** Kembali pada Luffy **
Para Topi jerami telah berlayar sekitar satu hari sejak mereka bertemu dengan armada Buster Call. Luffy saat ini duduk di singgasananya dengan segelas wiski di tangan kanannya dan siput transponder di tangan kirinya.
Dia sedang bersiap untuk menghubungi kontraktor kenalannya tentang pelabuhan yang perlu dibangun di Alabasta. Kru lainnya tersebar di seluruh kapal, Nami dan Nojiko duduk di belakang Luffy dengan Robin yang berusaha untuk mengenal kedua saudara itu lebih baik.
Zoro duduk di sebelah kanan Luffy, sedang tidur siang sementara Usopp dan Chopper duduk di depan kapal dengan punggung mereka saling membelakangi. Usopp sedang berupaya meningkatkan ketapelnya sementara Chopper membuat obat baru untuk digunakan.
Sementara Sanji berada di dapur, sedang menyiapkan Makan Siang untuk semua kru. Luffy menyuruhnya untuk menyiapkan pesta selamat datang untuk Robin, sesuatu yang sedang dilakukan oleh koki mesum itu.
Para kru masih agak ragu-ragu terhadap Robin pada awalnya, tetapi mereka semua akhirnya mulai bersikap ramah padanya ... semua orang kecuali Zoro. Dia masih tidak percaya pada Robin, meskipun Luffy sudah mengatakan bahwa Robin tidak membahayakan.
Luffy meneguk wiski sebelum dia memandang siput transponder dan mengambil ujung speaker yang berada di atas siput. Dia kemudian memutar nomor yang ada dan kemudian siput itu mulai berdering.
* purupurupuru ** purupurupuru ** purupurupuru * Kachack *
"Halo?" jawab suara yang dalam dari seorang laki-laki.
"Ini Asura," jawab Luffy dengan nada bosan.
"Oh, hei bos," jawab pria itu.
"Bawa anak buahmu dan pergi ke Alabasta," ucap Luffy ke arah siput. "Pergi dan temui raja di sana secara langsung, dia sudah menunggumu," tambah Luffy.
"Raja?" pria lawan bicara Luffy bertanya dengan suara terkejut. "Kenapa aku harus bertemu seorang raja?" pria itu bertanya, tidak terlalu menyukai bila harus berurusan dengan sekelompok bangsawan.
"Karena dia akan memberitahumu di mana kau bisa membangun pelabuhan, dungu," jawab Luffy dengan nada agak jengkel." Kau masih memiliki blueprint untuk pelabuhanku, kan? "Tanya Luffy dengan nada mengancam.
"T-tentu saja, bos," jawab pria itu dengan suara yang sedikit takut. "Desainnya persis seperti yang kau inginkan," tambahnya.
"Bagus, sekarang pergilah ke Alabasta dan segera bangun itu," perintah Luffy. "Putri dari kerajaan itu adalah bagian dari kru ku, sehingga dia akan mengawasi segalanya atas namaku," tambahnya, mengejutkan pria itu sekali lagi.
"Kau memiliki seorang putri raja di krumu?" pria itu bertanya dengan suara yang sedikit terkesan. "Itu sesuatu yang baru, tapi, baiklah, kami akan pergi ke sana sekarang," balas pria itu.
"Bagus," kata Luffy sebelum menyipitkan matanya. "Oh, dan Kevin," katanya.
"Iya?" pria yang sekarang bernama Kevin itu menjawab.
"Jika aku mendengar bahwa kau atau orang-orangmu menyebabkan masalah saat kau berada di sana ... akan ada banyak ganjaran untuk dibayar," ucap Luffy dengan dingin, membuat tulang punggung Kevin merinding.
"A-Aye bos!" Kevin menjawab dengan suara ketakutan sebelum Luffy menutup telepon. Dia kemudian menempatkan siput transponder di mantelnya dan bangkit dari singgasananya kemudian mulai berjalan menuju bagian depan kapal.
Ketika Luffy akan berjalan menuruni tangga, sebelum dia menginjak tangga sesuatu menarik perhatian Luffy sedikit. Itu adalah sebuah pulau, sebuah pulau pulau kecil yang berada di sisi kanan kapal.
"Sebuah pulau," ucap Luffy cukup keras untuk didengar gadis-gadis di dekatnya.
"Sebuah pulau?" Nami bertanya ketika dia bangkit dan berjalan menuju Luffy. Ketika dia sampai di sana, Nami melihat log pose-nya dan melihat kembali ke arah pulau sebelum dia berbicara lagi. "Tapi log pose ku tidak menunjuk ke arah sana," ucap Nami.
"Jangan Khawatir," ucap Luffy ketika Nojiko dan Robin datang dan bergabung dengannya. "Pulau itu terlalu kecil untuk memiliki medan magnetnya sendiri," ucap Luffy sambil menatap pulau itu. "Itu yang aku butuhkan," bisik Luffy pada dirinya sendiri, tetapi Nojiko mendengarnya.
"Hah?" Nojiko bertanya dengan ekspresi bingung di wajahnya.
"Tidak apa-apa," kata Luffy sebelum dia mulai berjalan menuruni tangga. "Ubah jalur kita ke arah pulau itu!" Luffy memerintahkan, menarik perhatian semua orang.
"Tapi bukankah itu akan mengganggu log pose kita?" Nami bertanya.
"Tidak akan, seperti yang baru saja aku katakan, pulau itu terlalu kecil untuk memiliki medan magnetnya sendiri. Jadi, itu tidak akan berpengaruh pada log pose," jawab Luffy sambil berbalik dan menatap Nami.
Usopp dan Chopper berlari dari bagian depan kapal dan langsung menuju ke kabin tempat kemudi kapal berada. Keduanya kemudian mengarahkan kapal ke arah pulau kecil itu. Ketika mereka semakin dekat ke pulau, mereka bisa melihat sebuah kanal kecil yang langsung menuju ke pulau itu. "Arahkan ke kanal itu!" Luffy berteriak pada Usopp dan Chopper.
"Aye!" jawab mereka sambil memiringkan kapal untuk berlayar ke arah kanal. Ketika terjadi Sanji mendengar keributan itu dan keluar untuk melihat apa yang terjadi.
"Apa yang sedang terjadi?" dia bertanya sambil berjalan dan berdiri di sebelah gadis-gadis.
"Kita akan berhenti di pulau ini," kata Nojiko menyebabkan Sanji memandang pulau itu.
"Sanji, bangunkan Zoro," ucap Luffy, menyebabkan si juru masak menyeringai jahat kemudian mulai berjalan menaiki tangga ke dek atas tempat Zoro tidur. Sepuluh detik kemudian semua orang mendengar suara keras dan teriakan kesakitan.
"Bangun, kau Moss Head jelek!" Teriak Sanji.
"Diam, kau alis keriting aneh!" Zoro balas berteriak.
"kau memanggilku apa!" Sanji berteriak.
"Kau mendengarku!" Jawab Zoro.
"Kalian berdua diam dan turun ke sini!" Teriak Nami menyebabkan mereka berdua menggerutu dan berjalan menuruni tangga. Ketika mereka berlayar menyusuri kanal, mereka tidak bisa tidak mengagumi keindahan pulau ini. Di sisi pulau adalah pantai berpasir yang mengarah ke hutan tropis. Di bawah kapal mereka ada air biru jernih di mana para kru bisa melihat ikan berenang di dalamnya.
"Woah," kata Nami sambil melihat sekeliling. "Tempat ini indah," tambahnya.
"Aku harus setuju," kata Luffy dengan anggukan sambil melihat pemandangan. "Ayo berlabuh di depan pohon palem besar itu," kata Luffy sambil menunjuk pohon palem raksasa yang terbentang di atas kanal.
Zoro mengangguk dan berjalan ke depan kapal, bersiap-siap untuk menjatuhkan jangkar. Ketika kapal sampai tepat di bawah pohon palem, Zoro menjatuhkan jangkar ke dalam air, yang menyebabkan kapal sedikit tersentak sebelum berhenti. Kemudian Usopp keluar dari kabin bersama dengan Chopper, dan mereka berdua bersama Sanji dan Nojiko mulai menaikkan layar.
"Apa yang akan kita lakukan di sini, Luffy?" Tanya Nojiko sambil berjalan menuju kaptennya.
"Kita akan menghabiskan waktu selama seminggu di sini," ucap Luffy mengejutkan mereka semua. "Kita akan menggunakan waktu itu untuk memperbaiki kapal," katanya lagi, yang menyebabkan semua orang melihat bagian-bagian kapal yang rusak yang selama pertempuaran dengan marine.
"Kurasa aku bisa menambalnya dengan cukup baik," ucap Usopp sambil tersenyum dan mengusap tangannya ke badan Going Merry, yang menyebabkan Luffy tersenyum.
"Bagus, dan kita juga bisa menggunakan waktu ini untuk berlibur," ucap Luffy, mendapatkan respon jeritan bahagia dari Nami. "Tapi hanya untuk satu hari," tambah Luffy, membuat jeritan perayaan Nami berhenti.
"Tapi kenapa?" Nami bertanya dengan cemberut.
"Selama seminggu atau lebih, kalian semua akan berlatih bersamaku," ucap Luffy dengan tawa mengerikan, menyebabkan semua orang merinding. "Tapi untuk sekarang, mari kita bersantai," tambah Luffy sambil melompat ke sisi kapal lalu melompat ke pantai.
"Kita bisa makan siang di pantai, "kata Sanji sambil menuju dapur.
"Itu sepertinya tempat yang bagus untuk membaca," tambah Robin, kemudian ikut melompat turun dari kapal dengan sebuah buku di tangannya.
"Aku ingin memenuhi kebutuhan vitamin D ku," sahut Nami, sementara Nojiko juga mengangguk setuju.
"Aku akan membantu Usopp memperbaiki Merry," tambah Chopper sambil mengubah tubuhnya menjadi kecil.
"Aku mungkin akan tidur saja," kata Zoro sambil mengangkat bahunya.
**Hari berikutnya**
Semua kru topi jerami saat ini berdiri di depan Luffy, menunggunya untuk menjelaskan latihan macam apa yang akan dia berikan. Mereka semua menghabiskan hari sebelumnya dengan bersantai dan menikmati pulau tempat mereka berada, dan saling mengeratkan hubungan mereka bersama sebagai kru.
Itu kegiatan yang sangat menyenangkan bagi Robin, yang merupakan kru baru, melihat bagaimana para kru saling berkomunikasi serta mengenal mereka jauh lebih baik.
"Baiklah, dengarkan!" Ucap Luffy, menarik perhatian mereka. "Kalian akan berlatih dalam kelompok untuk beberapa minggu ke depan," ucap Luffy, membuat mereka mengangguk. "Satu kelompok akan berlatih dalam armament haki, sementara yang lain akan berlatih dalam observasi haki," tambah Luffy lagi, menyebabkan mereka mengangguk.
"Umm," Robin mengeluarkan suaranya, menarik perhatian Luffy. "Aku pernah mendengarmu berbicara tentang haki sebelumnya, tapi aku tidak tahu apa itu," ucap Robin sambil menatap Luffy.
"Itu tidak masalah," jawab Luffy. "Kau akan bergabung di kelompok observasi, minta saja salah satu dari mereka menjelaskan dasar-dasarnya kepadamu," balas Luffy, menyebabkan Robin mengangguk.
Oke, "jawab Robin sambil tersenyum.
"Bagus," kata Luffy sambil menyesuaikan topinya. "Zoro, Sanji, dan Nojiko akan berlatih bersama untuk lebih mengasah Armament Haki, karena kalian satu-satunya kru yang bisa menggunakannya," ucap Luffy, membuat mereka bertiga mengangguk setuju. "Yang tersisa akan berlatih Pbservasi haki bersama-sama," tambah Luffy, menyebabkan kru yang lain menganggukkan kepala mereka.
"Apakah kami akan menggunakan penutup mata lagi?" Usopp bertanya sambil menggosok kepalanya.
"Benar, kecuali kalian selesai dengan bagian itu, kalian tidak bisa melanjutkan ke langkah berikutnya," balas Luffy, membuat kru yang berlatih Obsevasi haki mengerang. "Jangan khawatir, itu kalian hanya akan berlatih selama 3 hari," tambah Luffy, menyebabkan mereka bersemangat lagi.
"Setelah mencapai 3 hari pelatihan, kedua kelompok akan bergantian. Yang sekarang melakukan Armament akan berlatih Observasi dan yang melakukan Observasi akan berlatih mengeluarkan Armament haki mereka," Luffy menjelaskan, membuat mereka semua mengangguk.
"Bagaimana tepatnya kami akan melatih Armament haki kami?" Zoro bertanya dengan ekspresi penasaran di wajahnya, yang menyebabkan Luffy tersenyum.
"Kalian bertiga akan bertarung denganku," jawab Luffy, menyebabkan mata mereka semua melebar. "Kemampuan Armament haki hanya bisa ditingkatkan melalui pertarungan. Jadi, alih-alih kalian bertiga pergi bertarung, kalian akan berperang melawanku," tambah Luffy, sambil tersenyum, membuat mereka semua menyesali setiap keputusan kehidupan yang membawa mereka ke titik ini.
"Aku punya pertanyaan?" Tanya Nojiko, menyebabkan Luffy mengangguk padanya. "Kau mengatakan bahwa beberapa orang dapat melatih observasi haki mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat melihat sedikit ke masa depan, kan?" Nojiko bertanya, menyebabkan Luffy mengangguk sekali lagi.
"Lalu bagaimana dengan Armament, apakah jenis haki itu memiki tingkatan lain?" tanya Nojiko, membuat Luffy tersenyum dan berjalan ke pohon terdekat darinya.
"Yup," jawab Luffy sambil meletakkan tangannya di pohon. Tangannya berubah menjadi hitam seperti biasanya ketika Luffy menggunakan Armament haki. Hal selanjutnya yang terjadi membuat semua kru topi jerami tertarik.
Di sekitar tangan Luffy, aura merah gelap mulai terbentuk. Aura itu kemudian mulai bergerak ke arah pohon dan beberapa detik kemudian pohon itu meledak dari dalam ke luar.
"Tingkat tertinggi dari Armament memungkinkan mu untuk memasukkan haki ke dalam tubuh target dan menghancurkan mereka dari dalam," Luffy menjelaskan, menyebabkan semua mata mereka melebar.
"Woah," ucap Usopp sambil memandang pemandangan itu dengan takjub.
"Kereenn!" Chopper menjerit dengan bintang muncul di matanya, menyebabkan Luffy tertawa.
"Aku juga memiliki reaksi seperti kalian ketika aku pertama melihatnya," ucap Luffy sambil berjalan ke arah mereka. "Tapi jangan fokus pada itu sekarang," ucap Luffy, menarik perhatian mereka.
"Aku membutuhkan beberapa tahun pelatihan untuk bisa mencapai level itu," katanya, menyebabkan beberapa dari kru terlihat sedih sementara beberapa kru menunjukkan tekad kuat pada wajah mereka, seperti Zoro.
"Itu menyebalkan," ucap Nami dengan cemberut, menyebabkan Luffy tertawa kecil.
"Baiklah, sekarang mari kita memulai pelatihan," ucap Luffy sambil tersenyum.