webnovel

KLIP 1 DITAKLUKKAN

FANTASTIC ART EROTIC

Cahaya mentari pagi menembus ventilasi. Sementara di luar, kicau burung bersahutan. Dan, kupu-kupu tak henti-hentinya hilir mudik beterbangan menyambut bunga-bunga angelonia yang bermekaran. Beberapa suara kendaraan terdengar dari ruang kamar.

Eron memiringkan tubuhnya ke arah Kheytrin. Tangan kirinya menyangga pipinya. Dia masih mengawasi Kheytrin yang sedari tadi duduk di depan cermin.

Bagi Kheytrin, hari-hari yang dilalui benar-benar lucu, hari yang terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Ya,,, sangat berbeda. Tampak jemari Kheytrin merapikan lipstik.

"Ehemmm." Desis bibir Eron.

Wajah Kheytrin menoleh.

"Buruan mandi, Ron," ujar Kheytrin dia tidak menoleh.

Eron menggeleng. Sekali-kali bandel nggak apalah pikirnya, dia tersenyum.

Dagunya sedikit turun ke bawah, terlihat dia sedang meneleng-neleng dan tak berhenti tersenyum. Menatap imutnya wajah perempuan itu.

Dia menggunakan dress kasual.

"Udah ah, Ron. Kok ngeliatin aku gitu,"

Eron mengerutkan keningnya, senyum itu tak henti bermekaran.

Kheytrin kemudian menatap wajahnya di depan cermin, lalu banyangan semalam bersama Eron membuatnya ingin tertawa. Ya,,, dia menertawakan kisah-kisah yang paling memalukan dalam cerita hidupnya bersama Eron.

Kisah yang menggelitik. Aneh tapi aku suka, pikirnya.

"Emang lipstik itu berapa hari habisnya, Kheyt?" tanya Eron.

"Ngakak tentu, kadang sebulan,"

Eron mengangguk.

"Payah,,,"

Wajah Kheytrin menatap Eron, keningnya berkerut.

"Emang kenapa,"

"Lamaan punya aku, ngakak abis-abis malah,"

"Emang kamu punya lipstik, Ron,"

Eron menganggukkan.

"Mana,"

Eron menatap ke bawah pusarnya.

"Mendadak Kheytrin cekikikan,"

Kheytrin beranjak dari tempat tidurnya. Lalu mengambil guling di dekat Eron.

"Hiyaaaaaaa," Kheytrin mengayunkan guling itu ke wajah Eron.

Eron kemudian membalikkan badannya. Ya,,, posisi tubuh itu tengkurap.

"Ampun Kheyt, ampun Kheyt,"

"Terimalah ini," Kheytrin terus menerus mengayunkan guling ke tubuh Eron. Entah berapa banyak kapas yang berhamburan.

"Hahaahahahaaa," pria itu cekikikan menahan tawa.

"Mandi, mandi, mandi," ujar Kheytrin lagi sambil menggelitik tubuh pria yang bertelanjang dada itu.

Eron kemudian melompat dan bergegas mengambil handuknya. Sesat kemudian dia pun menuju ke kamar mandi.

Sesaat suasana kamar menjadi hening, Kheytrin kembali membersihkan kapas yang berantakan di atas ranjang. Dan kembali melipat selimut yang sudah tidak rapi lagi.

Wajahnya menggeleng. Dia tersenyum-senyum sendiri. Aku tidak menyangka pikiran Eron selalu begitu. Ya,,, kuakui memang aku bahagia bersamanya, dia jujur dengan setiap perasaannya, gumam Kheytrin dalam hati, sambil menggeserkan tali lingerinya yang merosot. Sesekali dia juga merapikan bra yang dibalut baju itu.

Dah, tinggal disapu. Kheytrin kemudian menuju nakas. Yang kemudian merapikan alat kosmetik, lalu memasukkan satu persatu ke dalam laci.

Kheytrin yang sedari tadi merapikan meja nakas, tiba-tiba terhenti dan diam dalam kekagetan, lantaran dia melihat tubuh Eron yang bertelanjang dada di dalam kaca. Itu artinya Eron berada di belakangnya. Mandinya kok cepat banget pikirnya. Jangan-jangan memang Eron belum mandi.

"Plakkk. Plakkk." Suara tepukan Eron dari belakang mengejutkan Kheytrin.

Maka bokong seksi itu sedikit terangkat.

"Awww. Uhhhh." Desis Kheytrin, sembari menghembuskan napasnya.

Kheytrin cuma memandangi tubuh Eron di dalam cermin. Eron tepat berada di belakangnya. Eron cuma mengenakan celana dalam motif boxer brief ketat.

Kheytrin yang sedari tadi merapikan meja nakas, tiba-tiba terhenti dan diam dalam kekagetan lantaran tangan Eron mengelus pundaknya dari belakang.

Bibir bawahnya tergigit, matanya terbelalak.

"Kenapa nggak jadi mandi?"

"Cuma sikat gigi, sama cuci muka aja," jawab Eron.

"Lingeriemu seksi, sssst. Selama di dalam kamar mandi aku membayangkanmu tak henti-hentinya," bisik pria itu.

Telinga Kheytrin terasa panas, hembusan suara Eron yang berbisik di telinga seolah menembus ruang dadanya yang berdebar.

Kheytrin menggeleng sambil tertunduk dan tersenyum.

"Plaaak, plaaak," tepukan di pantat perempuan itu semakin kuat, matanya terpejam sesaat dan kemudian kembali menatap cermin dengan tatapan kosong. Pantatnya kembali bergetar. Tubuhnya cuma mematung, dadanya bergemuruh panas, napasnya tertahan.

Baju lingerie itu memang seksi.

Sehingga jelas rambut rambutnya yang panjang berayun manyapu lehernya yang nampak berkeringat.

Tangan kanan Eron menyibak rambut pada bagian sisi kiri, maka leher Kheytrin terlihat jelas.

"Ssssst, aku mau kamu di sisiku," bisik Eron sambil mendekatkan bibirnya ke leher mulus itu. Maka bulu roma Kheytrin terasa meremang. Kepalanya menggelinjang.

Ucapan Eron akan menjadi sangat panas. Dan, jelas bahwa hal itu adalah yang benar-benar dia inginkan, sesuatu yang benar-benar membuatnya bersemangat. Kata itu juga membantu memberi lebih banyak kesenangan karena Eron dengan jelas mengungkapkannya.

Kecupan itu terasa menjalar maka seluruh desis Kheytrin menggumamkan desah.

"Ahhh, Ron."

Dada Eron menempel dari belakang, hangat terasa oleh Kheytrin, dada yang bidang kokoh berotot dan nyaman. Lebih-lebih dada itu tanpa busana.

Kheytrin masih diam, sedikit gugup bercampur malu-malu.

Tangan Eron masih memijat-mijat pundak Kheytrin.

"Erooon?"

"Apa, Kheyt?"

"Anu-mu."

Kheytrin merasa ada sesuatu yang menonjol. Uhhh, gumam Kheytrin.

"Eumm," Eron melihat ke pusarnya.

Ya,,, memang iya, Mr. P Eron yang terbalut dalam boxer brief itu, menempel di pantat Kheytrin.

Tanpa basa-basi. Dengan cepat Eron melipat bawahan lingerie yang menutupi bokong gadis itu. Maka pinggul itu terekspos.

"Sssst...! Aku mau memperkosamu," bisik Eron, sambil menekan pundak gadis itu, tentulah posisinya menjadi seperti gadis yang sedang menungging.

"Ahhh" jerit Kheytrin. Dia merasa tak sabar.

Dengan sekali tampar, lalu dalaman Kheytrin diprosotkan ke bawah tanpa basah basi.

"Awww...!"

Kheytrin cuma menjerit. Dia tak tahan dengan godaan Eron.

Ya,,, belahan itu terlihat, pantat gadis itu terlihat bergerak-gerak genit.

Dengan cepat Eron berlutut tepat di depan pantat itu.

"Sruuuppppp,"

"Aawwww," Kheytrin merintih lantaran lidah Eron merayap dari bawah ke atas vaginanya.

"Uhhhh Rooon," desah itu tak ingin usai.

Eron kemudian memasukkan jari-jarinya. Sesekali dia meraba, sesekali dia mengocok vagina itu dengan kecepatan. Tiga tusukan per detik.

"Aaaaahhhh."

Empat kocokan per detik

"Awwwww,"

Lima kocokan per detik

"Arggghh"

Paha Kheytrin merapat.

Enam kocokan perdetik.

"Ahhhhhh," Kheytrin semakin merintihkan kenikmatan.

"Mau pipis, Ron, mau pipis,"

"Pipisin aja, nggak apa-apa,"

Tujuh kocokan per dua detik.

"Ahhhhhhhh Erooooo,"

"Crooot, cairan Kheytrin kemudian muncrat membasahi lantai."

"Gimana, Kheyt?"

"Aku keluar, Ron? Gantian ya Ron?"

"Eumm?"

Seketika tubuh Kheytrin pun berbalik. Dan berlutut di depan perut Eron.

Dengan cepat jari-jari binal itu memprosotkan celana dalam Eron yang ketat itu, matanya tatap menatap celana jean biru belel itu, dia menggigit bibir bawahnya, sesekali matanya menatap Eron yang sedang memperhatikannya dengan penuh birahi.

Senjata itu menyenggol hidung Kheytrin, tentu dia tersenyum.

Lalu, hap... tangan nakal itu menangkap ktl Eron, tanpa basa-basi maka ktl itu membenam di mulutnya.

Mungkin itulah ganjaran kekurangajaran Eron di pagi ini, di pagi yang masih dinaungi kabut putih memudar, kabut gigil yang mengundang harmoni gairah bercinta.

Eron mendesah, kepalannya menengadah, bibir bawahnya digigit menandakan ada kenikmatan yang langit.

Perlahan Eron melepaskan lingerie Kheytrin ke atas.

Tak begitu lama maka cuma bara yang tersisa, tangan Eron meraih pipinya dan membuat mata gadis itu melihat mata Eron, bibirnya yang basah sedang bermain manja dalam kuluman. Eron melepaskan tali bra itu. Maka bayangkanlah. Apa yang terjadi dengan tubuh yang terekspos itu.

Lalu Kheytrin.

Seperti seorang gadis mengulum lollipop.

Apa jadinya?

Seperti gadis yang sedang menjilati es krim.

Apa jadinya?

Seperti menelan pisang bulat-bulat.

Apa jadinya.

Apa jadinya? Jika pagi tak pernah bergeser, dan tetap abadi dalam kenikmatan yang memanjang.

"Eu, eu?" Kheytrin menatap wajah Eron, mulutnya terisi penuh. Dia ingin mengatakan apakah benar seperti ini?

"Ya, gitu Kheyt, kamu pinter banget sayang, ssst, ahhh."

Eron sedikit mendorong wajah Kheytrin. Maka kuluman itu terlepas.

Eron mendekatkan wajahnya, maka bibir basah gadis itu dilumat dalam gairah yang membuncah.

Eron meraih tubuh molek itu. Dan Kheytrin berdiri.

"Balik badan, nungging, kamu." Bisik Eron

Gadis itu mengangguk.

Lebarin pahanya.

"Eum, udah," bisiknya manja.

"Lebih lebar,"

Eron melesatkan pukulan ke pantat seksi itu.

"Ya gitu, biar aku bisa liat mmk-mu, Ssst kamu punya mmk yang indah," ujar Eron yang terus menggodanya.

Dan, ktlnya pria itu telah berada di depan pintu vagina Kheytrin yang mulus rapat dan becek. Apalagi pinggiran pintu lobang itu berwarna merah muda.

"Sssst." Eron tak sabar.

Eron memukul-mukulkan ktlnya di atas pantat itu.

Tentu pantat gadis itu bergoyang tak sabar.

"Masukin," Kheytrin memelas.

"Please, please, please." Dia menggoyang-goyangkan pantatnya.

Maka perlahan ktl itu di tekan, dan, terus di tekan, lebih dalam dan.

Kheytrin merasakan ada yang menyusup geli, bercampur gatal di lobang mmknya.

Maka jerit di bibir Kheytrin mulai terdengar.

"Sssst, ktlmu bikin aku keenakan, Ron."

"Ahhh Ron. Pelan-pelan. Sakit."

"Ssssst, panas Ket."

"Apanya?"

"Punyamu panas"

"Ahhh Ron, punyamu juga gede, enak. Kamu suka ngent*tin aku, Ron."

"Iya aku suka," bisik Eron lagi.

"Goyangin pantatnya, Ahhh, mmk enakkkk,"

"Awww...! Ron."

"Aku mau perkosa kamu terus,"

"Ahhh, iya. Eummm." Kheytrin menggigit bibir bawahnya. Matanya merem melek.

"Plakkk," pukulan itu kembali mendarat.

"Mendesahlah Kheyt, aku suka desahanmu."

"Ahhh, sssst, ssst,"

Pria itu memacu dan terus memacu.

"Gila, gila, gila, mmk ini hangat, argggggg,"

"Goyangin pantatnya. Ayo...!"

"I-i-iya Ron," Kheytrin. Gadis itu dibalut rasa ketakutan dan kenikmatan, dia melihat Eron seperti haus birahi, haus nafsu haus yang tak terbendung.

Maka pantat itu pun bergoyang layaknya penari erotis. Mundur-maju berputar-putar. Pantat seksi itu berputar-putar.

Maka kepriaan Eron merasa dipijat lembut. Tentu Kheytrin juga merasakan ada gelitik panas menyentuh dinding vaginanya.

Cuma desah, cuma lirih yang tak ingin berhenti di bibir kedua insan yang dilibat birahi.

Jari Eron mencengram rambut yang terurai.

Tentu membuat mulutnya terbuka karena menahan gejolak rasa kenikmatan yang tidak tertahankan.

"Terus, terus , terus Ron."

Gadis itu mengemis cumbu.

Eron mencabut senjatanya, tentu gadis itu cemberut.

"Eumm. Jangan ditarik." Kheytrin merengek.

"Paaak, paaak." Tepukan ke pantat itu membuatnya menjerit kenikmatan.

Bokong itu terangkat. Bokong itu bergetar. Pantat mulus itu, kini berubah kemerahan. Tampara yang membuat birahinya semakin panas.

"Rebahan sekarang." Eron menggendong tubuh molek itu.

Lalu, gadis itu seperti boneka yang tidak mengenakan sehelai kain pun di atas ranjang, tubuhnya benar-benar terekspos.

Eron mengecup puting kiri dan kanan Kheytrin. Dia menggelinjang.

Karena paha itu terbuka lebar.

Maka panorama bidadari itu, begitu mendebarkan

Kemudian. Eron membenamkan wajahnya ke selangkangan yang menganga basah.

Jilatan pun merayap di palung yang gelap, gelap di antara bulu-bulu yang tersusun rapat.

Mata Kheytrin cuma terpejam dalam erangan yang memanjang.

Hidung Eron digesek-gesekkan ke sana, rasa geli bercampur nikmat membuat kaki gadis itu tak ingin diam.

"Jilat terus, Ron, jilat terus."

Dia meronta-ronta.

Dia ingin mengucapkan betapa nikmatnya, namun apakah Eron tahu apa yang dirasakannya.

Itu tentu, karena Eron mengamati wajah Kheytrin yang terpejam dalam gairah yang belum padam.

"Uhhh Ron, ayo Ron, ayo."

Eron menghentikan permainannya dan membawahi tubuh Kheytrin.

"Mau aku ent lagi." bisik Eron ke telinga.

"Iya Ron mau."

Lalu jari-jemari nakal Eron menuntun senjata itu masuk.

Dan, tiba-tiba tangannya menutup mulut Eron. Tampak seperti ada tekanan kenikmatan yang tak pernah tahan atas kehendak nafsunya.

Eron semakin memacu genjotannya, dengan gaya frog style, pinggul Eron dipacu cepat.

Desah di bibir gadis itu semakin memanjang, tak ingin henti, tak ingin sudah, tak ingin diam, tak ingin kenikmatan cepat berlalu.

Eron mengerti.

"Gimana Ket, kamu nyaman gini?"

Kheytrin cuma mengangguk, seperti menahan jeritan. Tangannya menutupi mulutnya.

Kepala Eron menegadah ke atas, matanya kembang kempis.

Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Kheytrin.

"Sempit sayang, sempit punyamu"

"Ahhh Ron, terusin."

"Buka mulutnya sayang." Mata Eron nanap melihat bibir Kheytrin sedang terbuka.

"Akkkk." Eron melepas air dari mulutnya.

Ada sedikit senyuman, yang menghiasi wajah Kheytrin.

"Hihiks, lepasin." Kheytrin menerima air dari mulut Eron dan menelannya. Seketika Eron melumat bibir yang seksi dan menggoda birahinya.

"Emmmmmuahhh, bibirmu sensual Kheyt. Aku nggak berhenti mau ciumin kamu terus,"

Kheytrin meraih wajah Eron dan membenamkannya dalam kecupan dan lumatan bibir yang saling memintal.

"Ent terus sayang, jangan berhenti," bisik Kheytrin.

Dan kembali melumat bibir ungu kecoklatan itu kembali.

"Enak nggak Kheyt?"

"Iya, Ron. Enak banget."

"Ahhhhh, ahhhhh, sssst," desah Kheytrin semakin panas.

"Arggggh, arghhhh, arghhh" desah Eron.

"Miring Kheytrin sayang.!"

"Kemana?"

"Ke kiri."

"Aku di sebelah kanan. Leher kamu ke lengan kiriku.

"Iya ini udah,"

"Angkat paha kanannya, aku kocokkin mmkmu"

"Aku pegang punyamu, Ron,"

"Iya, Ssst," desah Eron.

Eron terus mengelus kewanitaan Kheytrin. Maka gadis itu terpejam, sambil menghadap langit-langit kamar. Dan, Eron cuma menatap wanitanya yang merintih dalam kenikmatan.

"Liat aku, Kheyt,"

Mata Kheytrin terbuka, dan menoleh ke wajah Eron. Lalu Kheytrin mendekatkan bibirnya ke bibir Eron dan kedua insan itu terlibat birahi dalam kecupan, sementara tangan mereka tidak berhenti bermain.

"Aku masukin ya?"

"Iya, Ron."

"Bentar,,, tahan sayangku,"

Mulut Kheytrin terbuka, matanya nanap menatap Eron.

Seketika penis masuk, Kheytrin memejamkan matanya.

"Ssssst, Ron."

"Enak?"

"Iya, Ron. Ahhhhh,"

"Goyangin pantatnya,"

"Iya, Ahhh, Ron"

"Panas mmkmu Kheyt,"

"Punyamu juga panas, besar lagi. Bulunya geli, Ron?"

"Iyakah?"

"Iya, Ron. Ahhhh, ent*tin terus Ron."

[Plok, plok, plok, plok] suara becek itu terdengar, serupa ombak pecak mendebur karang.

Kheytrin menyangga pipi Eron.

"Cium aku Ron,"

"Iya sayang."

"Ssst," Kheytrin semakin rintih.

Lalu Eron, Eron meraba dada molek itu, dada kanan, kemudian dada kiri.

Daging itu kenyal, daging itu padat, dada itu lembut tapi kencang, daging itu serupa bukit padat menonjol.

Kuku Eron merayap pelan di dada itu. Tubuh Kheytrin meronta, ada geli menggelitik. Seluruh tubuhnya terkuasi. Kheytrin merasa tidak ada yang tersisa. Semua tubuhnya diraba Eron.

"Sssssst. E-roooon. Terus."

***

"Kamu dia atas ya Kheyt,"

"Iya Ron, bentar."

Kheytrin kemudian meraih ketelanjangan Eron, tentu Mr.P itu siap menancap.

"Sini aku pegang pantatnya," bisik Eron seraya memegang pantat molek perempuan itu."

Kheytrin meraih ktl Eron dan menuntunnya perlahan masuk.

Pelan, pelan dan terus dan.

Wajah Kheytrin menengadah, dia menggigit bibir bawahnya.

"Sssst, masuk Ron,"

"Tekan pantatnya biar mentok," bisik Eron lagi.

"Iya. Ahhhhh,"

"Goyangin sayang, Goyangin. Ahhhh,"

Kheytrin kemudian bergoyang dan meraih leher Eron. Dadanya menempel. Ya Eron merasakan betapa lembut dada itu, berapa kenyal. Dada itu dingin, dada gadis itu lunak, dada itu saling bercumbu.

"Aku sayang sama kamu Ron,"

"Iya aku juga,"

"Goyangin pantatnya sayang,"

Kheytrin terus bergoyang-goyang, dan semakin cepat.

"Sssst, awww. Jangan gitu," bisik Eron.

"Kenapa,"

" Patah nanti,"

"Hahahaa," Kheytrin tertawa. Uh imutnya kamu Ron. Pikirnya

"Diem ya, aku yang genjot," bisik Eron.

"Iya, ahhhh,"

Eron menahan pantat gadis itu dan.

[Plok, plok, plok,] suara becek itu jelas terdengar.

Kheytrin terpejam menahan kenikmatan, keperkasaan Eron yang merunjami relungnya.

"Aaah, aaah ,aaaah."

"Tengkurap, Kheyt,"

"Iya Ron"

Maka Eron menatap tubuh yang terbalik itu dengan tatapan penuh birahi, dia menggeserkan paha kanan Kheytrin sedikit lebih ke atas.

Maka relung itu sedikit terbuka.

"Ya gini," sembari menunjuk keperkasaannya lagi.

"Ssssssst, ahhhh masuk sayang,"

Tangan kanan Eron kembali meraba dada Kheytrin.

"Euuuuk, euuuuk." Desah Kheytrin tertahan, tubuhnya terasa berat ditindih Eron. Tapi dia merasakan nikmat menjalar di relungnya.

"Ahhhh, sempit, enak ngenttin kamu sayang,"

"Aaaah, aaaah ,aaah." Kheytrin tidak berhenti mendesahkan kenikmatannya yang langit, pikirannya membumbung ke angkasa, tinggi terbang ke alam fantasi kenikmatan.

Tangan Eron menekan tubuh Kheytrin sambil terus menggenjot vagina Kheytrin yang panas, basah dan sempit.

"Ya,,, mmkmu sempit Kheyt,"

"Euuuum. Terus Ron,"

"Balik tubuhnya Kheyt,"

"Telentang?"

"Ya, Kheyt."

"Bentar Ron.." Kheytrin kemudian memutar tubuhnya.

"... Ahhh, ayo masukin lagi." Bisik Kheytrin kemudian.

"Iya sayang, eron kembali melebarkan paha Kheytrin.

"Mmkmu udah becek sayang," mata Eron terpaku pada kewanitaan Kheytrin.

"Kheytrin menggunduk," dia mengulum jemari telunjuknya.

"Aku perkosa lagi,"

"Euuuk, euuuk," Kheytrin mengangguk lagi.

"Pegang ktlku, masukin"

Lalu Kheytrin menuntun kepriaan itu masuk ke relung vaginanya.

"Sssssst, ssssttttt, ahhhhh. Enak banget Ron," desah Kheytrin.

Lalu, empat puluh menit bukan waktu yang sebentar.

"Udahan ya, capek," bisik Eron.

"Eummm." wajah Kheytrin menggeleng.

"Kenapa?" Tanya Eron.

Wajah Kheytrin menggeleng.

"Ent lagi...?"

Kheytrin mengangguk.

"Iya, tapi aku udah capek."

"Eummm." Kheytrin memelas lagi. Kakinya meronta.

"Keluarin di dalem ya?" tanya Eron.

"Nanti." Kheytrin mengemis cumbu.

"Iya, tapi kamu ga keluar-keluar dari tadi."

"Diemin dulu." Kheytrin tersenyum.

"Jangan digenjot lagi?" tanya Eron.

Kheytrin mengangguk manja, dia mengigit jarinya. Terlihat kemanjaan itu di wajahnya.

"Uhhh,,," tampak wajah Eron begitu lemas, dia kembali menciumi wajah Kheytrin dengan pipinya yang memerah mawar.

Kheytrin mengelus pipi Eron dan sesekali membelai dada bidang yang begitu mendebarkan.

"Terusin lagi." Bisik Kheytrin.

Maka Eron kembali menggoyangkan pinggulnya menusuk-nusuk kewanitaan Kheytrin dengan senjatanya yang semakin tegang.

Kheytrin meraih wajah Eron, maka desah Eron semakin panas di telinganya.

"Terus Ron. Ent... aku. Ent... aku Ron."

"Ssst....!, Aku nggak bisa berhenti mendesah Ron,"

"Hampir Ron...!

Eron memperlambat goyangannya.

Keluar perlahan dan masuk perlahan.

"Bentar,,,...!" bisik Eron lagi.

"Aku hampir Ron..."

"Sange, sange, sange, MisV-mu enak Kheyt, panas Kheyt, sempit." Bisikan panas Eron menaikan gairah Kheytrin.

"Ahhh Ron."

Tarian berhenti sejenak.

"Sssst, ayo Ron, keluarin."

Eron memacu genjotannya semakin kencang dan.

"Akkkkkk, aku keluar Ron. Kheytrin membenamkan tubuh pria itu dalam pelukannya.

Eron merasakan ada cairan mulai merembes dan melumuri batangnya.

"Ayo. Ent aku terus sampe keluar. Ron."

Kheytrin memandangi wajah Eron, sesekali dia mengamati dada bidang itu.

Tangannya mengelus lengan kekar yang dekat dengan bahunya.

Dia terus menunggu Eron tiba.

Eron menatap wajah Kheytrin.

"Lama banget..." Tutur Kheytrin manja. Bibirnya tersenyum.

Eron merapatkan tubuhnya, sehingga dada itu menempel. Dan bibirnya mendekati telinga Kheytrin.

"Bantu aku. Aku susah keluar. Kalo udah kelamaan." Bisiknya.

"Iya Ron."

Lalu gadis itu memacu libido Eron.

"Ent aku terus. Ron."

"Ent terus Ron."

"Enak di-ent kamu."

Kheytrin menyanggah dada Eron.

Dan menekan dua titik di dada itu.

Lalu birahi pria itu memuncak.

Dan, seketika cairan itu memancar.

MisV Kheytrin terisi penuh.

Eron mengenjot Kheytrin lebih cepat dari sebelumnya.

"Aku gemes liat kamu, aku gemes."

"Pakkk, " wajah cantik itu menemui tamparan.

"Euhhhhhhhhh," gadis itu merintih bercampur kenikmatan.

Pria itu menatap gadis yang telanjang di depannya, matanya tak henti menatap mmk yang semakin memerah.

Tidak ada yang terlintas di benak pria itu melainkan dia menatap sepotong daging yang harus ditumbuk berulang-ulang.

Karena hentakan itu kuat maka tubuh itu sedikit termubdur.

"Ahhhhhh,"

"Pakkkk,"

Pria itu kembali menamparnya.

"Uhhhhh,,, Ron,"

"Enak, nggak," mata Eron melotot.

Dia seperti, tangannya mengelus leher binal itu.

"I-iya, enak, enak,"

"Mau di ent tiap hari?"

"Mau, mau banget Ron,"

"Jangan bandel sama aku, kalo mau, jangan banyak bicara"

"Aaaaah,"

"Enak nggak,"

"Ya enak, aku nggak bisa berhenti mendesah Ron,"

"Aku cuma mau ngenttn kamu seumur hidupku,"

"Arrrgh Ron, jangan goda aku terus,"

"Ngakak kuat, nggak kuat,"

Tubuh gadis itu meronta-ronta.

"Aku mau keluar lagi Ron,"

"Ayo keluarin, biar tambah becek,"

"Mau kencing rasanya Ron," ucapnya lagi.

Udan kencingin aja.

Maka Eron mencabut, ktlnya dan cairan itu memancar, jemari cantik itu menepuk-nepuk mmknya.

Matanya semakin binal.

Tubuh gadis itu terangkat, dia ingin melihat cairannya.

Lalu Eron menekannya ke bawah..

Aku ent lagi.

Kheytrin cuma mengangguk.

"Ahhhhhh, mentokin Ron,"

"Udah mentot, ini,"

"Pakkkk," tamparan itu lebih kuat.

"Udah Ron, aku nyerah, udah stop,"

"Sakit, Ron, sakit,"

Dengan sekali hentakan yang lebih kuat maka maka Eron mencapai klimaksnya.

"Ssssttt Kheyt. Aku keluar" Desah panjang itu mengakhiri cumbu.

Seperti tersiram hujan. Keringat itu membasahi badan.

Eron tergeletak tak berdaya, tubuhnya menjadi lemas, dan kenikmatan sudah merenggut kekuatannya.

Begitupun Kheytrin.

"Kamu bahagia Kheytrin-ku?" Tanya Eron.

"Iya Ron. Gila kamu kuat banget."

"Ha-ha-ha"

"Masih belum kuat itu, kan mmkmu masih utuh,"

"Hahahah," Kheytrin tertawa.

"Tar lain kali aku ent sampai hancur,"

"Hahaha, ya. Tar aku bikin ktlmu patah,"

"Hahahaha,"

"Udah ah, capek,"

Maka kecupan Eron mendarat ke dahi gadis itu.

***