webnovel

Chapter 36

"Jantung The Blind Angel Snake ?"

Pria tua mengenakan jubah membaca setiap kali buku yang dipelajari. Tidak diketahui bentuk jantungnya seperti apa serta asal muasalnya. Akan tetapi hanya tertulis 3 petunjuk misterius.

1. Warna merah menjadi hitam

2. Pengorbanan dari seorang pria pedengki

3. Pahlawan telah kembali

"Pahlawan telah kembali? Yang benar saja."

Beliau meludahi isi buku tersebut. Tetapi percuma saja. Dia membaca setiap halaman yang olehnya. Diawasi langsung oleh Para Dewa. Salah satunya Zeorg yang tersenyum tipis.

"Tidak bisa dipercaya! Pengikut Dewa Ila jadi beringas begini," komentar salah satu Dewa.

"Ihdos?"

"Zeorg. Bagaimana dengan tempatmu? Apa ada hal yang menarik?" tanya Dewa Ihdos.

Namun, gelengan kepala darinya. Menenggaknya hingga tidak tersisa.

"Apa manusia sekarang telah merusak alam ya?"

"Merusak alam?"

Zeorg menyalakan lampu tabung bertuliskan The Blind Angel Snake. Seketika, langsung pecah dan masuk ke dalam Unknown Origin Dungeon tanpa sebab. Ihdos mengerutkan kening.

"Zeorg. Kau serius ingin menjatuhkan The Blind Angel Snake ke peradaban alam semesta?"

"Serius lah. Kita lihat siapa yang menang dan siapa yang menang."

Ihdos tanpa berkomentar apapun. Dia menikmati setelan rekaman sambil berharap ada manusia yang berani membunuh The Blind Angel Snake. Seketika, makhluk itu jatuh ke bumi. Tubuh The Blind Angel Snake melungker sejenak.

Ihdos memperhatikan Zeorg sedang mengubah waktu dan tempatnya. Sekitar 155 tahun sebelum kejadian. Memastikan bahwa takdir mereka akan berubah seiring berjalannya dengan waktu. Nesseus terutama yang dipilih Zeorg. Hanya saja, dia tidak mengatakan secara langsung pada Ihdos. Itu akan merusak kejutan yang dimilikinya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Diam dan awasi saja, Ihdos. Nantinya, kau akan mengerti maksud gerak-gerikmu."

Dewa kebebasan itu mengerutkan keningnya. Menanyakan motif yang sesungguhnya dari Dewa Zeorg. Energi hitam dari telapak tangan kanan. Menyentuh tubuh The Blind Angel Snake serta mengubah struktur pada anggota badannya. Ihdos mengerutkan keningnya, tidak percaya dengan kemampuan yang sesungguhnya. Ihdos mempertimbangkan aksi yang dilakukan Dewa Zeorg akan merubah tatanan dunia. Bisa-bisa, dia akan melampaui God of Creator Ila secara tidak langsung. Akan tetapi, dia tidak ingin membeberkannya lebih lanjut. Lebih baik wait and see.

"Sudah selesai!"

"Cepat sekali. Kau ini benar-benar jenius ya?" puji Ihdos.

"Tidak perlu mengeluarkan pujian palsumu, Ihdos. Kau pasti bertanya-tanya tugasmu sesungguhnya bukan?"

Ihdos telah menemukan orang yang dia cari. Saat hendak tunjukkan pada Dewa Zeorg, tanpa sengaja dia mengaktifkan The Blind Angel Snake ke masa lalu. Kedua Dewa terbengong. Makhluk itu terhempas. Atmosfer disertai panasnya seekor makhluk terjun ke bawah laut. Saat menyentuh permukaan lautan, terumbu karang yang menempel ke bawah hancur seketika. Menghancurkan beberapa ekor ikan misterius dari dalam hingga berkeping-keping.

Nesseus terbangun dari tidurnya. Dia bergegas ke sana. Menatap sebuah lubang menyerupai jendela. Terlihat The Blind Angel Snake telah muncul dalam wujud batu. Nesseus bersama para pasukan menuju ke sana. Terlihat orang-orang berhuru-hara mengamati sebongkah batu berisikan The Blind Angel Snake.

"Apa yang kalian berdua lakukan?" sembur Kikmera, Goddess of Ocean & Sea menghampiri Dewa Zeorg dan Dewa Ihdos.

Sosok seorang Dewi berambut biru, menutupi bagian mulut dan hidungnya. Kedua mata biru safir memancarkan kilauan yang anggun versi dirinya sendiri. Membawa tiga orang bersamanya. Salah satunya Ayah Nesseus, Amersitus. Sedangkan dua Raja diam mematung, tanpa mengatakan apapun.

"Kikmera ya? Sedang apa kau di sini?"

"Sedang apa kau di sini kepalamu! Aku tidak menyangka kau mengirimkan makhluk semacam The Blind Angel Snake ke sana. Bahkan tanpa mempertimbangkan perasaanku sebagai Dewi! Bisakah kau kembalikan segera?"

"Soal itu—"

Ihdos pun angkat bicara. Dia beranjak dari kursinya, melotot tajam pada Kikmera selaku Dewi seniornya. Di mata dia, Dewi Lautan dan samudera itu sebatas gertakan semata.

"Aku tahu bahwa kau sedang kesal masuk ke wilayahmu. Tapi percayalah, aku tidak akan diam ketika Dewi Senior berencana untuk berperang melawan Dewa Zeorg."

"Jadi kau komplotan dengannya begitu?" kata Kikmera meninggikan suaranya.

Ihdos sadar bahwa dirinya telah mengancam posisi beliau. Tetapi Zeorg tidak terpengaruh pertikaian semacam itu. Yang dia pedulikan hanyalah bagaimana menanggapinya. Terlihat Dewa Zeorg memikirkan sesuatu. Sampai-sampai, jantung The Blind Angel Snake berdetak kencang.

Kikmera tidak suka diabaikan oleh Dewa Zeorg. Dia pun berbalik arah. Menadahkan sebuah mantra sihir untuk Amersitus. Sebuah rune sihir berwarna biru, memberikan secercah cahaya harapan baru untuknya. Kikmera menyeringai lebar. Menjentikkan jari sambil kedua tangannya dilipat.

"Apa yang kau sudah perbuat?" tanya Ihdos.

"Aku memberikan mantra sihir kepada Raja Amersitus. Kelak, anak itu akan menjadi pahlawan dan membasmi monster yang diturunkan oleh Zeorg dan Ihdos. Tentu saja yang dipilih berupa The Blind Angel Snake. Sisanya kuserahkan kepada mereka sebagaimana takdir yang telah kutanamkan."

Mereka tidak tahu, takdir apa yang menanti Issac dan Reynold saat terlibat dalam Unknown Origin Dungeon. Serta para dewa sengaja tidak membicarakan jantung The Blind Angel Snake sampai detik ini.

~o0o~

Pria berambut perak menyarungkan kembali tongkatnya. Berjalan melihat dinding penuh retak. Buih-buih gelembung mengaburkan organ dalam yang ada di dalam tabung. Sampai-sampai, sebuah patung berupa The Blind Angel Snake terpampang. Di bagian tengahnya memunculkan sebuah permata berwarna merah terang. Saat disentuh, benda itu terpental seperti buah jeli. Issac mengerutkan keningnya.

"Kau pasti penyusup bukan?"

Issac mengacungkan tongkatnya kepada pria tua memegang tongkat. Suara langkah sepatunya menuruni anak tangga. Pria berambut perak mengacungkan tongkat ke depan. Sorotan kedua bola matanya tertuju pada pria itu. Mengenakan topeng hidung mancung dan mata samping kanan. Berjalan lambat dan memancarkan aura kegelapan di sekelilingnya. Sarung tangan hitam dilepaskan, ditaruh di atas meja. Memiliki bekas kebakaran dan simbol menandakan bahwa dirinya merupakan sekte agama Dark Infinity.

"Siapa kau?" tanya Issac.

"Tidak sopan tidak mengatakan salam kepada Dewa Zeorg, Dewa kematian dan kegelapan. Anak muda sekarang tidak pernah bersikap sopan kepada orang lebih tua. Benar begitu … Tuan The Blind Angel Snake."

Langkah kedua kakinya berjalan memutar ke samping kanan. Issac mengacungkan tongkat ke arahnya. Memperlihatkan aura kegelapan dalam dirinya. Di saat mengeluarkan tombak dan perisai, tiba-tiba sebuah serangan monster undead dari belakang Issac. Pemuda berambut perak berguling ke kanan. Tetapi karena pergerakannya terbatas, Issac tidak bisa melancarkan serangan balasan. Tongkat sihirnya mengeluarkan bola api berukuran segenggam telapak tangan. Sorotan kedua matanya melotot tajam pada pria penganut sekte Dark Infinity. Kobaran api tersebut membakar area sekelilingnya, menyebar ke seluruh ruangan. Issac tanpa pikir panjang, merangkul Tiecia untuk berlari. Kedipan kedua bola matanya mengarah pada sebuah alat di sana, sambil mengingat eksistensi The Blind Angel Snake itu sendiri.

Setelah itu, Issac keluar dari ruangan tersebut. Melihat Reynold telah berhasil menghabisi para anggota dari Dark Infinity.

"Bapak Pendeta Jeff!"

"Apa yang kalian lakukan? Cepat bunuh—" belum selesai beliau bicara, Reynold menarik pelatuknya tanpa pikir panjang.

Issac dan Reynold berlari dari arah berbeda. Di belakangnya, para jemaah sedang mengejar kedua penyusup tersebut. Sebuah guncangan terjadi akibat yang dilakukan Issac dan Reynold.