Setelah menyelesaikan satu ronde malam panas, mereka berpelukan dengan napas yang masih terengah-engah.
"Ayo ceritakan, aku sudah membayar dengan apa yang kamu mau," ujar Azkia dengan pipi yang masih merona.
"Itu tadi hanya DP saja, hutangmu akan lunas jika kamu mau di atas," balas Deffin dengan seringai menyebalkan.
Azkia yang akan menjawab dipotong cepat oleh Deffin.
"Aku akan menceritakan betapa tersiksanya ketika aku hanya bisa memandangmu dari jauh tanpa bisa mendekat bahkan menyentuhmu."
Deffin memulai pembicaraannya dengan mengecup puncak kepala Azkia, ada setitik air yang jatuh dari matanya, teringat siksaan rindu yang menggunung itu akan sampai kapan bisa berakhir.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com