webnovel

A Day With Duke

James segera menuju ke dapur istana dengan sedikit terburu-buru. Ia merasa telah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berunding dengan Paul dan Henry sebelumnya. "Ahh sial , Helena pasti sudah menungguku terlalu lama di kamar !". gumam James sepanjang jalan menuju dapur.

Ruang kerja James berada di sayap kiri istana sedangkan lokasi dapur berada di sebelah barat istana yang membuatnya memerlukan waktu untuk berjalan. Ia berjalan dengan sedikit berlari saat itu untuk mempersingkat waktu. setelah berjalan kurang lebih 1 hingg 2 menit akhirnya ia sampai ke dapur istana. "Tolong tinggalkan dapur saya hanya memeperlukan kepala koki untuk menemani saya memasak beberapa makanan !". Ucap James pada semua orang yang berada didapur. "Saya bilang untuk segera meninggalkan dapur !". imbuh

Sang kepala koki tergopoh-gopoh menghampiri James. "Your grace , biarkan saya yang memasak makanan untuk anda ".

"Tidak , alfred saya ingin memasaknya dengan tangan saya sendiri tapi saya perlu bantuanmu agar rasa makanannya tetap lezat ". Ucap James.

"Baiklah , jika anda memaksa tetapi anda ingin memasak apa , your grace ?". Tanya koki.

"Saya ingin memasak makanan yang mengenyangkan juga menambah tenaga, sekiranya apakah kau punya ide alfred ?". ucap James.

"Bagaimana jika Shepperd Pie atau Cottage Pie dan beberapa buah segar serta susu ? Masakan tersebut cukup mudah untuk dimasak serta mengenyangkan dan menambah tenaga , your grace ". Jawab sang koki.

"Apa perbedaan Shepperd Pie atau Cottage Pie ?".

"Kedua masakan tersebut hampir sama hanya memiliki perbedaan pada isian daging yang digunakan, jika Shepperd Pie biasanya menggunakan daging domba sedangkan Cottage Pie menggunakan isian daging sapi biasanya, jadi ingin memasak yang mana , your grace ?". Tanya koki.

"Hmm daging apa yang tersedia saat ini karena aku ingin memasak dengan waktu yang cepat". ucap James.

Kepala koki segera melihat tempat penyimannan daging untuk mengetahui daging apa yang tersedia saat ini. "Daging sapi , your grace ". Ucapnya sambil menunjukan daging yang dimaksudkan kepada James.

"Okay, mari kita buat Cottage Pie dengan daging sapi itu , alfred !". ucap James dengan penuh semangat.

"Baik, your grace ". ucap kepala koki sambil menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan diatas meja. sedangkan James segera menggunakan celemek untuk memulai memasak Cottage Pie.

***

Lady Helena Matson masih menunggu James dikamar milik sang Duke tersebut. Ia berbaring diatas kasur sembari melihat langit-langit kamar James. Dikamar tersebut terdapat lampu gantung yang indah dengan beberapa ornamen kristal serta lukisan-lukisan indah juga terpampang jelas di dinding kamar. Bahkan ada beberapa buku juga terlihat berjejer rapi di sebuah rak. Disamping kasur terdapat sebuah meja kecil dan sebuah kertas di atasnya. Helena mengambil kertas tersebut dan membacanya.

"Dia perempuan yang sangat sulit ditemukan. Bahkan sepanjang hidup, saya baru menemukan satu seperti ini . Dia anggun, cantik , pintar dan juga menyanyangi keluarganya. Dia sedikit pemalu terutama untuk urusan mengungkapkan perasaannya. Bahkan kadang kala saya merasa dia seperti ketakutan mengungkapkan perasaannya. Tetapi semakin mengenal dia, saya semakin paham alasan dibalik sulitnya dia mengutarakan hal-hal yang menyangkut urusan asamara.

Pengalaman buruk yang pernah dialami perempuan itulah yang menjadi penyebab utamanya. Butuh waktu yang cukup lama untuk menyakinkan perempuan itu agar merasa nyaman berada didekat saya. Meskipun biasanya semua perempuan dengan suka rela menawarkan tubuhnya agar dapat bersanding bersama seorang Duke.

Sejak awal pertemuan kami saya merasa perempuan ini spesial hanya saja ada sesuatu yang menutupi kecantikan serta potensinya dan ternyata saya benar, Lady Helena Matson adalah wanita yang luar biasa. Saya merasa beruntung dapat menemukannya sebelum pria lain di London tau keberadaan dirinya. Sejak awal saya tau bahwa dia sudah memilih saya karena mata gadis itu memancarkan kejujurnya ditambah lagi dengan pernyataan Lizzie bahwa saat mereka berada diperdesaan Helena sering membaca surat kabar yang berisi tentang saya.

Dia sangat lembut bahkan saya rasa ujung dari kertas dapat melukai perasaannya maka dari itu saya berjanji untuk melindunginya , menyayanginya serta mencintainya dengan setulus hati saya. Pandangan tentang pernikahan selalu menghampiri saya tatkala setelah mengenalnya. Dia mampu membuat hati saya untuk dengan tulus memilihnya. Ini sangat luar biasa.

Pernikahan bukan suatu jebakan untuknya tapi saya ingin membuat dia merasa nyaman menjadi dirinya sendiri , bebas berekspresi, mengembangkan potensinya dan tersenyum setiap saat. Saya ingin membuatnya hidup bahagia bersama saya tanpa harus memikirkan hal buruk-buruk yang akan terjadi. Saya ingin memberikan dunia kepadanya untuk menebus segala penderitaan yang dia alami sendirian tanpa ada seorangpun tau tentang kejadian kelam 10 tahun yang lalu.

Saya menantikan momen dimana saya membuka mata dan disebelah saya terdapat Helena yang masih terlelap tidur. Momen dimana saya dapat menatap senyum indahnya setiap hari. Andai saja saya bisa mempercepat itu semua mungkin saat ini Helena sudah berada di istana ini". isi tulisan yang tertulis didalam kertas tersebut.

Helena tersipu malu membaca isi surat tersebut. Ia kini menyadari bahwa James banyak memperhatikannya. Wanita itu tidak dapat menyembunyikan rasa senang sekaligus malu. Hal itu dapat terlihat dari rona merah dipipinya yang kali ini terlihat teramat jelas. Tak lama setelah membaca surat tersebut Helena mendengar suara langkah kaki yang dekat. Ia segera menaruh kembali kertas ke atas meja dan berpura-pura tidur.

Helena yang tidak memakai busana itu menarik selimutnya sedikit lebih tinggi hingga menutupi lehernya lalu ia memejamkan matanya seolah dia benar-benar tertidur.

"Ohh dia tertidur rupanya, sepertinya aku terlalu lama meninggalkannya sendirian di kamar ini". Ucap James saat melihat Helena yang berada diatas kasur.

James segera menaruh nampan yang berisi Cottage Pie, segelas susu serta serta irisan buah-buahan segar diatas meja yang berada disamping ranjang. "Cantik". Ucap James saat melihat Helena yang tengah memejamkan matanya.

James segera duduk diranjang kemudian mengelus lembut rambut Helena. "Sayang bangun, anda harus mengisi perut setidaknya sebelum tidur".

Helena membuka matanya perlahan seolah-olah dia baru saja bangun tidur . "Emmm James ". Ucapnya dengan suara lembut.

"Saya membuatkan anda makanan jadi saya harap anda dapat memakannya". ucap James.

"Sungguh ? anda yang memasaknya sendiri ?". Tanya Helena yang terkejut.

"Iya saya memasaknya dengan tangan saya sendiri tetapi kepala koki membantu saya menyesuaikan ketepatan rasanya".

"Wow menakjubkan , ternyata anda memiliki banyak bakat !".

"Iya sepertinya begitu , saya juga membawakan beberapa buah segar dan segelas susu".

"Ohh saya ingin minum susu terlebih dahulu". Ucap Helena sembari mencoba bangkit dari kasur dan James membantunya dengan memberi sebuah bantal dibelakang punggung Helena agar perempuan itu nyaman untuk bersandar lalu James memberikan segelas susu pada Helena.

Helena segera meminumnya tanpa ia sadari ternyata bekas dari susu tersebut menempel disekitar bibirnya. Hal tersebut membuat James tanpa sengaja tersenyum. "Ada apa ?". Tanya Helena kebingungan.

"itu bekas susunya menempel ". Ucap James sambil menunjuk bagian ujung bibir Helena.

"Yang mana ?".ucap Helena

Saat Helena hendak menyeka bekas susu yang menempel tersebut dengan tanyanya . James justru dengan cepat menahan tangan perempuan itu. "Biar aku bantu bersihkan". ucap James sesaat sebelum bibirnya menyapu bekas susu yang menempel diujung bibir Helena.

Helena tersipu malu. "James apakah benar , semua yang tertulis di kertas itu". Helena menunjuk kertas yang sebelumnya ia baca.

"Ohh jadi kau sudah mengetahuinya ? iya benar saya memang sejak awal sudah bersungguh-sungguh dengan apa yang saya ucapkan jadi sekarang anda tau bahwa anda yang yang memiliki hati saya".

"James, sejujurnya saya....". Helena seperti hendak mengatakan sesuatu namun ia masih cukup sulit untuk mengutarakannya.

James yang menyadari hal tersebut dan segera memeluk Helena. "Tidak perlu berkata apapun saya sudah dapat mengetahuinya dari sorot mata anda tentang apa yang ingin anda katakan".

Sekarang suasana menjadi sedikit hening dan mereka saling beradu pandang untuk sementara sebelum James kembali mendaratkan ciuman kembali dibibir Helena. "Ohh my love".