Bahan-bahan makanan yang telah datang, Shirou dan lainnya langsung menyalakan kompor yang telah disiapkan di setiap meja makan milik mereka. Setiap daging dimasak dengan baik oleh Shirou, setelah daging matang, Shirou membagikan daging-daging itu dengan cakupan yang sama untuk mereka bertiga. Shikaku dan Shikamaru tidak banyak protes tentang hal ini karena semua yang mereka makan juga adalah berkat Shirou yang membayar.
Shirou yang tidak berniat untuk berbicara makan dengan tenang sedangkan Shikaku dan Shikamaru kadang-kadang berbicara membahas sesuatu terkait masalah permintaan Shirou sebelumnya. Shirou sebenarnya bisa mendengar pembicaraan itu, tetapi karena ingin memberikan privasi kepada mereka, Shirou memberikan sebuah ruang tertutup di sekelilingnya untuk menutup semua pembicaraan yang dilakukan diluar.
"Shikamaru, kalau menurut ayah, lebih baik terima tawaran dari Shirou-sama" Kata Shikaku dengan nada serius.
Shikamaru mengangkat keningnya "Kenapa saya harus menerima tawaran dari paman itu, Ayah? Di terlihat seperti seorang warga sipil biasa" Kata Shikamaru sambil menatap Shirou yang makan dengan santai.
"Jangan tertipu dengan penampilan Shirou-sama, Shikamaru. Jika membandingkan kekuatan, Bahkan Sandaime-sama tidak memiliki hak untuk berbicara masalah kekuatan dengan dirinya" Kata Shikaku.
Mata Shikamaru terbuka lebar "Paman ini lebih kuat dari pada sandaime-sama? Apa Ayah berbohong?" Pikir Shikamaru sambil menatap kembali ke ayahnya "Apa ayah tidak bercanda?" Tanya Shikamaru.
Shikaku menggelengkan kepalanya "Ayah tidak berbohong Shikamaru. Bahkan jika Shirou-sama memberikan tawaran ini kepada Ayah, Ayah pasti akan mengambil tawaran ini dan ingin menjadi murid dari Shirou-sama. Bahkan Sandaime-sama iri terhadap dirimu yang akan menjadi murid dari Shirou-sama" Kata Shikaku dengan nada serius.
Shikamaru menatap ke arah Shirou dengan tatapan tidak percaya karena dia merasa bahwa orang yang di depannya ini hanya seperti orang biasa. Melihat tatapan dari Shikamaru, Shikaku menghela nafas "Kamu pikirkan saja terlebih dahulu masalah ini, Shikamaru. Ayah tahu bahwa kamu bisa memilih pilihan terbaik, dan juga Ayah tidak akan memaksamu jika memang kamu tidak menyukai hal tersebut. Ngomong-ngomong, untuk sekarang lebih baik kamu pikirkan dan ikut besok bersama Ayah" Kata Shikaku.
"Ikut bersama? Kemana?" Tanya Shikamaru sambil mengangkat keningnya.
"Ayah bersama dengan beberapa orang termasuk Sandaime-sama akan pergi ke rumah Shirou-sama melihat klinik yang akan dibuka oleh dirinya besok. Kamu juga bisa melihat apakah Shirou-sama bisa cocok menjadi gurumu atau tidak di sana, karena saya yakin Shirou-sama akan memperlihatkan beberapa kemampuan dirinya besok" Kata Shikaku sambil mengambil daging miliknya.
Shikamaru sedikit memikirkan perkataan Shikaku dan mengangguk "Baiklah Ayah, saya akan mencoba melihat dulu paman ini. Saya tidak ingin mendapatkan guru yang tidak kompeten. Lebih baik saya berbaring di rumah menikmati pemandangan hutan daripada berlatih dan tidak mendapatkan manfaat sama sekali" Kata Shikamaru.
Shikaku tersenyum "Nanti kamu akan melihatnya. Ayo kita lanjutkan makan" Kata Shikaku "Kamu belum mengetahui siapa yang ada di depanmu Shikamaru. Jika sampai kamu mengetahuinya, tidak mungkin kamu akan bersikap seperti ini" Pikir Shikaku sambil mengingat kembali beberapa informasi yang diberikan Shirou kepadanya yang membuat dirinya takut kepada eksistensi yang sekarang sedang duduk santai di depan dirinya saat ini "Lupakan saja. Dengan kekuatan seperti itu, apapun yang diinginkan pasti bisa dia dapatkan. Tetapi beruntung Shirou-sama bukan orang seperti itu melainkan orang yang tahu tentang keadilan" Pikir Shikaku yang kembali makan makanan miliknya.
*****
Mereka makan dengan tenang sampai semua hidangan telah selesai mereka makan dengan raut wajah yang sangat puas. Shikaku menatap ke arah Shirou "Saya tidak menyangka bahwa Shirou-sama sangat hebat dalam hal memasak" Kata Shikaku dengan nada pujian sambil meletakkan gelas minumannya.
Shirou tersenyum atas pujian itu "Saya sedari kecil sudah hidup sendirian. Setiap hari saya harus meluangkan waktu untuk belajar sesuatu yang saya kira bermanfaat untuk saya kedepannya. Seperti hanya memasak, saya perlu kemampuan ini untuk bisa bertahan hidup" Kata Shirou.
"Apa Shirou-sama tidak mempunyai seorang asisten yang membantu dalam pekerjaannya?" Tanya Shikaku sambil mengangkat alisnya.
Shirou menggelengkan kepalanya "Saya tidak terlalu membutuhkan asisten. Bukan karena saya tidak ingin, karena saya takut melihat seseorang yang berharga untuk saya akan meninggalkan saya. Karena itu saya memilih untuk melakukan berbagai hal sendirian" Kata Shirou
"Jadi apa karena pekerjaan dia sekarang, Shirou-sama tidak mempunyai seorang Istri?" Pikir Shikaku mengingat kembali perbincangan yang dilakukan Shirou dan Hagoromo.
"Pekerjaan? Apa pekerjaan dari paman ini?" Pikir Shikamaru.
"Apa masalah pekerjaan ini juga Shirou-sama tidak mempunyai seorang Istri?" Tanya Shikaku.
Shirou menggelengkan kepalanya kembali "Masalah Istri dan asisten berbeda Shikaku-kun. Asisten tidak memiliki hubungan dengan saya, sedangkan Istri memiliki hubungan dengan saya yang akan langsung terikat dengan diri saya pada saat kami melakukan pernikahan" Kata Shirou.
"Langsung terikat dengan Shirou-sama? Ah ~ Apa itu tentang kematian keduanya?" Pikir Shikaku "Begitu ~ Lalu kenapa sampai sekarang Shirou-sama masih belum mempunyai seorang Istri?" Tanya Shikaku dengan hati-hati.
Shirou menggaruk kepala belakangnya "Pekerjaan saya terlalu menuntut waktu saya Shikaku-kun. Sangat sulit untuk diri saya mencari seorang Istri. Dan juga saya sedikit pemilih dalam hal seorang Istri. Tapi untuk sekarang, saya masih belum berniat untuk menjalin hubungan rumah tangga dengan seseorang setidaknya masih belum waktunya" kata Shirou.
"Jadi Shirou-sama masih belum berniat. Akan sangat sulit untuk mengikat Shirou-sama di dunia ini kecuali Shikamaru menjadi muridnya. Tetapi juga ikatan itu tidak akan terlalu kuat karena mungkin Shirou-sama hanya akan mengajari dia beberapa hal" Pikir Shikaku.
"Ngomong-ngomong Shikaku, tentang masalah tadi. Bagaimana, apakah Shikamaru ingin jadi muridku?" Tanya Shirou sambil menatap Shikamaru
Shikaku berpaling juga ke arah Shikamaru "Saya menyerahkan semua keputusannya kepada Shikamaru, Shirou-sama. Saya yakin dia bisa mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya sendiri" Kata Shikaku.
Shirou mengangguk "Jadi bagaimana keputusanmu Shikamaru-kun. Apa kamu berniat untuk menjadi muridku?" Tanya Shirou dengan santai.
Shikamaru menggaruk bagian kepala belakangnya "Sejujurnya saya masih belum yakin paman dengan keputusan yang saya ambil. Apalagi saya merasa bahwa paman hanya seperti seorang warga sipil biasa. Dan juga saya masih belum yakin tentang penilaian Ayah saya yang tinggi terhadap paman bahkan penialaiannya lebih tinggi dari pada Sandaime-sama" Kata Shikamaru dengan nada hati-hati.
"Iya Itu juga sebenarnya tidak bisa dihindari" Kata Shirou sambil salah satu tangannya menyentuh dagunya "Kalau begitu, kenapa kamu tidak datang saja bersama Shikaku ke rumah saya besok. Besok Hiruzen dan beberapa orang lainnya akan datang untuk melihat-lihat. Saya juga akan sedikit mengajari mereka beberapa hal sekaligus saya akan sedikit memperlihatkan beberapa kemampuan saya. Nanti di sana kamu yang memutuskan untuk jadi murid saya atau tidak. Bagaimana?" Tanya Shirou.
"Baiklah" Kata Shikamaru dengan nada malas sambil mulai berbaring kembali di atas meja, sedangkan Shikaku hanya bisa menghela nafas melihat tingkah anaknya itu.
Shikaku berpaling kembali ke Shirou "Saya ingin bertanya, kenapa Shirou-sama ingin melatih Shikamaru menjadi muridmu?" Tanya Shikaku.
"Shikamaru memiliki banyak potensi di dalam dirinya Shikaku. Dan juga dengan melatih dirinya, saya bisa meninggalkan beberapa hal tentang kedatangan saya di dunia ini dengan mendapatkan seorang murid. Sekaligus juga, dia akan menjadi penengah dari pada para pewaris kekuatan itu" Kata Shirou.
Wajah Shikaku terkejut mendengar perkataan Shirou di bagian akhir "Menjadi penengah?" Tanya Shikaku.
Shirou mengangguk "Iya. Kamu tahu kan para pewaris yang mendapatkan kekuatan dari Indra, Ashura dan Hamura pasti memiliki kekuatan yang kuat?" Tanya Shirou.
Shikaku mengangguk "Iya.Tapi, kenapa Hamura? Bukannya hanya Indra dan Ashura?" Tanya Shikaku.
Shirou menggelengkan kepalanya "Berbeda dari pada zaman dahulu Shikaku. Pada zaman ini bukan hanya dua orang melainkan tiga orang yang mendapatkan warisan kekuatan. Jika itu hanya dua orang, saya tidak perlu mencari seorang murid karena keduanya sudah stabil saling melengkapi, tetapi dengan adanya tiga orang, akan ada salah satu yang tersisa, jadi saya harus menstabilkan hal ini. Dengan saya mengajari Shikamaru, saya ingin dia yang menjadi penengah antara ketiganya atau tidak yang melengkapi ketiga orang ini" Kata Shirou sambil meminum minumannya.
"Jadi bukan hanya dua orang yang menjadi pewaris melainkan tiga orang. Ini akan sangat merepotkan untuk mencari keberadaan mereka…. T-tunggu! Shirou-sama mengatakan bahwa tiga orang, apa itu berarti ketiga orang yang mewarisi tekad dan jiwa mereka telah terlahir" Pikir Shikaku.
"Apa yang kedua orang ini bicarakan? Dunia ini? Warisan?" Pikir Shikamaru dengan serius sambil wajahnya masih diletakkan diatas meja.
"Apa ingin memverifikasi sesuatu Shirou-sama. Apakah para pewaris dari kekuatan ini sudah terlahir?" Tanya Shikaku dengan hati-hati.
Shirou tersenyum "Mungkin" Kata Shirou dengan nada bermain.
"Mungkin? Apa para pewaris itu belum terlahir? Tetapi Shirou-sama sudah ingin melatih seorang murid? Atau Shirou-sama ingin kami yang mencari mereka dan tidak ingin membongkar salah satu dari ketiga orang ini karena mungkin rasa tanggung jawab akan kekuatan itu" Pikir Shikaku.
Melihat Shikaku yang masih memikirkan perkataan Shirou, Shirou menatap ke arah Shikamaru "Kalau begitu waktunya untuk pergi" Kata Shirou sambil menatap ke Shikamaru "Datanglah besok bersama Ayahmu, Saya yakin kamu tidak akan kecewa dengan apa yang akan kamu lihat pada besoknya" Kata Shirou.
Shikamaru mengangguk "Baik".
Shirou bangkit dari tempat duduknya dan pergi ke meja administrasi dan membayar semua hidangan yang mereka makan. Beruntung restaurant tempat Shirou dan lainnya makan bisa menggunakan pembayaran dengan menggunakan cek uang. Dengan mudah Shirou membayar semua itu sekaligus langsung pergi untuk melanjutkan jalan-jalannya di desa Konoha.
Tidak berlangsung lama Shirou pergi Shikaku terbangun dari pikirannya dan menatap Shirou sudah tidak ada di depannya.
"Jika Ayah mencari Paman, dia sudah pergi sebelumnya" Kata Shikamaru dengan malas.
"Begitu. Shikamaru, kamu pulang saja terlebih dahulu dan katakan kepada Ibu Ayah mungkin akan pulang nanti malam karena ingin bertemu Sandaime-sama" Kata Shikaku dengan serius.
"Baik" Kata Shikamaru sambil keluar dari tempat duduknya dan mulai berjalan santai keluar sedangkan Shikaku sudah menghilang dari tempat duduk pergi ke Sandaime untuk membicarakan perkataan Shirou sebelumnya.
"Sungguh menjadi ninja sangat merepotkan" Pikir Shikamaru sambil menguap perlahan-lahan berjalan menuju ke arah rumahnya.
Akhirnya selesai Update kedua. Saya harap kalian suka dengan bagian update ke dua ini. Terima kasih karena telah membaca cerita ini, See You Next Time