webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · สมัยใหม่
Not enough ratings
409 Chs

Under The Marseille Sun 4

Keesokan harinya, Esmee bangun terlebih dahulu. Ia menyingkirkan kaki Luca yang ada di atas kakinya lalu beranjak dari tempat tidur. Esmee mengenakan piyamanya dan berjalan keluar kamar sementara William dan Luca masih tertidur lelap.

Esmee melangkah menuju dek sambil memeluk badannya. Ia menghela nafas panjang ketika melihat cahaya matahari yang masih malu-malu menampakkan dirinya. Meski baru tidur kurang dari lima jam, namun Esmee sama sekali tidak mengantuk ketika melihat pemandangan pagi di tengah lautan dari atas kapal yang bergerak pelan.

"Selamat pagi, Madame Louise," sapa Kapten Ahmed.

Esmee tersenyum menanggapi sapaan Kapten Ahmed. "Kau bisa memanggilku Esmee."

"Esmee," ujar Kapten Ahmed.

Esmee tertawa pelan. "Begitu lebih baik."

Kapten Ahmed mengalihkan perhatiannya ke arah lautan. Ia berjalan ke ujung dek lalu memejamkan matanya. Esmee mengikuti langkah Kapten Ahmed. Ia sedikit keheranan melihat Kapten Ahmed yang memejamkan mata sambil merentangkan kedua tangannya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com