webnovel

Chapter 141

** Marine H.Q. **

Saat ini, di dalam kantor Marine Fleet Admiral, ada pertemuan kecil yang terjadi antara beberapa perwira pangkat tinggi di Marine. Duduk di dalam ruangan yang agak besar adalah Vice Admiral Garp, Vice Admiral Tsuru, dan tentu saja, ada Fleet Admiral itu sendiri, Sengoku. Itu adalah pertemuan rutin yang dijadwalkan untuk membahas peristiwan di dunia saat ini.

"Kapan era bajak laut ini akan berakhir?" Sengoku berkata sambil menghela nafas lelah dari belakang mejanya.

"Siapa bilang ini memiliki akhir?" ucap Garp sambil mengunyah kerupuk nasi. "Cepat atau lambat seseorang akan menemukan harta itu lalu mereka akan mati, dan siklusnya akan mulai dari awal lagi," tambahnya di sela-sela gigitan.

"Kau hanya ingin membuat hari ku menjadi lebih buruk bukan, Garp," kata Sengoku.

"Bahahaha!" garp tertawa. "ya kau benar!" dia mengakui dengan senang hati, menyebabkan Fleet Admiral itu mengerang.

"Lagi pula, apa yang kita tunggu?" Tsuru bertanya sambil melihat dua teman lamanya yang saling bertengkar satu sama lain.

"Kita sedang menunggu Gion untuk membawa laporan pengintaian minggu ini," jawab Sengoku sambil bersandar di kursinya. Tepat ketika dia selesai berbicara ada ketukan di pintu. "Masuklah!" Sengoku berkata dengan keras. Segera pintu ke kantor didorong terbuka dan Marine Kapten Gion berjalan membawa clipboard.

"Selamat pagi, Fleet Admiral , Vice Admiral Tsuru, dan Vice Admiral Garp," kata Gion dengan hormat sambil membungkuk sedikit. "Laporan pengintaian minggu ini berasal dari divisi pengintai," katanya sambil menyerahkan clipboard kepada Sengoku yang melihat kertas-kertas di clipboard sebelum menyerahkan sebagian dari mereka ke Tsuru dan Garp dan beberapa kembali ke Gion.

"Apakah ada hal penting untuk dilaporkan?" Tsuru bertanya sambil melihat ke arah Marine kapten muda itu.

"Tidak ada masalah yang terlalu besar," kata Gion sambil melihat ke kertas. "Perang saudara telah pecah di kerajaan Black Raven di West Blue," tambahnya menyebabkan tiga perwira Marine itu menganggukkan kepala mereka.

"Dunia benar-benar tempat yang bergejolak," komentar garp sambil membaca laporan itu. "Satu konflik muncul setelah konflik sebelumnya," tambahnya sebelum mengambil kerupuk nasinya.

"Kerajaan Drum memiliki raja baru dan telah memutuskan untuk mengubah nama kerajaan menjadi Kerajaan Sakura," ucap Gion menyebabkan mereka bertiga mengangkat alis.

"Siapa raja yang baru ini?" Tsuru bertanya.

"Seorang pria bernama Dalton," jawab Gion sambil mengalihkan perhatiannya ke Vice Admiral Tsuru. "Dia adalah mantan pengawal kerajaan di bawah raja terdahulu," tambahnya.

"Apakah raja terdahulu itu mati?" Sengoku bertanya.

"Kami tidak tahu," jawab Gion dengan nada minta maaf. "Kami tahu bahwa cucu Vice Admiral Garp, Thunder Demon bertanggung jawab atas kematian raja yang sebelumnya," katanya mengejutkan semua orang di ruangan itu.

"Kerajaan Sakura yang sekarang juga mengibarkan Bendera Thunder Demon di sekitar negara mereka, menandakan bahwa mereka berada di bawah perlindungannya," Gion menjelaskan menyebabkan Garp tersedak kerupuk nasinya.

"Apa!?" mereka bertiga berteriak kaget.

"Kapan ini terjadi dan mengapa kita tidak diberitahu lebih awal?" Sengoku bertanya sambil berdiri dari balik mejanya.

"Sepertinya, ini telah terjadi jauh sebelum Topi Jerami tiba di Alabasta. Kita hanya mengetahuinya sekarang karena dalam beberapa minggu terakhir kerajaan itu cukup aktif," Gion menjelaskan.

"Aktif dengan melakukan apa tepatnya?" Garp bertanya sambil menyipitkan matanya, bertanya-tanya masalah apa yang disebabkan cucunya sekarang.

"Sepertinya tidak ada yang buruk," jawab Gion, menenangkan semua orang. "Mereka baru saja memesan banyak persediaan untuk memproduksi obat sekali lagi," tambahnya menyebabkan mereka bertiga menaikkan alis.

"Mereka terkenal di dunia karena dokter dan produksi obat mereka," Tsuru menambahkan dengan anggukan. "Dan produksi obat-obatan dari Drum Kingdom sudah tidak berjalan selama beberapa tahun terakhir, jadi ini mungkin pertanda yang baik," ucap Tsuru menyebabkan semua orang mengangguk.

"Jadi, Thunder Demon sudah memiliki dua negara di bawah kendalinya," komentar Sengoku ketika dia duduk kembali di kursinya.

"Itu benar, Pak," balas Gion dengan anggukan. "Dilaporkan juga bahwa ada insiden antara Thunder Demon dan Bellamy si Hyena di Jaya seminggu yang lalu," tambahnya.

"Apa kejadiannya?" Sengoku bertanya sambil mengangkat alis.

"Dari apa yang kami kumpulkan, Bellamy menjadikan salah satu anggota kru Thunder Demon sebagai tawanan untuk membalas serangan yang di lakukan Thunder Demon pada Bellamy," Gion menjelaskan menyebabkan ketiga orang itu mengangguk.

"Yang terjadi selanjutnya adalah pembantaian total pada kru Bellamy dengan Bellamy menjadi satu-satunya yang selamat," tambahnya, menyebabkan mata mereka sedikit melebar.

"Ada laporan rinci dari saksi mata di halaman 7," tambah Gion menyebabkan semuanya membuka halaman 7 dan membaca laporan dari saksi mata itu.

"Tidak mungkin Bellamy bisa bertahan hidup setelah melawan Luffy," kata Garp sambil membaca laporan itu.

"Oh tidak, bukan karena dia selamat. Tetapi cucumu membiarkannya hidup sebagai hukuman," sahut Gion, menyebabkan mereka bertiga mengerti.

"Apakah kita tahu mengapa dia ada di Jaya?" Tsuru bertanya dengan ekspresi penasaran di wajahnya.

"Laporan mengatakan dia ada di sana untuk mengumpulkan informasi tentang Sky Island," jawab Gion, mengejutkan semua orang di ruangan itu.

"Apakah kita tahu di mana dia sekarang?" garp bertanya.

"Tidak ada tanda-tanda kemunculan Thunder Demon selama seminggu terakhir," ucapnya, menyebabkan Vice Admiral itu tertawa.

"Kurasa dia menemukan informasi yang dia cari," kata garp, sementara dua kawannya mengangguk setuju.

"Karena kita berbicara tentang cucu Vice Admiral ," sahut Gion secara tiba-tiba, menarik perhatian mereka sekali lagi. "Perlu ku beritahukan bahwa Angel of Death, Franklin D. Isaac telah terlihat di West Blue. Aku mengangkat topik ini, karena baru-baru ini dilaporkan bahwa Isaac sekarang berlayar di bawah bendera Thunder Demon," tambah Gion, menyebabkan ekpresi bingung muncul di semua wajah mereka.

"Mengapa bajak laut yang kuat dari New World tiba-tiba pergi ke salah satu dari 4 blues?" Tsuru bertanya dengan ekspresi penasaran di wajahnya.

"Kami tidak tahu," kata Gion sambil menghela nafas. "Yang kami tahu adalah dia sempat terlihat berada di sana," tambahnya.

"Awasi dia," kata Sengoku dengan serius. "Aku ragu dia ada di sana atas kemauannya sendiri. Lebih seperti dia di suruh ke sana," tambah Sengoku sambil menyipitkan matanya.

"Aye, sir!" jawab Gion sambil membuat catatan untuk memberitahu divisi pengintaian untuk melanjutkan mengintai Isaac.

"Ada lagi yang harus dilaporkan?" Tsuru bertanya.

"Bagaimana dengan organisasi yang kau kabarkan sebelumnya?" garp tiba-tiba bertanya, menyebabkan dua temannya mengingat masalah itu.

"Benar, Hell's Company," kata Gion sambil membalik-balik beberapa halaman untuk menemukan laporannya.

"Beberapa agen Cipher Pol berhasil menyusup ke organisasi mereka di North Blue," ucap Gion, menyebabkan ekspresi yang sedikit bersemangat muncul di wajah dua Vice Admiral dan Fleet Admiral itu .

"Namun, mereka tidak dapat mengumpulkan informasi tentang siapa sebenarnya pemimpin mereka yang bernama Asura," tambahnya sambil menghela nafas, membuat ekpresi orang-orang yang sebelumnya bersemangat menjadi sedikit kecewa.

"Kau tadi mengatakan North Blue, bagaimana dengan Lautan lainnya dan Grand Line?" Tsuru bertanya.

"Agen kita tidak bisa bergabung," jawab Gion, menyebabkan semua orang mengangkat alis. "Cabang-cabang organisasi di lautan lain tampaknya tidak menerima siapa pun yang ingin bergabung dengan mereka. Cara mereka lebih seperti mencari sendiri siapa yang ingin mereka pekerjakan dan kemudian target yang mereka sasar akan di tawarkan pekerjaan," katanya, membuat semua orang menghela nafas.

"Apakah kita tahu sesuatu yang baru tentang organisasi ini?" Sengoku bertanya.

"Well, sepertinya mereka berhasil mendapatkan kesepakatan dengan Kerajaan Sakura yang baru, untuk menjadi satu-satunya distributor obat-obatan mereka," jawab Gion, mengejutkan tiga perwira angkatan laut yang lebih tua.

"Ada laporan bahwa rumah sakit dari keempat blues sudah melakukan pemesanan melalui organisasi ini untuk obat-obatan terkenal di dunia dari Kerajaan Sakura," tambah Gion menyebabkan semua orang menganggukkan kepala merekan.

"Itu semua terdengar bagus dan aman, tetapi adakah intel tentang penyelundupan ilegal yang dilakukan oleh organisasi ini?" Sengoku bertanya.

"Hanya rumor, Pak," jawab Gion sambil menghela nafas lagi. "Tidak ada yang tahu pasti," tambahnya.

"Mari kita dengar rumor ini," kata garp sambil duduk tegak. Gion mengangguk sebelum membaca kertas di tangannya selama beberapa detik sebelum berbicara pada 3 atasannya.

"Ada rumor bahwa Hell's Company adalah orang yang memasok senjata kepada para pemberontak di Black Raven Kingdom yang memulai perang sipil," ucap Gion sebelum dia menatap ke arah Fleet Admiral . "Namun, ini belum dapat dikonfirmasi apakah itu benar atau tidak," tambahnya membuat mereka mengangguk.

"Aku tidak suka ini," kata Sengoku sambil menghela nafas.

"Aku juga tidak," Tsuru menambahkan ketika dia meletakkan kertas-kertas itu dan melipat tangannya.

"Sudah diketahui oleh pemerintah dunia bahwa Underworld sudah terbangun dengan kokoh di New World, tetapi jangkauan mereka tidak meluas ke Grand line, namun jika di Grand Line memang ada, komunitas mereka tidak serumit yang ada di New World" tambahnya, menyebabkan kedua pria di ruangan itu mengangguk setuju.

"Kurasa kita semua harus bersiap menghadapi perang besar-besaran," garp tiba-tiba berkata, menarik perhatian semua orang.

"Dan kenapa kita harus melakukan itu, dasar bodoh," Tsuru menyalak pada Garp.

"Tidak ada tanda-tanda perang akan terjadi," tambah Sengoku sambil berdiri dari belakang mejanya.

"Pikirkan ini," kata garp dengan suara serius. "Under World sudah berdiri dengan kokoh, dan orang-orang yang menjalankan Under World semuanya sangat kuat dalam spesialisasi mereka sendiri," tambahnya sambil menyipitkan matanya.

"Orang bernama Asura ini pemain baru dan dia berkembang dengan kecepatan yang sangat cepat. Menurutku para pemain lama tidak akan menyukai kenyataan, bahwa Asura mengambil bisnis dari mereka," Garp menjelaskan, membuat semua orang mengerti mengapa dia menyarankan mereka harus bersiap untuk perang.

"Ini akan menjadi perang untuk mengendalikan bagian-bagian tertentu di UnderWorld, atau seluruh organisasi Underworld akan ikut bergabung untuk mengambil semua harta Asura," Ucap Tsuru dengan tatapan serius muncul di wajahnya.

"Dan perang seperti itu bukan perang yang bisa dikendalikan," ucap Sengoku sambil menghela nafas.

"Kita juga bisa menggunakan ini untuk keuntungan kita," sahut Tsuru, menarik perhatian semua orang. "Kita bisa menggunakan perang ini untuk menyusup ke Underworld untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mereka," tambahnya.

"Jangan terlalu terburu-buru," jawab Sengoku sambil duduk kembali. "Untuk saat ini, kita seharusnya mengumpulkan lebih banyak informasi," katanya menyebabkan semua orang mengangguk.

"Ada lagi yang harus dilaporkan, Gion?" dia bertanya sambil mengalihkan perhatiannya ke Marine kapten yang berdiri di tengah ruangan.

"Tidak pak!" Kata Gion.

"Baiklah, silahkan kembali!" ucap Sengoku, menyebabkan Gion memberi hormat sebelum mulai berjalan keluar ruangan. "Mengapa pekerjaan ini tidak pernah mudah," katanya sambil mendesah lelah dan bersandar ke kursinya.

"Apa yang kau bicarakan?" garp bertanya dengan senyum lebar di wajahnya. "Ini pekerjaan yang mudah! Bahahaha!" katanya dengan keras, menyebabkan Sengoku dan Tsuru mengerang.

"Itu karena kau tidak melakukan apa-apa!" teriak mereka berdua.

** Dengan Topi Jerami **

Matahari sudah terbenam, dan semua orang berada di dek utama, merasa sangat bosan. Luffy telah mengubah singgasananya menjadi kursi pantai dan sedang berbaring menatap balon gurita.

Bahkan dia harus mengakui bahwa ini sangat membosankan, ia hanya duduk-duduk di dek menunggu kapal untuk mencapai dasar.

"Kupikir ini tidak akan lama," ucap Robin dari posisinya yang duduk di dek utama.

"Tidak bisakah ini turun lebih cepat?" Nami bertanya sambil menghela nafas frustrasi.

"Apakah hanya perasaanku atau apakah balon ini terlihat menjadi lebih kecil?" Sanji tiba-tiba bertanya sambil menatap gurita. Luffy kemudian menyipitkan matanya dan melihat gurita di atasnya sebelum matanya langsung melebar.

"Balonnya menyusut!" seru Luffy dengan keras, membuat semua orang mendengarnya, Luffy kemudian segera bangkit dari singgasananya.

"Kelihatannya itu memang terlihat lebih kecil dari sebelumnya," kata Nojiko.

"Kenapa aku punya firasat buruk tentang ini," ucap Usopp dengan suara takut. Tepat setelah dia mengatakan itu, balon gurita mengempis menjadi lebih kecil lagi dan kemudian kapal terjun kebawah dengan kecepatan yang lebih cepat.

"Kita jatuh terlalu cepat!" Nami berteriak ketika dia dan semua orang berpegangan pada sesuatu. Luffy memposisikan dirinya dan merentangkan tangannya lebar-lebarnya, menyebabkan percikan listirk menari di sekitar ujung jarinya.

Segera, awan panggilan Luffy yang sangat besar turun dari langit, awan itu langsung menempatkan dirinya di bawah Going Merry.

Going Merry kemudian berada di atas awan, tetapi kapal terus jatuh dengan kecepatan yang sebelumnya. Luffy kemudian mengepalkan tinjunya erat-erat dan kemudian mengambil posisi seperti menahan kapal dengan tubuhnya seolah-olah dia sedang mencoba mengangkat kapal.

"AHHHHHHHHHH!" Luffy berteriak ketika dia mulai merasakan berat kapal. Kapal mulai melambat, tetapi masih jatuh terlalu cepat.

"Kita melambat!" Chopper berkata dengan gembira.

"Tapi kita masih jatuh terlalu cepat," sahut Nami dengan panik sambil membungkuk ke sisi kapal dan menatap ke bawah. "Kalau terus begini, kita akan menghantam laut dengan sangat keras dan kita akan tenggelam ke dasar!" dia berteriak.

"Itu kalau kapal ini tidak hancur lebih dulu," sahut Robin, menyebabkan kepala Usopp langsung naik.

"Itu tidak akan terjadi selama aku masih di sini," kata Usopp sambil mengeluarkan kait pengait dari ikat pinggangnya dan menempelkannya ke sisi kapal sebelum melompat ke bawah mengejutkan semua orang.

Usopp kemudian pergi ke bawah awan raksasa dan menempelkan beberapa dial angin di atasnya. Dial angin kemudian segera diaktifkan dan memperlambat laju jatuh kapal secara drastis.

Namun, karena beban ekstra yang mereka bawa, kecepatan di mana mereka jatuh masih cukup cepat.

"Semuanya, pegangan sesuatu!" Luffy berteriak sambil berusaha memelankan kapal, sementara kru lainnya menarik Usopp kembali ke atas dan bersiap untuk berbenturan dengan laut.

Merry akhirnya jatuh dan menghantam air dengan keras, menghancurkan awan yang dibuat Luffy, pada saat yang sama menciptakan gelombang besar yang memercik ke sisi kapal.

Ketika kapal menabrak air, suara sesuatu yang patah pada kapal dapat didengar oleh semua orang, tetapi mereka semua terlalu sibuk mencoba untuk bertahan hidup, untuk benar-benar memperhatikan suara itu.

Kapal mereka bergoyang-goyang di air yang sekarang bergelombang sementara para kru berusaha bangkit dari lantai.

"Apakah semua orang baik-baik saja?" Nojiko bertanya sambil memegangi kepalanya dan perlahan berdiri.

"Ya, hanya sedikit terguncang," jawab Nami sambil berdiri. Ketika semua orang bangkit dan menatap Luffy, mereka semua melihatnya kesusahan bernapas sambil berlutut di lantai dengan keringat yang menetes dari wajahnya.

"Kau baik-baik saja, kapten?" Zoro bertanya, yang mana Luffy hanya memberi anggukan. Luffy kemudian menggunakan sedikit kekuatan yang dia miliki untuk berdiri sendiri sebelum meraih ke dalam mantelnya dan mengeluarkan sebotol wiski dan meminumnya langsung dari botol sampai kosong.

"Aku baik-baik saja," kata Luffy sambil melemparkan botol itu ke samping. "Usopp, Chopper, kalian berdua periksa dek bawah untuk melihat kerusakan pada kapal," perintahnya dengan suara lelah.

"Aye Captain!" Usopp balas berteriak dengan memberi hormat.

"Kau bisa mengandalkan kami!" Chopper berkata dalam wujud rusa kecilnya.

"Nami," kata Luffy menarik perhatiannya.

"Bawa kita ke pulau berikutnya," katanya, menyebabkan Nami mengangguk. Luffy kemudian berjalan kembali ke singgasananya dan menjatuhkan diri di atas singgasananya. "Aku benar-benar perlu memiliki kapal yang bisa terbang," katanya sambil menghela napas, saat dia mendarat di singgasananya dan kemudian menutup matanya.