu menggema di pikiran Dionar seperti mantra. 'Ada kalanya Kegelapan itu harus di biarkan ada. Kalau tidak, dunia ini takkan lagi menarik bukan?'

'Yang Mulia, mulai saat ini engkaulah Iblis panutanku!' Dionar berujar dengan semangat dalam batinnya.

Kei tidak yakin mengenai gelar Raja Iblis ini. Ia merasa kalau seharusnya ia bukan Raja Iblis. Tapi melihat semua Iblis yang melihatnya menghormatinya, ia pikir kalau dirinya memang Raja Iblis. Sebagai Raja Iblis ia harus membantu para Iblisnya untuk berkembang. Mungkin saja kegelapan adalah bagian dari Iblis, tapi mereka membutuhkan beberapa penyesuaian. Tak semua Iblis mampu bertahan di bawah tekanan Asap hitam dari Dark Abyss.

"Dionar, apakah Dark Abyss itu masih ada hingga kini?"

Mendengar namanya di panggil membuat Dionar sangat senang sekali. Ia segera menjawab pertanyaan Kei. "Ya, Yang Mulia! Dark Abyss masih ada dan mengelilingi istana Iblis. Di tahun-tahun tertentu ia akan menguat dan melemah, tapi tidak pernah menghilang. Ini adalah aura ikonik yang di pancarkan dari penjuru istana Iblis. Dark abyss takkan meninggalkan alam Iblis selama Raja Iblis tidak meninggalkan alam Iblis."

Kei mengangguk-angguk. Serigala Iblis itu berenang lebih dalam seolah mencari sesuatu. Ekspresinya agak kecewa saat ia tidak menemukan yang ia cari. Tapi dia sendiri bahkan tak tau apa yang dia cari. Ia hanya mengikuti perasaan familiar yang di berikan ingatan samarnya.

"Berikan aku pakaian baru." Serigala Iblis muncul ke permukaan air dan segera mengatakan keinginannya.

Dionar dengan segera mengambilkan pakaian yang sudah di siapkan oleh Hebariest untuk festival penyambutan. Kei merubah tubuhnya menjadi asap hitam dan memasuki pakaian untuk berpakaian tanpa terlihat oleh Dionar. Ini salah satu kemampuan pasif yang muncul setelah ia mendapat gelar Raja Iblis.

"Dimana Vien?" Kei bertanya saat ia telah mengenakan pakaian lengkap.

"Yang Mulia Ratu mungkin sedang bersiap juga. Bagaimanapun juga beliau adalah sosok yang akan berdiri di sisi Anda. Meski kami semua akan menghormati dan mematuhi Anda, Yang Mulia Ratu masih harus berjuang sedikit lebih keras untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat." Ujar Dionar segera.

Kei hanya mengangguk-angguk. "Ngomong-ngomong, aku merasakan beberapa Monster berada di tepian alam Iblisku. Kira-kira apa maksud kedatangan mereka?"

"Saya tidak tau itu sama sekali Yang Mulia, tapi mereka tidak bisa memasuki alam Iblis untuk saat ini. Hingga festival penyambutan Anda berakhir. Tuan Besar Hebariest yang mengaturnya agar tidak ada yang mengganggu hari besar ras Iblis." Jawab Dionar.

"Siapa itu Hebariest?"

Dionar segera mengingatkan. "Itu adalah Iblis besar yang mengantar Yang Mulia Ratu."

Kei mengangguk paham, ia mengingat Pria Iblis yang sepertinya tidak di sukai Vien.