webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · ชีวิตในเมือง
Not enough ratings
409 Chs

Sneak Out 9

Julius membawa Alberto ke kamar William. Alberto menjadi semakin gugup ketika ia bertemu pandang dengan penjaga yang kemarin berdiri di depan kamar William.

"Apa yang mau Anda tanyakan?" Tanya Alberto takut-takut.

"Selain mengantar makanan apa yang kau lakukan bersama William kemarin?" Julius balik bertanya pada Alberto.

Alberto mencoba untuk tetap tenang. Ia mengangkat bahunya. "Aku tidak melakukan apapun selain menemaninya bermain catur."

"Penjaga bilang kau menghabiskan dua jam di kamar ini. Selain bermain catur, apalagi yang kalian lakukan?" Julius kembali bertanya dengan wajah serius.

"Hmmm…mengobrol, minum wine, hanya melakukan hal-hal biasa. Memangnya kau pikir apa yang aku lakukan di sini? Aku tidak menjual tubuhku pada pria," ujar Alberto.

"Jadi kau menjual tubuhmu pada wanita?" Sahut Julius.

"Itu juga tidak. Aku benar-benar hanya bekerja sebagai Pelayan di hotel ini," timpal Alberto sambil memasang wajah yang sedikit masam.