Shen Cheng menggunakan tenaganya untuk menyingkirkan tangan Mu Bai, lalu berbalik dan pergi. Namun, saat ia baru saja berjalan beberapa langkah, pergelangan tangannya kembali dipegang oleh Mu Bai dengan erat. "Chengzi, kamu marah padaku? Jelaskan!" desak Mu Bai dengan mata yang memerah, "Aku tahu bahwa kita sampai berada di titik ini, semua itu terjadi karena keegoisanku. Aku yang salah… Chengzi… Kali ini kamu kembali, jadi aku berharap kamu memberiku satu kesempatan lagi untuk menebus kesalahanku."
Kesempatan? Shen Cheng tiba-tiba mengangkat bibirnya dan tersenyum menawan, "Kalau aku memberimu kesempatan, siapa yang akan memberiku kesempatan?"
Empat tahun lalu, seorang wanita kaya yang mengenakan mantel bulu muncul di depan pintu rumah Shen Cheng lalu melemparkan banyak uang ke wajahnya dan melangkah pergi. Saat itu terjadi, apa ada yang pernah memberinya kesempatan? Di musim dingin, ketika wanita kaya itu menuangkan air dingin dari lantai atas, pernahkah ada yang memberi Shen Cheng kesempatan barang sekalipun? Ketika wanita itu marah dan mengatakan bahwa Shen Cheng tidak tahu malu dan licik di depan seluruh orang, di mana kesempatan untuk Shen Cheng?
Hah… Wanita yang tidak dihargai sepertiku seharusnya tidak terlibat sedikitpun dengan orang kaya itu, kan? Mau orang kaya itu bajingan bermartabat tinggi… Aku sama sekali tidak ingin berhubungan dengan mereka, pikir Shen Cheng dengan geram. Bahkan, jika pria di depan Shen Cheng ini mengatakan bahwa ia masih peduli padanya dan tidak bisa melepaskannya, Shen Cheng pasti tidak akan masuk ke dalam air kotor ini lagi.
Shen Cheng menyingkirkan tangan Mu Bai dan berbalik tanpa ragu. Sementara itu, tangan Mu Bai membeku di udara dan ia hanya berdiri di tempat tanpa bergerak. Hatinya terasa perih. Ia ingin mengejar Shen Cheng, tapi kakinya terasa berat seperti timah hingga membuatnya tidak bisa melangkah. Ia hanya bisa membatu di tempat dan menyaksikan sosok yang akrab sekaligus asing itu menghilang ditelan malam.
Shen Cheng berjalan sendirian di malam hari yang sepi dan mencekam. Matanya terasa kaku dan saat ia menyentuh wajahnya, benar-benar sudah basah. Astaga! Benar-benar sudah menangis?! batin Shen Cheng,
Tin!!!
Terdengar suara klakson yang memekakkan telinga, kemudian diikuti oleh sebuah cahaya putih yang menyilaukan matanya. Sebuah mobil segera berhenti di depan Shen Cheng dengan lampu yang masih menyala. Shen Cheng mengangkat satu tangan di depan wajahnya untuk menghalau cahaya silau yang membuatnya tidak nyaman.
Saat Shen Cheng mengangkat kepalanya, ia langsung menabrak tubuh seseorang. Sebuah wajah tampan yang diperbesar seratus kali muncul di pandangannya. Sangat tampan, menggoda, dan mendominasi. Namun, senyumannya sangat datar. Tatapan Shen Cheng menjadi dingin dan ia cepat-cepat mundur tiga langkah.
Shi Yu melihat cairan di sudut mata Shen Cheng, lalu menyipitkan mata hitamnya yang menggoda. Tatapannya penuh makna dan berubah menjadi tatapan jahil. Ia pun bertanya, "Kamu menangis?"
"Apa urusannya denganmu?" Shen Cheng menyeka air mata di sudut matanya dengan santai. Suaranya dingin seperti lapisan es tipis.
Shen Cheng bersifat keras kepala dan arogan, seperti sebuah anggur berkualitas tinggi yang membuat minat Shi Yu padanya semakin meningkat dan ingin mencicipinya dengan hati-hati. Ia melihat Shen Cheng, lalu mengangkat bibirnya dan tersenyum, "Dibuang oleh pria itu?"
Shen Cheng langsung berseru, "Kamu mengikutiku?!"
Shi Yu tersenyum lebih dalam dan menjawab, "Kalian yang terlalu mencolok. Ketika aku lewat, aku tidak sengaja melihatnya." Sebenarnya, Shi Yu tadi hanya melihat punggung pria itu dan tidak mendengar sama sekali apa yang mereka berdua bicarakan.
Shen Cheng melirik Shi Yu dan membalas, "Tidak sengaja? Anda yang tua ini masih benar-benar tidak tahu malu!"
Shen Cheng ingin segera pergi, namun Shi Yu justru menggenggam pergelangan tangan Shen Cheng. Terbit sebuah senyuman yang bangga dan arogan di wajah tampannya yang membuat orang tergila-gila. Shen Cheng yang cemas langsung menampar pria itu tanpa berpikir.
Catatan penulis: Apakah semuanya suka pasangan Shen Cheng dan Shi Yu ini? Mohon komentar, mohon komentar, mohon komentar! Hal yang penting harus diucapkan tiga kali!