webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · วัยรุ่น
Not enough ratings
167 Chs

Warning!!!! ada adegan 17+

"Vee....." panggil sesorang dari telfon, Vee terdiam tak menjawab karena mendengar suaranya saja Vee sudah tau siapa yg menelfon nya ' Brian ' ucap Vee dalam hati

" maaf kalo aku ganggu kamu " ucap Brian

" kamu dapet no aku dari siapa? " tanya Vee, Brian sudah menduga bahwa Vee akan menanyakan ini " Tante Mega " jawab Brian singkat " ada apa ? " tanya Vee dengan gugup

" aku cuma mau mengingatkan nanti malam jam tujuh aku jemput " jawab Brian

"ok " balas Vee " bye " Brian mengakhiri panggilannya, Vee masih terdiam lalu berteriak kegirangan.

Saat malam hari, Vee sedang bersiap-siap untuk pergi bersama Brian, Mega datang menghampiri putri kesayangannya sambil membelai rambut Vee

" ya ampun cantiknya princess Momy " Vee tersenyum malu, terdengar suara mobil di halaman depan rumahnya, Darma sudah menyambut kedatangan Brian. Malam ini Brian berpenampilan casual namun tidak mengurangi sedikit pun ketampanan nya

" ayo silakan masuk Brian " ajak Darma, Brian hanya membalas dengan senyuman

" silakan duduk, Vee sedang bersiap-siap dikamar nya " ucap Darma " terimakasih sudah mengizinkan Brian untuk mengajak Vee keluar om " balas Brian dengan baik, Darma hanya tersenyum tak lama kemudian Vee pun keluar dari kamarnya dan turun menemui Brian, Brian begitu terkesima melihat penampilan Vee yg begitu cantik rambut nya hitam panjang terurai dan di hiasi sebuah jepit kecil di rambutnya, memakai drees berwarna hitam yg panjangnya di atas lutut dengan riasan di wajah nya yg terlihat natural dan sedikit di olesi lipstik pink yg mewarnai bibir mungil Vee membuat Brian tersenyum.

" kita berangkat dulu om " ucap Brian

" hati-hati dijalan ya " balas Darma dan Mega.

mobil Lamborghini Aventador yg di kendarai Brian pun perlahan meninggalkan arena perumahan elit itu.

" sepertinya Vee dan Brian akan menerima perjodohan ini " ucap Darma " iya mas, melihat sikap baik Brian kepada Vee aku yakin bahwa dia pasangan yg baik untuk Vee kelak " balas Mega, mereka pun masuk kedalam rumah.

Selama di perjalanan menuju restauran, tak sepatah katapun keluar dari mulut Brian maupun Vee namun diam-diam Brian memperhatikan Vee melalui kaca di dalam mobilnya. " kita mau kemana?" tanya Vee dengan gugup, Brian tersenyum sebelum menjawab " kita akan pergi ke tempat dimana kita pertama kali bertemu " Vee menahan senyumnya yg merona.

Merekapun sampai di sebuah restauran Jepang yg sudah di janjikan Brian, saat hendak masuk kedalam restauran Brian mengulurkan tangannya kepada Vee untuk menggandeng nya, Vee tertunduk malu wajahnya kembali memerah namun menerima uluran tangan dari Brian kemudian melangkah masuk. Banyak sepasang mata yg melihat ke arah mereka dengan kagum dan menilai jika mereka pasangan yg serasi meskipun Brian jauh lebih tua di bandingkan Vee namun penampilan Brian masih tetap seperti remaja sebentar lagi Vee menginjak umur 17 tahun sedangkan Brian kini berumur 25 tahun.

Mereka sudah sampai di rooftof tempat pertamakali mereka bertemu, diatas sana mereka bisa menikmati pemandangan malam langit yg di hiasi begitu banyak bintang dan bulan bersinar terang diatas sana.

" Vee, ada banyak hal yg ingin aku tanyakan " ucap Brian yg mencair kan suasana

" apa ? " tanya Vee kembali tanpa ragu, Brian kembali menatap Vee sebelum menjawab lalu tersenyum " apa pendapat kamu tentang perjodohan ini ?" Vee terdiam, tanpa basa-basi Brian langsung mempertanyakan itu pada Vee " jujur, aku belum siap untuk menikah muda umur aku aja baru mau masuk 17 tahun masih banyak cita-cita yg harus aku kejar terutama untuk melanjutkan kuliah di stanford university, Amerika " jawab Vee " tapi bukan bearti aku menolak perjodohan ini, aku hanya ingin menggapai cita-cita dan melanjutkan perusahaan Dady " sambung nya lagi, Brian diam tanpa ekspresi dan entah apa yg ada di dalam fikiran nya saat ini membuat Vee menjadi gugup " bagus, itu pemikiran yg bagus " ucap Brian dengan tersenyum, Vee merasa lega mendengar pendapat Brian

" lalu kamu sendiri bagaimana, apa yg kamu fikir tentang perjodohan ini " dengan berani Vee memberikan pertanyaan yg sama pada Brian, " apapun yg menjadi pilihan kamu, aku akan mendukung termasuk keinginan kamu untuk melanjutkan kuliah di stanford university " jawab Brian dengan santai, meskipun ada keraguan dalam hatinya Brian tak menunjukkan itu pada Vee, dan Vee pun merasa senang atas jawab Brian. Pesanan makanan mereka pun telah sampai di atas meja mereka lalu menyantap makanan dengan nikmat. " siapa Barra ? " tanya Brian yg membuat Vee berhenti mengunyah makanannya " mantan " jawab Vee singkat, Brian hanya mengangguk pelan " tapi aku sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi sama Barra" sambung Vee untuk menjelaskan nya, Brian pun tersenyum " temen-temen kamu lucu juga ya " ucap Brian lagi " iya " balas Vee singkat " kapan-kapan aku mau ngajak kamu sama temen-temen jalan bareng " ucap Brian

" ha? kamu serius? " tanya Vee dengan kaget

' iya, aku serius " jawab Brian dengan santai.

Tiba-tiba, seorang wanita datang menghampiri Brian dan Vee, wanita itu langsung merangkul pundak Brian

" hai Brian.... " sapa wanita itu, lalu melirik kearah Vee dengan senyuman sinis

" Gladis... " balas Brian

" kenapa kamu nggak angkat telfon aku, dan kamu juga nggak bales chat aku? " tanya Gladis " dan ini siapa Brian? " sambung Gladis lagi sambil mendekati Vee dengan sinis, merasa tidak nyaman Vee pun beranjak meninggalkan Brian dan Gladis

" Vee.... " panggil Brian

" kenapa kamu harus muncul lagi " bentak Brian, namun Gladis tidak menghiraukan nya

" Brian, aku sudah pernah bilang kalo kamu cuma punya aku dan aku akan kejer kamu kemanapun kamu pergi " ucap Gladis dengan santai " dasar, cewek psikopat " ucap Brian dengan penuh kebencian, lalu Brian berlari mengejar Vee tanpa menghiraukan Gladis.

" kamu nggak akan bisa lari dari aku Brian " ucap Gladis dengan menahan amarah.

Vee sudah berada di parkiran, dan fikiran nya sedang kacau saat ini

' siapa Gladis, dan apa hubungan Brian sama cewek itu, atau jangan-jangan itu pacar Brian atau bahkan lebih dari pacar? ' ucap Vee dalam hati ' pantes aja, Brian nggak berontak saat gue bilang kalo gue belum siap untuk nikah muda, ternyata dia ada cewek lain ' ucapnya lagi

" ya ampun Vee.... kenapa Lo bego banget sih, hanya karena Brian bersikap manis Samo Lo, Lo jadi lupa diri " Vee mengutuk dirinya. Brian pun datang menghampiri Vee

" aku bisa jelasin semuanya sama kamu " ucap Brian, Vee hanya menatap Brian dengan tatapan kosong

" tolong kamu percaya sama aku, cewek tadi itu namanya Gladis dia mantan aku waktu di Paris " ucap Brian meyakinkan Vee

" Lalu ? "

" dan kita sudah Putus bahkan jauh sebelum aku ketemu sama kamu, tapi dia terus mengejar aku " ucap Brian lagi

" please percaya sama aku " Vee hanya diam tanpa ekspresi apapun

" awalnya aku memang mau cerita sama kamu, tapi tiba-tiba dia datang dengan menunjukkan tingkah seolah-olah kami masih sebagi pasangan " tambahnya lagi

" dan aku juga mau bilang sama kamu tentang perasaan aku sebenarnya-" tiba-tiba Brian terdiam saat melihat bahwa Vee tak menunjukkan ekspresi apapun, perlahan Brian mendekati Vee dan menyentuh tangan nya

" Vee, aku nggak tau harus memulai dari mana tapi yg harus kamu tau bahwa hati aku sekarang ada kamu " ucap Brian dengan bersungguh-sungguh mata nya tepat melihat ke bola mata Vee, sedangkan Vee masih terdiam tak percaya

" waktu pertama kali, papa ngasih aku foto kamu aku nggak tau apa yg ada dalam fikiran aku saat itu sampai akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan Paris datang kesini dan mencari tau seperti apa Veola Camelia yg akan di jodohkan dengan ku kelak... dan saat aku nanya pendapat kamu tentang perjodohan itu, kamu menjawab dan aku mendengarkan keinginan kamu, aku nggak mau menghancurkan cita-cita kamu, apa lagi merebut masa remaja kamu hanya untuk menikah sama aku, mimpi dan cita-cita kamu itu segalanya di bandingkan sebuah pernikahan, tapi aku serius untuk menjalani perjodohan ini" ucap Brian dengan tulus, Vee masih terdiam mendengar setiap perkataan Brian, Brian kembali mendekatinya jantung Brian derdetak kencang saat menatap Vee menundukkan kepalanya lalu mengecup lembut bibir merah muda milik Vee dan aneh nya Vee sama sekali tidak memberontak, melihat Vee tak memberontak Brian dengan lembut melumat bibir manis milik Vee dan Vee pun membalasnya, mereka terhanyut dalam ciuman mereka lima menit kemudian perlahan Brian pun melepaskan ciumannya lalu memeluk Vee dengan erat.

Saat tiba di rumah, Vee langsung merebahkan tubuhnya keatas kasur yg luas di kamarnya, lalu Vee meraba bibirnya dan mengingat bagaimana cara Brian mencium bibirnya dengan lembut Vee pun tersenyum tenggelam dalam kebahagiaan nya malam ini.