webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · ชีวิตในเมือง
Not enough ratings
409 Chs

French Riviera 1

Kate dan Lucio memperhatikan titik merah pada laptop Lucio yang menandakan posisi Luca dari jam tangan pintar yang ia gunakan. Wajah Kate terlihat kesal karena kini ia melihat Luca sedang dalam perjalanan menuju bandara yang digunakan untuk pesawat-pesawat charter atau pribadi. Berulang kali Kate mendengus kesal. "Seharusnya aku bisa ikut bersama mereka kalau saja Mateo tidak mengacau."

Lucio tertawa pelan menanggapi ucapan Kate. "Salahmu sendiri yang selalu membuat masalah. Tapi setidaknya sekarang kau sudah menyingkirkannya dan kau bisa bertindak bebas tanpa khawatir diganggu lagi oleh Mateo."

Kate menggebrak meja yang ada di hadapannya sambil mendengus kesal. "Brengsek! Aku benar-benar kesal pada Mateo. Dia mengacaukan semuanya."

"Hmm, sejujurnya kau sendiri juga punya andil dalam kekacauan yang sudah kau buat," sahut Lucio.

Seketika Kate menepuk lengan Lucio. "Tutup mulutmu!"