webnovel

Part 12: Meneruskan Perjalanan

Saat Kael melangkah turun dari puncak, ia merasa penuh semangat dan energi baru. Suara lembut dalam dirinya berkata, "Kael, kamu telah membuktikan kekuatanmu untuk menemukan kedamaian dalam diri meskipun di tengah badai emosi. Sekarang, saatnya untuk meneruskan perjalananmu dan membagikan hikmah yang kamu peroleh."

Kael menjawab dengan penuh tekad, "Aku ingin membantu orang lain menemukan kedamaian seperti yang aku temukan. Bagaimana aku bisa melakukannya?"

Suara dalam dirinya menjelaskan, "Pertama, terimalah bahwa setiap orang memiliki perjalanan mereka sendiri. Jadilah telinga yang baik untuk mendengarkan dan bahu yang siap untuk mendukung. Berbagilah cerita perjalananmu, termasuk tantangan dan pelajaran yang telah kamu dapatkan."

Saat Kael melangkah lebih jauh, dia bertemu dengan seorang pendaki yang tampak kebingungan. Dengan senyuman ramah, Kael bertanya, "Apakah ada yang bisa aku bantu?"

Pendaki itu merasa lega melihat ada seseorang yang bersedia mendengarkan. Ia menceritakan kebingungannya dalam menemukan jalan yang benar. Kael mendengarkan dengan penuh perhatian dan kemudian berbagi cerita tentang perjalanannya menuju kedamaian.

Kael berkata, "Aku juga pernah merasa kebingungan dan ragu-ragu di perjalanan ini. Namun, aku belajar bahwa penting untuk percaya pada diri sendiri dan mengatasi rasa takut. Ketika kita mendengarkan hati dan pikiran kita dengan bijak, jalan akan terbuka."

Pendaki itu tersenyum, merasa terinspirasi oleh kata-kata Kael. Mereka berpisah dengan penuh semangat. Saat Kael meneruskan perjalanan, suara dalam dirinya berkata, "Kamu telah memulai dengan baik, Kael. Teruslah menjadi cahaya dan inspirasi bagi mereka yang mencari kedamaian."

Kael merasa bahagia bisa membantu orang lain menemukan jalan mereka. Saat ia berjalan lebih jauh, ia mendengar suara gemuruh air terjun yang deras. Ia mengikuti suara itu dan tiba di tepi sungai yang indah.

Suara dalam dirinya berkata, "Air mengalir dengan bebas, tanpa perlawanan. Begitu juga dengan emosi. Biarkan emosimu mengalir, jangan tahan atau hambat. Tetapi ingatlah untuk tidak terbawa arus yang menghancurkan."

Kael mengamati air sungai yang mengalir tenang. Ia merasakan getaran emosi yang datang, tetapi kali ini ia merespons dengan tenang. Ia membiarkan emosi itu mengalir seperti air sungai, tanpa membiarkannya mengendalikan dirinya.

Saat matahari terbenam, Kael menemukan tempat untuk berkemah. Ia merasa damai dalam tidurnya, mengetahui bahwa perjalanannya masih panjang, tetapi ia telah menemukan alat yang kuat untuk menghadapinya: kedamaian di dalam dirinya.