Rafael tercenung, duduk di kasur yang pernah ia tempati bersama Runa, menatap kosong setangkai veronica yang berada di tangannya.
Andai ia bisa membekukan kenangan, akan ia simpan rapat-rapat di dalam kotak spesial miliknya. Dan di saat rasa sepi itu datang, akan ia genggam kenangan itu kuat, menatapnya dalam, bukan malah setangkai bunga biru ini. Setangkai bunga yang menjadi simbol dari ungkapan perasaannya.
Rafael tenggelam dalam kesepiannya. Ia tidak menyadari ketika seseorang datang, memasuki kamar, dan berjalan mendekat.
Posisinya yang menunduk membuatnya dapat melihat sepatu milik orang itu. Perlahan-lahan, ia mengangkat wajahnya dan terpana. Runa, cewek yang menjadi pusat sakitnya itu kini berdiri di hadapannya.
"H-hai," sapa Runa kikuk.
Rafael yang masih terperangah tidak memberikan respon apa pun. Otak cerdasnya mendadak lumpuh.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com