webnovel

Ayah sangat marah

"Maafkan aku ayah..."

"plak...!" tampar dirinya di pipiku, dia berusaha menginjak tubuhku atau bahkan bisa saja dia menendang ku.

"Dasar anak sialan!" hardiknya, aku hanya diam dan terus saja berkata maaf kepadanya.

pada akhirnya emosi ayah sedikit meredah, "Kamu tetap harus melanjutkan sekolah."

"Baik, aku mengerti ayah."

gimana kabarnya ya?

apakah dia juga dipukuli orang tuanya, aku harus menemui orang tuanya dan meminta maaf karena sudah merusak anak perempuan mereka.

"Iya, aku malahan sekarang sedang mengobati memar di pipiku." ucapnya lewat telepon.

"Maaf... ini semua salahku."

"Tidak juga, ini juga salahku. aku yang menggoda mu, dan berakhir dengan malam yang indah." ucapnya sambil tertawa ditelepon.

"Perkenalkan nama saya Roy, saya datang kesini bermaksud untuk meminta maaf atas apa yang saya lakukan kepada anak perempuan anda, mungkin ini sangat menyakitkan untuk bapak-ibu."

Ucapku terus menunduk tanpa pernah memandangi orang tuanya.

"Memang benar. Kamu menghancurkan harapan kami kepadanya, kamu merusaknya bahkan secara tak langsung kamu mengotori nama keluarga kami. Tiada maaf bagimu dan bagi anak kami, kalian coreng kotoran sapi di dahi kami."

Pada dasarnya aku yang harus disalahkan, aku yang telah melakukan keburukan kepadanya, "Ayah akan mencabut hak yang telah ayah berikan kepadamu laila, Sekarang yang bertanggung jawab mengurusi dirimu adalah dia."

Sekitaran sebulan lebih, setelah kejadian itu. aku dan dia hidup sebagai suami istri. Kini dia tinggal di apartemenku karena apartemen miliknya sudah diambil oleh ayahnya.

Ayah ku masih marah, namun setidaknya dia masih meneleponku dan menanyai kabarku, dan aku baru tahu bahwa sebenarnya dia...

"Kamu bangun pagi sekali sayang?" tanyaku, memeluk tubuhnya, dia yang selalu terbangun pagi menyiapkan sarapan untuk kami, "Tugas nya udah?" tanyaku lagi, "Aku pergi dulu ya sayang!" ucapnya sembari memasuki sepatu kerjanya dan keluar dari apartemen dengan tergesah-gesah.

"Berdiri!"

"SELAMAT PAGI BU!"

ya inilah yang aku katakan, bahwa ia adalah seorang guru disekolah ku, dia baru saja lulus tes dan kemudian ditempatkan di sekolah ku.

"Bu laila, rumah ibu dimana? kalau boleh bisa adain pelajaran tambahan gak?"

Mati aku!

apa yang akan kamu jawab sayang?

mudah-mudahan dia menolak permintaan dari muridnya itu.

"Ahahaha... rumah ibu jauh, kalau ibu membuka les, mungkin kalian harus menginap dirumah ibu, soalnya kalau pulang pergi menghabiskan 6 jam perjalanan."

Ya! mantap sayang, penolakan secara halus adalah keahlian mu, inilah yang aku suka dari mu.

"Kamu udah pulang sayang?"

"kamu lagi ngapain?"

"Yaaaa... aku sedang berusaha membuat sarapan dengan penuh rasa cinta didalamnya." ucapku tersenyum kepadanya.

"sayang tampar aku dong."

"Kamu demam?"

"tidak."

"terus Kenapa kamu meminta hal yang mengerikan!"

"Aku suka disaat kamu menamparku dijembatan itu"

"masokis." ujarku kepadanya dan dengan cepat berlari darinya.

malam hari apa yang harus aku ceritakan?

tidak ada sih.

dipagi hari entah kenapa, tepatnya hari sabtu dia uring-uringan, awalnya aku pikir dia sedang datang bulan.

namun, pada akhirnya dia mulai memukuli ku dan mengatakan bahwa aku ini jahat.

entah apa yang aku perbuat padanya, aku tidak tau!

"kenapa sih?"

"Aku liat SMS di hp mu, Namanya Elizabet mengatakan bahwa dia mencintai mu. kamu mau menduakan aku kan?

JAHAT! padahal aku selalu berusaha menjadi istri yang baik, kamu JAHAT!"

ku peluk dirinya, dan aku katakan bahwa aku sama sekali tidak ada maksud untuk menyelingkuhi dirinya.

"Dada bidang mu sungguh nyaman."

"lebih nyaman dada mu."

"MESUM!"