"Aku benci kenyataan itu!" ucap Zivan pada papanya itu sembari mengepalkan kedua tangannya.
"Mau tidak mau kamu harus menerima kenyataannya Zivan, kamu juga tahu sendiri adik kamu sudah papa bawa ke luar negeri dan papa sudah menghabiskan banyak sekali uang demi adik kamu itu dan hasilnya tetap sama," sahut paruh baya laki-laki itu pada putranya.
"Tapi Zivan yakin dia akan sembuh, adik kesayangan aku nggak akan kemana-mana dan selalu bersama dengan Zivan," jelas Zivan pada papanya.
"Papa, mama, dan semua keluarga besar kita mengharapkan hal yang sama seperti apa yang kamu harapkan pada adik kamu, tapi jika takdir sudah menentukan seperti ini, maka usaha terakhir adalah membuat dia bahagia sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan papa dan juga kamu," ujar paruh baya laki-laki itu pada putranya yang benar-benar tidak terima jika Azalea akan meninggalkan mereka semua untuk selama-lamanya dalam waktu yang dekat.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com