webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · ชีวิตในเมือง
Not enough ratings
409 Chs

Adaptation 12

Esmee melenguh pelan sambil meraba-raba meja kecil yang ada di sebelah tempat tidur ketika ia mendengar suara dering telponnya. Setelah berhasil meraih ponselnya, Esmee menyipitkan matanya untuk melihat nama seseorang yang menghubunginya.

"Siapa yang menghubungimu pagi-pagi begini?" tanya William dengan mata yang masih terpejam dan memeluk Esmee.

"Juli yang menghubungiku," jawab Esmee. Ia pun segera menjawab panggilan tersebut.

"Esmee!" seru Julia begitu Esmee menjawab teleponnya.

"Ada apa, Juli?" tanya Esmee.

"Maaf mengganggumu. Tapi aku perlu tambahan orang di dapur untuk shift pertama. Randulf dipanggil ke sekolah anaknya. Dia berjanji akan datang pada shift kedua. Kau bisa menggantikannya, kan?"

Esmee menghela nafas panjang.

"Setelah shift pertama kau kuberikan off selama satu hari. Bagaimana?" bujuk Julia.

"Hmm, baiklah. Aku akan datang sebentar lagi," jawab Esmee.

Selanjutnya Esmee bisa mendengar Julia yang menghela nafas lega. "Aku tunggu secepatnya."