webnovel

15

15. Kei dan Sherina.

Di tengah malam yang gelap dan dingin. Rambut perak dua orang bergoyang mengikuti gerakan pemiliknya. Desingan angin dan dentingan pedang mengiringi setiap pergerakan mereka. Sherina memiliki beberapa bulir keringat di dahinya. Pedangnya memiliki kilap yang berkerlip dalam gelap.

Setiap kali pedang es milik Kei harus patah karna pedang Sherina. Karna terus terpukul mundur oleh permainan pedang Sherina, Kei sengaja menambahkan beberapa jurus serangan tersembunyi. Sayang sekali Sherina adalah Kakaknya dan usianya lebih tua darinya. Yang artinya pengalamannya lebih banyak dan Kei kalah dalam hal ini.

"Ahh! Goblok lu! Nggak ngotak banget! Ada apaan sih!?" Kei kesal karna Sherina terus saja memojokkan dirinya. Lalu tidak memberinya jeda sejenak bahkan untuk bernafas.

Belum lagi ini tengah malam!

Sepasang mata biru milik Sherina memancarkan cahaya dingin yang seperti es. Ini menandakan wanita itu sedang serius. Kei akan tertebas jika saja ia tak memunculkan cakarnya secara tiba-tiba.

'Ting!'

Sherina menekan pedangnya. Namun sayang, Cakar Fenrir lebih kuat dari pedang itu. Pedang itu melambung. Saat Kei pikir ia akan tenang karna Sherina tanpa pedang takkan bisa menyakitinya, ternyata Sherina malah mengeluarkan tiga pedang lainnya.

"Bangsat! Emang lu pikir elu Roronoa Zoro apa hah!" Kei sekali lagi memaki.

Sialnya Sherina benar-benar menggunakan pedangnya seperti gaya Roronoa Zoro. Pakaian Kei di buat tercabik olehnya. Padahal itu favoritnya. Jarang-jarang si Vien bikinin dia pakaiankan, malah di rusak pula sama si lampir ini.

"Heh, Pret, Lu mau mutilasi gua hah?!" Akhirnya Kei memutuskan untuk berubah ke bentuk Fenrir dengan ukuran sesungguhnya, lalu menahan tubuh Sherina di bawah Cakarnya. Tentunya setelah ia menyingkirkan tiga pedang di tangan Sherina.

Sayangnya bukan Sherina namanya jika ia menyerah begitu saja. Sherina segera menghilang lalu tiba-tiba muncul di atas kepala Kei dengan tendangan yang di jatuhkan dari atas. Kecepatan tendangan itu membuat Kei jatuh dengan rahang menghantam tanah.

Mau ia memaki sehina apapun, mau ia marah atau menyerang sekuat apapun, Sherina pasti saja berhasil menghindar. Akhirnya Kei memutuskan untuk menggunakan jurus terbaru yang ia latih diam-diam. Ia menamai jurus itu dengan nama. 'Melempem Apem'

Pertama-tama ia berubah ke bentuk yang agak kecil hingga seukuran Anjing. Lalu mengisi penuh masa tubuhnya dengan angin sehingga perutnya akan menggembung seperti balon. Tapi tidak meletus atau membal seperti bola basket. Ini lebih mirip Squisy yang kalau di remas sekeras atau selembut apapun bakal balik lagi ke bentuk semula. Jurus ini memungkinkan Kei tidak terluka sama sekali.

Mood Sherina yang awalnya burukpun mulai naik saat Adiknya berubah seperti Squisy. Sayang sekali efek sampingnya adalah jurus ini membuat Kei bertahan di bentuk Squisy hingga satu jam.

"Wahai Sherina Kakakku yang baik cantik dan imut kaya Barbie, tolong katakan apa salah diriku yang hina ini?" Kei bertanya saat Sherina meremas wajahnya.

"Apa yang kamu lakukan sampai Vien menangis setibanya di kamar penginapan?"

"Menangis kenapa? Dia nggak sakit?" Kei bertanya dengan sedikit rasa khawatir.

"Ayo katakan yang sebenarnya! Kamu ngga berbuat hal yang tidak senonoh bukan?" Sherina bertanya lagi saat Kei di gulung-gulung olehnya.

"Emang gua bisa ngapain coba? Kutukan guakan belom lepas njing! Bernafsu aja nggak gua!" Ujar Kei kesal.

"Mulutnya..." Sherina menarik moncong serigala kecil ke depan.

Dan Kei si Serigala Squisy itu hanya pasrah saja. Sherina kembali bertanya. "Benar kamu tidak jahat pada Vien?"

"Nggak... Sumpah! Kalau bohong seluruh bulu perak gua berubah jadi hitam!" Kei berujar dengan cakar terangkat.

Sherina duduk di salah satu batu besar yang ada di tempat itu. Lalu mulai meremas wajah Kei. Lalu Kei menceritakan semuanya mulai dari mereka ke Padang bunga kecil. "Memangnya apa yang bakalan ngga Kei mengerti?"

Kei bertanya lagi setelah memperhalus kata-katanya. "Hehehe, jadi begitu masalahnya. Terus Kei, kamu beneran ngga apa-apa kalau Vien yang mematahkan kutukan?"

Serigala kecil (Squisy) Kei mengangguk. "Meskipun Vien itu Betina laki-laki?"

Kei memberikan Anggukan lagi.

"Meskipun Vien lebih tua?"

Lagi-lagi Kei mengangguk. Sherina mengusap kepala berbulu serigala kecil itu. "Bagus kalau begitu, satu pertanyaan lagi. Siapa Zora dan sedekat apa hubungan kalian berdua?"

"Kita memang dekat, tapi itu kan di masa lalu. Dari pandangan matanya si Zora itu suka sama Kei, tapi Kei tidak ingin di kecewakan untuk yang kedua kalinya. Jadi Kei tidak menanggapi perasaannya." Ujar Kei.

Sherina merasa menangkap sesuatu dalam kalimat Kei. "Tak ingin di kecewakan?"

"Sebagai Sherin kamu juga pasti tau kalau Kei ini sering di kecewakan dalam hubungan cinta. Jadi Kei tidak ingin serius. Kei lebih suka menjelajah untuk melihat-lihat dunia luar yang baru dan asik ini. Tentunya setelah kita membebaskan Ayah."

Sherina mengangguk-angguk. Di hari saat mereka sekeluarga mati, Kei memang sedang patah hati. "Lalu jika seandainya ada seseorang yang tulus mencintai Kei dan dia berhasil membuat Kei berharap kembali akan cinta, apakah Kei masih ingin menjalin kembali hubungan itu?"

Kei tak sadar kalau Sherina sekarang sedang bertanya titik kunci untuk memecahkan kutukan Kei. Kei segera menganggukkan kepalanya. "Hehehe... Sebenarnya sejak dulu Kei sudah membayangkan bakalan punya istri kecil yang penurut dan baik. Penyayang dan perhatian. Meskipun begitu dia posesif. Gimana ya, lembut tapi posesif, terus kalau bisa sih, dia lebih banyak tau soal dunia asing ini di banding Kei."

Setelah Kei selesai bercerita segala unek-unek di hatinya, ia baru sadar kalau ekspresi senang Sherina agak menyeramkan. "Kenapa?"

Sherina menggelengkan kepalanya. "Nggak apa-apa. Oke, Kei kembali sendiri ya. Kakak mau tidur syantiq, udah malam!"

Sherina sudah terbiasa memperlakukan Kei sebagai Adiknya dan mengakui dirinya sebagai Kakak bila di depan Kei. "Hilih, Kikik mii tidir syintiq, idih milim. Tai lu tidur syantiq, ini juga udah mau pagi. Giliran ganggu tidur gua aja, lu ga ingat ini masih malam. Cewe Kampret!"

Serigala perak itu mengumpati Sherina. Sherina sudah terlampau senang hingga tak lagi memperdulikan Kei. Perlu diingat, Kei saat ini masih dalam bentuk Squisy!

Kei masih berpikir untuk melepaskan diri dari bentuk ini. Karna masih ada tiga puluh menit sampai Kei kembali ke bentuk semula. Kei mencoba berubah ke bentuk humanoid. Seperti saat ia masih kecil, sekeras apapun ia mencoba Kei tak bisa berubah ke bentuk lain. Termasuk mengubah ukuran tubuh Serigalanya.

Kei mendengar gemerisik semak serta pepohonan yang bergoyang. Telinganya terangkat dan setiap pergerakannya masuk ke mode waspada. Keipun mencoba mengeluarkan cakarnya, sayang sekali karna cakarnya itu juga berubah seperti Squisy.

Kei pikir ia harus mengatur lagi jurus ini agar lebih sempurna di lain hari.

Dengan melangkah pelan, Kei mendekati pepohonan. Lalu tiba-tiba ada sosok hitam yang bergerak cepat menghantam Kei. Kei yang di timpa menjadi penyet seperti karakter kartun. Namun karna teksturnya yang seperti Squisy, orang yang tak sengaja menimpanya ini merasa nyaman berbaring di atas tubuhnya.

Dari aroma yang Kei cium, orang di atasnya ini sedang terluka. Ada bau darah dan beberapa bau herbal di tubuh orang ini. Kei tak bisa memeriksanya bahkan jika dia sangat ingin. Kei harus berubah ke bentuk humanoid terlebih dulu. Untuk itu, ia perlu menunggu beberapa menit lagi.