Sebuah tangan yang tampak begitu dekat menarik perhatian Shen Fanxing dan ia bahkan bisa merasakan tangan hangat itu menyentuh wajahnya. Ia pun mendadak menarik napas dan memiringkan kepalanya ke belakang. Saat ia mengangkat wajahnya, matanya tiba-tiba bertemu dengan mata gelap Bo Jingchuan. Mata Shen Fanxing yang jernih langsung menunjukkan kewaspadaan, sementara pria itu tampak diam-diam menarik tangannya dengan tenang dan bertanya, "Sudah bangun?"
"Kamu…. Kenapa kamu di sini?" tanya Shen Fanxing.
Bo Jingchuan tidak berbicara, namun matanya yang tersenyum dengan lembut memandang ke bawah rahang Shen Fanxing. Tatapan Bo Jingchuan sangat terhormat, tetapi ia selalu dapat melihat maksud tersembunyi yang lain dari penampilan pria itu. Ia menundukkan kepalanya, lalu melihat sebagian kulit di bahu dan dadanya terbuka. Wajah polosnya langsung malu dan panik. Kemudian, ia mengangkat selimut dan cepat-cepat menutupi dirinya.
Tiba-tiba, Shen Fanxing bangkit duduk dan tanpa sadar bergerak mundur, namun tidak ada lagi tempat di belakangnya hingga ia bersandar tanpa diduga. Di saat ini, ia hanya bisa menyuarakan kesedihan dan ketidakberdayaan Begini lagi! Kenapa ia selalu terlihat malu di depan pria ini?! Pikirannya akan terjun ke dalam imajinasi yang tidak seharusnya terjadi! Batinnya.
Shen Fanxing melihat bayangan putih mendekatinya dan memegang pinggangnya dengan ketat hingga tubuhnya menabrak dada yang kokoh. Setelah itu, ia diangkat kembali ke ranjang dan tubuhnya ditekan oleh tubuh yang gelap. Aroma harum yang dingin langsung menyelimuti Shen Fanxing. Ia merasa wajahnya seperti terbakar api dan jantungnya nyaris melompat keluar dari rongga dadanya. Ia mencengkram kemeja Bo Jingchuan dengan erat karena panik dan bingung.
Bo Jingchuan melirik Shen Fanxing di bawahnya dan matanya sedikit menggelap. Seakan-akan, dua orang saling menyentuh untuk pertama kalinya. Ia bukan hanya bersentuhan dengan Shen Fanxing secara fisik, namun ada perasaan yang sangat asing. Seolah-olah, mereka juga bersentuhan dalam hati. Sentuhan hati itu terasa sangat baru. Bo Jingchuan pun terdiam selama beberapa detik sembari menyaksikan kesusahan dan kebingungan yang jarang terlihat di wajah wanita itu. Sudut bibirnya sedikit terangkat. "Kamu biasanya begitu berani?" tanyanya dengan suara yang bagus dan menambah sedikit humor.
"Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya," jawab Shen Fanxing. Ia ingin segera menjelaskan, tapi saat ia melihat pria berwajah tampan itu tersenyum semakin dalam, ia merasa semakin malu.
"Hanya di depanku?" tanya Bo Jingchuan. Tidak ada yang disembunyikan dalam perkataan ini, sehingga Shen Fanxing menoleh dan tidak mengatakan apa-apa. Bo Jingchuan terkekeh dibuatnya. "Ini yang terbaik."
Wajah Shen Fanxing memerah lagi. "Kamu... Kenapa kamu di sini?"
Bibir tipis Bo Jingchuan melengkung dengan sangat indah dan ia berkata, "Kamu mandi di kamar mandiku, memakai jubah mandiku, tidur di ranjangku, dan sekarang kamu bertanya kenapa aku ada di sini?"
Shen Fanxing membeku saat Bo Jingchuan menoleh kepalanya dan menatapnya lurus-lurus. Wajah mungilnya yang cantik kembali memerah dan matanya yang menatap Bo Jingchuan dengan canggung tampak terkejut. "Ini kamarmu?!"
Bo Jingchuan melihat reaksi Shen Fanxing yang seperti itu, sementara Shen Fanxing melirik mata dalam pria itu. Sepertinya, ini jelas perbuatan orang lain. Tidak heran jika ia tadi melihat ekspresi Lai Rong yang tampak aneh.
"Jika tidak? Apakah kamu pikir aku akan sengaja melakukan ini untuk mengambil keuntungan darimu?" tanya Bo Jingchuan.
Shen Fanxing terdiam dan keduanya saling melirik secara bergantian. Dia tidak sengaja datang setelah mendapat kesempatan untuk mengambil keuntungan sebesar ini. Tapi, bagaimana jika ini disengaja? pikir Shen Fanxing.