webnovel

Misterius

"Safira.... pergilah berbelanja aku dan Jacky akan minum kopi di rumah Arthur." kata Ryuji

"aha..... ide bagus, mengikuti para wanita berbelanja bisa membuat kakiku patah jadi sepuluh. lagi pula berjalan di tengah keramaian akan membuat Arthur merasa tidak nyaman." imbuh Jacky

"apa tidak merepotkan kak Artur nantinya??" tanya Safira

Arthur yang dari tadi hanya menjadi pendengar akhirnya bersuara "kucing kecil, mana mungkin aku merasa direpotkan justru aku merasa sangat terhormat orang seperti tuan Ryuji dan dokter Jacky bersedia mampir ke rumah."

"pangeran Arthur tidak hanya tampan tapi juga sangat baik hati, aku akan berbelanja secepat yang aku bisa kemudian menyusul ke rumah pangeran Arthur." Ryuna menyipitkan matanya dan meletakan genggaman tanganya di bawah dagu gemas.

"hey....! sudah ku bilang aku adalah calon suamimu, mana boleh kamu menggoda lelaki lain di hadapanku??" sahut Jacky

telinga Silvi memerah senyumnya perlahan memudar saat Jacky mengatakan hal yang tak ingin di dengar Silvi, namun wanita yang memang sudah terbiasa menyembunyikan emosinya mengumpulkan sisa sisa ketegaran dalam dirinya dan tersenyum lebar seraya berkata "Jacky !!! bukan salah Ryuna bertindak seperti ini, selain karena kak Arthur memang sangat tampan juga karena dia tak sudi menjadi calon istri seorang playboy sepertimu."

Artur tiba - tiba saja menarik lengan Silvi membuat desainer muda itu berada dalam pelukannya, Arthur melonggarkan pelukanya dan tersenyum hangat "dasar kucing liar !!! kamu begitu antusias jika Jacky yang berbicara, apa tidak takut aku cemburu??" katanya sambil mencubit gemas hidung Silvi

Jacky seperti seorang yang berada diatas perahu ditengah lautan lepas, hatinya teromang ambing melihat dua orang wanita di hadapanya. ia enggan melepaskan gadis yang telahbia cintai sejak remaja, tapi juga tak nyaman melihat wanita yang biasa meledeknya mendapat perhatian lebih dari pria lain.

"hmmmm kalian mau sampai kapan seperti itu??? sudah sana cepat habiskan uang kalian, aku sudah merasa panas disisni dan ingin minum kopi." keluh Jacky

" ya...ya...ya.... lagi pula aku juga tidak betah kalau harus berlama- lama dengan playboy sepertimu!" kata Silvi

merekapun berpisah di ujung jalan rumah Berliana, para wanita bergegas menuju jalan malioboro sedangkan para lelaki menuju jalan pahlawan kerumah Arthur.

"aku merasa sedikit aneh dengan tingkah para lelaki itu, mengapa mereka seperti sedang mengintai kak Arthur?" tanya Silvi sembari asik memilik batik di sebuah toko

"hmmmm iya aku juga merasa sedikit aneh, mereka juga bersi keras menarik kak Arthur agar bekerjasama dengan Tanaka grup." imbuh Safira

"tapi menurutku masalah kerjasama itu wajar, pangeran Arthur memiliki latar belakang yang kuat pasti sangat berpengaruh jika dia bekerjasama dengan Tanaka grup." Ujar Ryuna menyela pembicaraan Safira dan Silvi.

"yaaa aku tahu itu, tapi mereka seperti menginginkan sesuatu yang lebih dari kerjasama itu." Safira mengutarakan analisisnya

"ha...ha...ha... itu sangat mudah di baca kak, selain latar belakang yang kuat dia juga memiliki kisah menarik dalam hidupnya. dan setelah dicari tahu oleh si play boy itu ternyata Arthur adalah adik dari Arceleus yang tidak lain adalah CEO dari perusahaan Mezo dan menariknya pria itu adalah orang yang dijodohkan dengan kakak ipar Safira. jadi bisa ditarik kesimpulan jika Arthur bergabung dalam Tanaka grup maka Mezo company akan semakin terdesak, sekarang yang perlu di khawatirkan itu si play boy bukan si Arthur."

Safira dan Silvi melongo mendengar penjelasan Ryuna yang tidak ia ketahui

"Ryuna dari mana kamu tahu semua itu??? dan apa maksudmu dengan Jacky??"

"kakak ipar ku tersayang .... aku tahu betul bagaimana Jacky dia akan terus mencari tahu sesuatu yang membuat dia terusik, karenanya dia mencari tahu semua tentang Arthur. sayangnya dia tidak menyadari kalau dorongan mencari tahu tentang Arthur bukanlah masalah bisnis."

"lalu masalah apa???"

"hanya kaum lelaki yang mengetahui itu !!" jawab Ryuna lugas dengan senyum menawanya.

di tempat lain para lelaki sudah sampai dikediaman Arthur yang berada di Jogjakarta, Ryuji dengan tenang memasuki rumah bergaya Eropa itu dengan tenang namun berbeda dengan Ryuji Jacky justru sigap mengamati rumah bernuansa putih itu dengan seksama.

mata Jacky berkelana keseluruh ruangan yang ada di rumah itu sampai dia terhenti pada sebuah lukisan seorang remaja putra yang sedang berdiam diri di sebuah meja.

"Arthur, apa orang dalam lukisan ini kamu?" tanya Jacky

Arthur berjalan mendekati Jacky sambil menganggukan kepala mengiyakan.

"waaah lukisan ini tampak hidup, pasti yang menggambar adalah pelukis profesional."

"iyaa..... desainer juga seorang pelukis profesional kan dokter Jacky?"

"maksudmu???"

" yang menjadikan aku sebagai model lukisanya adalah Silvi, aku menyita lukisan ini karena dia tidak memberi tahuku sebelumnya jika hendak menjadikanku model lukisnya." Arthur mengumbar senyumnya yang menenangkan.

"apa ada lukisan lain yang kamu miliki Artur??" tanya Ryuji

"tunggu sebentar akan ku coba mencarinya."

Arthur meninggalkan kedua lelaki itu di ruang tamu sendiri menikmati kopi yang telah disiapkan oleh pelayan Arthur.

"Ryuji..... aku harus memperingatkan Silvi agar berhati - hati dengan Arthur, sepertinya lelaki ini memiliki tujuan terselubung."

"kamu tidak biasanya memperdulikan urusan wanita."

"itu karena Silvi adalah teman kakak ipar dan sudah banyak membantu Tanaka grup."

tiba tiba saja Arthur turun dari kamar utama yang berada di lantai dua rumah besar itu.

"kalian sedang membicarakan aku??"

"hah.... kamu mendengarnya??" tanya Ryuji

"sedikit...jadi ada yang ingin kalian tanyakan?."

suasana seketika menjadi hening untuk beberapa detik

"Arthur ku dengar kamu sudah pernah bertunangan??" tanya Ryuji

"aha... ya.... kamu sudah bertunangan bersama dengan kakakmu si Archeleus?." tambah Jacky

Arthur tersenyum kecut sambil meletakan beberapa lembar kertas lukisan ditanganya ke atas meja tamu.

"dia sudah menikah !!" katanya lugas

"apa??? bagaimana bisa??" tanya Jacky terkejut

"aku terlalu lamban mengambil langkah, jadi tanpa sadar dia sudah bersama orang lain."

"lalu apa mau selamanya melajang??" tanya Ryuji

Arthur tersenyum tenang mengambil selembar kertas dimana terdapat gambar sketsa abstrak seorang gadis mengenakan seragam sekolah, kemudia Arthur berkata "aku akan merebutnya, bukankah mewujudkan rumor menjadi kenyataan itu akan lebih mudah??"

Ryuji dan Jacky menatap kertas itu melihat disudut kertas bagian bawah lukisan itu tertulis nama Silvi. sontak hal itu membuat Jacky bersua

"kamu akan merebut Silvi dari pengusaha tua, gendut dan botak itu???"

tak ada jawaban dari Arthur dia hanya menyuguhkan senyuman pada dua lelaki yang baru saja dikenalnya.

tak ada yang tahu apa arti dari senyuman Arthur kala itu bahkan Ryuji dan Jacky yang biasanya sangat mudah mengetahui teka teki mimik wajah hari itu hanya bisa menganggap senyuman Arthur adalah senyuman misterius yang pernah dilihatnya.