webnovel

Bab 25

Tubuh Richard bergetar, kakinya terlalu lemas untuk menyangga tubuhnya sendiri. Ia terduduk di kursi tangannya memegang sebuah kertas yang telah Ia baca tadi. Tangannya mengusap wajah tampan dan juga lelahnya itu.

"Aku masih bisa mengubah hasilnya Rich.."

"Lalu aku harus mengabaikan anak ku?" Tanya Richard

"Kau jelas tau,kalau kau mengakuinya keluarga mu pasti menyingkirkannya. Itu hanya akan membuat Risa lebih menderita!" Ucap Dokter yang bertanggung jawab dengan hasil DNA Janin yang di kandung Risa. Dokter tersebut adalah salah satu orang kepercayaan Richard.

"Kalau kau mencintai Risa kau harus melepaskannya"

"Aku sudah akan melepaskannya, kalau saja dia tidak.." Ucap Richard yang terhenti. Ia pun memukuli kepalanya sendiri.

"Richard hentikan.." Ucap Sang Dokter

Richard berdiri dan menarik jubah dokter tersebut.

"Pukul aku..pukul aku"

"Rich...ini bukan saat yang tepat untuk seperti ini."

"Pukul aku Jo..cepat!"

Jo melayangka satu pukulan di wajah Richard cukup kuat hingga membuat Richard terjatuh.

"Aku benar-benar brengsek"

Jo mengangguk, "akan lebih brengsek kalau kau membawanya masuk dalam hidup mu. Lepaskan dia, meskipun akan berat di awal. Tapi dia akan baik-baik saja"

"Tapi itu anak ku"

"Pria brengsek seperti mu, tidak pantas menjadi seorang ayah. Kau bahkan tidak punya daya apapun untuk melawan keluarga mu. Kau hanya boneka orang tua mu. Jadi biarkan anak mu hidup bahagia. Jangan membawa mereka masuk dalam kehidupan mu" ucap Jo dan memberikan kertas lainnya pada Richard.

"Berikan itu pada Risa. Katakan bahwa itu bukan anak mu dan minta dia pergi. Dia mungkin akan menangis, tapi tangisannya tidak akan lama" ucap Jo dan meninggalkan Richard.

...

...

Risa yang masih belum fit seutuhnya hanya bisa berada di atas kasur. Adele dan Dimas menemaninya.

"Ibu pasti akan menjadi ibu yang hebat untuk anak ibu" ucap Dimas

"Benarkah?" Tanya Risa dan tersenyum senang.

Adele dan Dimas mengangguk bersamaan.

"Dia beruntung memiliki Ibu sekuat ibu" ucap Adele

Risa menggeleng, "aku yang beruntung memilikinya." Ucap Risa. Risa menghela napasnya dan melebarkan senyumnya.

"Kalian tau..mengetahui ada dia dalam tubuhku rasanya luar biasa. Aku merasa sanggup melewati apapun"

Richard yang mendengar ucapan Risa menghentikan langkahnya sejenak. Ia sungguh tidak tau apa yang harus Ia lakukan saat ini.

Ia mengetuk pintu kamar Risa yang memang sudah terbuka. Risa menoleh dan tersenyum melihat Richard.

"Hei.." Sapa Risa. Richard berusaha untuk tersenyum dan masuk ke dalam.

"Kita pulang dulu ya bu.. " ucap Adele

Risa mengangguk, "kalian hati-hati"

Adele dan Dimas pun berpamitan pada Richard lalu keluar dari sana. Richard duduk di pinggir kasur.

"Bagaimana kabar mu?" Tanya Richard

Risa tersrnyum Dan mengangguk, "luar biasa"

Richard berusaha untuk ikut tersenyum.

"Ada apa? Apa hasilnya sudah keluar?" Tanya Risa.

Richard mengangguk. Ia memberikan satu amplop kepada Risa. Risa membuka dan membacanya.

Senyum di wajah Risa perlahan menghilang. Matanya sudah berkaca-kaca namun Ia tetap berusaha untuk tak menangis.

"Aku benar-benar wanita brengsek kan?"

Richard hanya diam tak mampu mengatakan apapun. Ia hanya membenarkan rambut Risa seakan Ia ingin menyentuh Risa sebanyak mungkin sebelum Ia tidak bisa lagi.

"Maaf..maafkan aku Richard" ucap Risa.

Richard menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa mendengar permintaan maaf dari Risa di saat ini bukan kesalahan Risa.

"Aku tidak tau kenapa aku tega menyakiti hatimu. Tapi percaya padaku tidak semua orang sejahat aku. Kamu harus percaya bahwa banyak orang baik di luar sana.. Kamu harus percaya" ucap Risa

Richard menundukan kepalanya, air matanya terjatug begitu saja. Risa menyentuh pipi Richard.

"Kamu tidak boleh membenci orang lain hanya karna aku brengsek.. Setelah aku pergi kamu harus mencintai wanita baik. Wanita yang akan menjaga mu. Wanita yang tulus mencintai mu"

Kali ini tangis Richard pun pecah. Ia tidak mampu mengatakan apapun. Ia terlalu brengsek untuk apapun.

Risa menangkup pipi Richard, "jangan nangis.. Jangan menangisi wanita buruk seperti ku." Ucap Risa yang justru membuat tangis tertahan Richard semakin pecah.

"Richard lihat aku.."

Richard menatap Risa dalam. Richard tidak tau apa itu cinta, tapi mengapa rasanya sangat sakit menatap Risa.

"Janji padaku kalau kamu akan bahagia"

"Itu anak ku Risa..itu anak ku. Tapi kamu tidak bisa masuk ke dalam keluarga ku. Aku tidak ingin kamu di sana. Kamu harus pergi,kamu harus menyelamatkan anak kita"

Kini gantian Risa yang terdiam, Ia sangat terkejut mendengar ucapan Richard.

"Aku pengecut Risa..aku yang brengsek. Aku yang jahat. Aku..bukan kamu. Kamu harus marah padaku.. Kamu harus marah"

Risa tak mengatakan apapun hanya terus menatap Richard. Ini pertama kalinya Ia melihat Richard menangis. Jelas bagi Risa bahwa Richard sangat ketakutan saat ini.

"Kenapa kamu diam? Kamu harus marah dan memaki ku"

Risa menggeleng, "kamu hanya ingin melindungi ku dan anak mu? Kamu mencintai ku?" Tanya Risa

Richard menggeleng "aku ingin menyingkirkan mu dan anak kita. Bagaimana mungkin kamu bilang aku melindungi kalian?"

"Kamu mencintai ku?"

"Aku tidak mencintai mu" ucap Richard dengan air mata yang terus terjatuh.

Senyum Risa mengembang, air matanya ikut terjatuh. Entah mengapa Ia justru percaya bahwa Richard mencintainya.

"Kamu mencintai ku.. Kamu mencintaiku Richard"

Richard menggelengkan kepalanya. Ia merasa tak pantas untuk mencintai Risa.

"Kita akan hadapi ini sama-sama Rich.."

"Kamu tidak tau seperti apa keluarga ku, Risa."

"Percaya padaku, aku mampu menghadapinya"

Richard menggeleng. "Mereka akan menyingkirkan mu.. Jika itu sulit mereka yang akan membuat mu menyerah. Mereka akan membuat mu seperti terpenjara. Lalu anak kita mereka akan mendidiknya seperti mereka membesarkan ku dan aku tidak mau. Aku ingin anak ku bisa seperti mu. Bisa menangis saat terluka,tertawa saat bahagia. Aku ingin anak ku bisa melakukan apapun yang Ia mau."

Risa mengangguk,"anak kita akan bahagia. Dia sudah bahagia karna memiliki ayah sehebat kamu.. Percaya padaku aku akan menghadapi semuanya. Aku mampu Richard"

"Kamu akan menderita"

"Tidak selama ada kamu dan dia.." Ucap Risa.

Risa mengambil tangan Richard dan menempelkan tangan Richard pada perutnya.

"Dia akan menjadi kekuatan untuk kita. Tapi aku dan anak ini tidak bisa melakukan apapun kalau kamu tidak mengizinkan kami untuk membantu mu" ucap Risa

"Aku akan menjadi sangat brengsek kalau membawa kalian dalam dunia ku"

"Kamu akan menjadi pria yang bertanggung jawab kalau kamu membawa kami.."

"Semuanya akan sulit.." Ucap Richard

Risa tersenyum dan mengusap pipi Richard.

"Semua akan baik-baik saja. Kamu sudah makan?" Tanya Risa

Richard menggeleng.

"Pantas saja kamu merasa semuanya berat. Mau aku buatkan makanan? Atau mau pesan makanan sampah mu itu?"

Richard tersenyum haru. "Masakan mu"

"Apa kamu sudah terbiasa dengan masakan ku?"

Richard mengangguk membenarkan.

"Apa aku berhasil?"

Richard mengangguk lagi.

"Wah.. Kalau begitu aku menjadi lebih percaya diri untuk meluluhkan hati keluarga mu" ucap Risa

"Hatimu itu terbuat dari apa hah? Kamu harusnya marah padaku , bukan tersenyum seperti itu"

"Kenapa aku harus marah dengan pria yang ingin melindungi kami. Meskipun caranya mungkin salah tapi dia melakukan itu demi aku"

"Aku bersama mu lebih dari tiga tahun.. Tapi kenapa aku merasa seperti baru menemukan mu?"

Risa tersenyum dan mengedikan bahunya.

"Siapa kamu?"

Risa tak menjawab, Ia membuka lebar tangannya.

"Mau aku peluk?" Tawar Risa. Richard masuk ke dalam pelukan Risa dan Risa pun memeluk Richard.

"Uhhh..sayang..sayang..bayi besar ku.. Jangan nangis lagi ya" ledek Risa.

Richard tertawa tanpa suara dalam pelukan Risa.

"Aku suka wangi parfum mu.." Bisik Risa

Richard mengangguk, "kan kamu yang memilihkan parfum ini untuk ku"

Richard melepaskan pelukannya dari Risa.

"Oh ya?"

Richard mengangguk, "kamu lupa? Kamu merayu ku dengan parfum ini."

"Wah.. Jangan karna aku tidak ingat lalu kamu mengada-ngada."

"Aku tidak bohong.. Salah mu sendiri kamu tidak ingat. Kamu merayu ku saat aku sedang membeli parfum."

Sebuah ingatan baru muncul dalam kepala Risa. Ia tersenyum geli saat mengingat apa yang terjadi dengannya dan Richard.

Seorang wanita mendekat pada Richard yang saat itu sedang mencatat data diri untuk memesan sebuah parfum.

"Aku tidak tau kalau pria sesibuk Richard mahenda membeli parfumnya sendiri"

Richard menoleh pada wanita cantik dengan balutan dress hijau.

"Aku tidak memperkerjakan orang hanya untuk mengurus hal sepele tentang ku"

"Wah mengaggumkan sekali Richard Mahendra ini.. Risa,Monica Larissa"

"Aku tidak bermain dengan wanita baik.."

Risa tersenyum tak percaya dengan penolakan Richard.

"Aku sungguh tidak tau harus senang karna di sebut wanita baik atau sedih karna di tolak oleh Richard"

Richard mengabaikan Risa, Ia memberikan dirinya kepada pelayan disana.

"Seminggu lagi apa sudah jadi?"

"Bisa pak"

Risa menunjukan botol kecil pada Richard.

"Aku sedang belajar membuat parfum di sana tadi. Mau mencoba?"

Richard menatap Risa dingin.

"Apa mau mu?" Tanya Richard

"Ehm..bagaimana jika seperti ini, kalau kamu menyukai wanginya jadikan aku kekasih mu, kalau tidak aku tidak akan menganggu mu"

"Aku sudah punya kekasih"

"Ah.. Bagus itu kamu bisa menggantinya dengan ku. Atau aku tidak keberatan menjadi yang kedua,ketiga atau keberapapun karna kelak kamu akan menjadikan ku satu-satunya"

Richard mengambil botol tersebut dan mencobanya.

Kenangan selanjutnya sungguh memalukan untuk Risa ingat.

"Kenapa wajah mu memerah seperti itu?" Tanya Richard

"Wah..aku benar-benar memalukan. Kamu juga apa kamu langsung meniduri wanita yang baru kamu kenal?"

"Kamu ingat? Kamu bilang kamu tidak ingat"ucap Richard

"Ishh" ucap Risa dan memukul Richard.

"Aow..kok mukul"

"Kalau kamu berani seperti itu dengan wanita lain aku akan membunuh mu.." Ucap Risa dan turun dari kasurnya.

Richard tertawa kecil Ia pun mengikuti Risa yang terus mengomel.

"Wah...aku benar-benar wanita penggoda.. Bodoh Risa bodoh..ah..memalukan sekali."

"Ya. Kamu menggoda ku.." Saut Richard di belakang Risa

"Diam!" Bentak Risa galak dan membalik tubuhnya.

"Kamu menggoda ku.. Kamu yang menggoda bukan aku.."

"Iihh diam..diam ngga ?"

Richard menggeleng, "kamu yang menggoda ku"

"Ya harusnya kamu jangan mau!"

"Aku bisa apa? Kamu sangat cantik dan mempesona"

Risa memukul Richard lagi, "terus kalau ada wanita cantik dan mempesona lalu menggoda mu lagi kamu akan seperti itu ? Iya? Kamu akan .." Ucap Risa yang terhenti karna Richard yang mengecup bibirnya.

Risa terkejut dan dengan cepat menutup bibirnya.

"Ya!"

"Belakangan ini bibir mu lebih banyak kamu gunakan untuk bicara aku sampai lupa bagaimana rasa mencium mu" ucap Richard

"Kau ingin mati?"

Richard menggeleng,Ia memutar tubuh Risa dan mendorong Risa pelan tentu saja.

"Aku ingin makan.. Ayo masak.."

Risa menghentikan langkahnya dan berbalik lagi.

"Kamu benar-benar tidak akan tidur dengan wanita lain kan?"

"Euhm..gimana ya?"

"Richard!"

"Iya engga.. Kalau cium doang boleh?"

"Richarrdd..." Rengek Risa

"Aku bercanda...aku tidak akan mengkhianati mu. Kan hatiku sudah di kamu"

Risa masih mencebik.

"Oh tolong jangan pasang wajah menggemaskan seperti itu" ucap Richard

Entah keberanian dari mana Risa tiba-tiba saja mengecup bibir Richard dengan cepat.

"Kamu punya ku!" Ucap Risa dan meninggalkan Richard yang terkejut dengan apa yang baru saja Risa lakukan.

Richard tak kuasa untuk menahan senyumnya. Jantungnya berdegup sangat cepat. Ia tidak tau mengapa sangat bahagia hanya dengan kecupa tipis yang bahkan tak benar-benar mengenai bibirnya itu.

***