webnovel

Chapter 109

"Aku mengerti,"ucap raja Cobra sambil melipat tangannya. "Kapan kontraktor itu akan tiba?" Dia bertanya.

"Aku akan menghubunginya begitu kami berlayar," jawab Luffy sambil memandang raja. "Seharusnya dia tidak membutuhkan lebih dari beberapa hari untuk tiba di sini," tambahnya dengan anggukan. Luffy kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah Zoro dan orang-orang yang memuat peti terakhir ke kapal.

"Kita semua sudah siap kapten!" Zoro berteriak pada Luffy, yang menyebabkan dia menganggukkan kepalanya sebagai tanda terima kasih.

"Kalau begitu, kurasa sudah waktunya untuk berlayar,"ucap Luffy sambil tersenyum. Meskipun dia sedikit kecewa karena dia harus meninggalkan Alabasta begitu cepat, namun Luffy bersemangat untuk pergi ke pulau berikutnya yang di tunjukkan Log Pose.

"Baiklah, semuanya!" Luffy berkata dengan nada memerintah, menarik perhatian semua orang. "Bersiaplah untuk berlayar!" ucapnya, menyebabkan seluruh kru mengangguk dan orang-orang yang masih berada di tepi sungi mulai berjalan menuju kapal.

Luffy berbalik ke arah raja dan mengulurkan tangannya sebelum dia berbicara lagi. "Senang bertemu denganmu, Cobra,"ucap Luffy sementara raja menerima uluran tangan Luffy dan menjabatnya.

"Aku tidak bisa terus berterima kasih atas apa yang kau dan kru mu lakukan untuk negara kami,"ucap sang raja dengan senyuman sambil menjabat tangan Luffy. Luffy hanya balas tersenyum dan mengangguk sebelum melepaskan tangan Raja dan berbalik untuk pergi ke kapalnya. Saat Luffy berbalik, dia bertatapan muka dengan seorang putri yang tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

"Kapten,"panggil Vivi, berusaha menahan isak tangisnya.

"Putri," jawab Luffy dengan seringai. "Sebagai anggota kru ku di negara ini, tugas pertama mu adalah mengawasi pembangunan pelabuhan ku dan menelepon ku ketika sudah selesai,"ucap Luffy sambil menatap sang putri.

"Aye!" Vivi menjawab dengan hormat dan air mata mulai mengalir di wajahnya.

"Jaga dirimu baik-baik put—" ucap Luffy sebelum terputus karena Vivi melemparkan dirinya ke arah Luffy dan memeluknya. Luffy membeku begitu Vivi memeluknya.

"Aku akan merindukan kalian,"ucap sang putri di antara isak tangisnya.

"kau tahu aku akan kembali ke sini ketika pelabuhan selesai, kan?" Luffy bertanya sambil menatap sang putri. Vivi mengintip pada Luffy dengan mata berkaca-kaca sebelum dia berbicara dengan suara lembut.

"kau akan kembali?" Vivi bertanya.

"Yup, aku perlu melihat apakah pelabuhan selesai dengan standar yang aku inginkan," ucap Luffy. Vivi hendak mengatakan sesuatu, tetapi sebelum dia bisa, Nami berteriak pada Luffy dan menarik perhatiannya.

"Luffy!" Teriak Nami. "Marine!" Nami berteriak sambil menunjuk ke arah ujung Sungai Sandora, yang menyebabkan wajah Luffy terlihat serius sebelum dia melepaskan dirinya dari pelukan Vivi.

"Angkat jangkar dan lepaskan layar!" Luffy berteriak sebelum dia merubah badannya menjadi kilat dan berteleportasi ke atas kapal, meninggalkan Vivi yang sangat khawatir. Layar kapal di turunkan dan segera menangkap angin ketika Luffy tiba di atas kapal.

Luffy segera berjalan ke depan kapal untuk melihat siapa musuh mereka dan berapa banyak dari mereka. Ketika Luffy sampai di depan kapal, dia melihat dua kapal Marine standar menuju ke arah mereka, sehingga dia menyipitkan matanya karena curiga.

"Apa perintahmu, kapten?" Zoro bertanya sambil berjalan dan berdiri di samping Luffy.

"Usopp turun ke bawah dek dan operasikan meriam di depan kapal," perintah Luffy, menyebabkan Usopp mengangguk dan berlari ke bawah dek. "Chopper, jaga kemudi, Nami dan Robin, pergi ke bawah dek dan operasikan meriam di sisi kanan kapal!" perintah Luffy, menyebabkan mereka bertiga mengangguk dan segera menuju ke bagian tugas mereka.

"Nojiko pergi ke belakang dan jaga bagian itu, Zoro pergi ke sisi kiri kapal, Sanji kau di kanan, aku akan menangani bagian depan," perintah Luffy, membuat mereka semua mengangguk dan mulai berjalan menuju lokasi yang sudah ditentukan. Luffy kemudian berjalan maju dan berdiri di atas kepala Going Merry.

"Monkey D. Luffy!" ucap seorang Marine kapten melalui siput transponder yang dihubungkan ke speaker. "kau harus menyerah dan ikut kami!" ucap si Marine kapten dengan suara yang dipenuhi dengan arogansi. Luffy memandangi ke aran Marine kapten itu sebelum dia mulai tertawa kencang sambil menghunuskan pedangnya.

"Aku menolak," balas Luffy dengan ekpresi kejam di wajahnya, membuat semua Marine di sana merinding, kecuali kapten yang arogan itu.

"Kalau begitu mati!" balas kapten itu sebelum dia memberi sinyal yang diikuti oleh suara tembakan meriam dari kapal Marine. Enam meriam yang berada di depan kapal Marine langsung menembakkan bola meriam menuju Going Merry.

Luffy melapisi pedangnya dengan listrik dan mengayunkan satu tebasan horizontal, mengirimkan gelombang listrik tepat ke enam bola meriam yang mendekat. Ketika gelombang petir bertabrakan dengan bola meriam, enam bola meriam itu langsung meledak di udara.

"Apakah cuma itu?" Luffy bertanya dengan nada datar sambil memiringkan kepalanya ke samping. Kapten marinir itu menatap Luffy dengan ekspresi kaget di wajahnya. Dia telah mendengar cerita tentang 'Thunder Demon' yang terkenal, tetapi dia tidak pernah memercayainya.

Dia hanya menganggap cerita itu hanya di lebih-lebihkan, contohnya seperti rumor yang mengatakan, Luffy bisa melenyapkan seluruh pulau pangkalan Marine di East Blue. Marine kapten itu mungkin baru di Grand Line, tetapi tidak mungkin seorang manusia bisa melakukan sesuatu seperti itu.

"Jika hanya itu kemampuan mu, izinkan aku untuk menunjukkan padamu kemampuan kru ku," ucap Luffy dengan nada mengancam sebelum menoleh kebalik bahunya dimana krunya berada. "Chopper, bawa kapal tepat ke antara dua kapal itu!" Perintah Luffy, menyebabkan si rusa mengangguk dan mulai mengarahkan kapal ke arah ruang di antara dua kapal Marine.

"Apakah kau benar-benar berpikir kami akan membiarkanmu lewat!" Kapten arogan itu berteriak pada Luffy. "kau akan merasakan kemurkaan dari Absolute Justice!" dia berteriak.

"Aku tidak meminta izinmu," Luffy menjawab dengan dingin ketika Going Merry berlayar ke arah kedua kapal.

"Tembakkan semua meriam!" Luffy dan Marine kapten itu berteriak pada saat yang bersamaan, menyebabkan ketiga kapal menembakkan puluhan bola meriam yang diarahkan ke satu sama lain.

Meskipun kedua kapal Marine itu menang jumlah dalam hal meriam dan bola meriam, namun kapal mereka masih menerima kerusakan yang lebih parah daripada kapal Straw Hat. Itu semua bisa terjadi berkat Sanji, Zoro, dan Nojiko, sebagian besar bola meriam yang terbang menuju Going Merry meledak sebelum bisa mendarat atau dikirim kembali ke kapal Marine tempat mereka berasal.

Beberapa bola meriam berhasil lolos dari trio itu dan mengenai Merry, tetapi dibandingkan dengan kapal-kapal Marine, kerusakannya sangat kecil. Luffy tidak bergerak sedikit pun, dia membiarkan krunya menyerang dan mempertahankan kapal selama seluruh serangan tembakan meriam, sementara dia hanya menonton.

Setelah sekitar satu menit saling serang tembakan meriam tanpa henti, kedua kapal Maarine itu berhenti menembak, menyebabkan para topi jerami menghentikan serangan mereka.

Kedua kapal Marine rusak berat, tiang layar kapal mereka patah dan terbakar, ada banyak lubang di sisi kedua kapal, marine yang tewas dan terluka bertebaran di seluruh kapal, dan sebagian besar area kedua kapal terbakar. Hanya ada beberapa marine yang masih berdiri setelah saling menyerang, mereka yang masih berdiri dalam kondisi berdarah dan terluka parah.

"Well, sepertinya Absolute Justice itu hanya omong kosong," Luffy mengejek sambil tertawa kecil dan melihat ke arah dua kapal Marine. "Kalian memiliki kata-kata terakhir?" Luffy bertanya sambil mengarahkan pedangnya ke kapten kapal yang terluka parah di kapal di sebelah kanannya.

"Fuck You!" balas Marine kapten itu sebelum batuk darah.

"Kau baik sekali," ucap Luffy dengan seringai sadis sebelum dia mengangkat pedangnya di udara dan menurunkannya dengan satu gerakan cepat. Saat pedang itu berada di bawah, setiap mata Marine yang ada di kapal membelalak kaget ketika kapal Marine mereka bersama dengan kapten laut yang arogan itu teriris tepat di tengah, terbelah menjadi Dua.

Dua bagian kapal itu kemudian terpisah dan mulai tenggelam, membawa semua orang di atasnya tenggelam ke loker Davy Jones. Luffy kemudian berbalik dan memandangi marine di kapal lain dengan mata dingin tanpa emosi, yang menyebabkan mereka semua ketakutan karena menatapnya. "Tenggelamkan mereka," ucap Luffy.

"Aye!" terdengar suara Usopp, Nami, dan Robin sebelum suara tembakan meriam memenuhi udara sekali lagi. Kapal Marine bersamaan dengan marine yang ada di atas kapal itu dibombardir dengan lebih banyak bola meriam, menyebabkan kapal yang sudah rusak parah akhirnya menyerah dan mulai tenggelam ke dasar Sungai Sandora. Going Merry kemudian mulai berlayar maju ke Sungai Sandora sekali lagi.

"Yayyyy!" Nami berteriak dari dek bawah. "Kita berhasil!" dia bersorak.

"Jangan senang terlebih dahulu!" Luffy berteriak, menghentikan semua sorakan. "Kita belum lolos dari bahaya," ucap Luffy sambil menatap Sungai Sandora. "Sangat tidak mungkin Marine hanya mengirim mereka. Ini mungkin merupakan acara pembuka untuk kita, acara utamanya akan terjadi begitu kita keluar dari Sungai Sandora," ucap Luffy dengan nada serius.

"Apakah kita terus maju?" Chopper bertanya

"Ya, itu akan terjadi cepat atau lambat, jadi tidak masuk akal untuk kita menunda konfrontasi," jawab Luffy sebelum dia berbalik dan memandangi krunya. "Muat ulang semua meriam dan bersiap untuk pertempuran!" Luffy memerintahkan, menyebabkan mereka semua berhamburan di sekitar geladak.

Ketika kapal berlayar di Sungai Sandora, ketegangan di kapal terus meningkat. Usopp dan Nami benar-benar ketakutan, sementara yang lain gugup tentang konfrontasi yang akan datang. Langit di atas mereka mulai gelap akibat awan yang dikumpulkan Luffy.

Dia tidak akan mengakuinya, tetapi Luffy juga sedikit merasa khawatir. Dia tidak khawatir tentang dirinya sendiri atau krunya, karena dia tahu mereka bisa menjaga diri mereka sendiri, tetapi dia khawatir tentang kapal yang mereka tumpangi.

Merry telah mengalami cukup banyak kerusakan dalam pertemuan mereka sebelumnya, Luffy tidak yakin Merry bisa bertahan apabila bertarung dengan kekuatan yang lebih kuat dari sebelumnya.

Ketika Merry keluar dari Sungai Sandora, Luffy mencari musuh mereka, tetapi yang mengejutkannya, tidak ada seorang pun di sana. Alih-alih menemukan armada kapal marine di sana untuk membunuhnya, dia hanya melihat lautan biru jernih.

"Kapten?" Zoro berkata dengan ekspresi bingung di wajahnya saat dia melihat ke sekeliling.

"Diam," jawab Luffy sambil menyipitkan matanya. "Ini terlalu sunyi," tambahnya.

"Aku tidak suka ini," Sanji merespon, menyebabkan Luffy mengangguk.

"Chopper, ikuti log pose dan arahkan kita ke arah itu," perintah Luffy.

"Aye!" Chopper menjawab sebelum kapal mulai berputar dan menuju pulau berikutnya. Ketika mereka berlayar menjauh dari Alabasta, semua orang tetap waspada, menunggu serangan terjadi.

Tepat saat semua orang akan menurunkan kewaspadaan mereka dan bersantai sedikit, berpikir bahwa tidak ada serangan yang datang, Luffy berteriak menarik semua perhatian mereka.

"Hentikan kapalnya!" Luffy berteriak, menyebabkan Zoro berlari ke depan kapal dan menjatuhkan jangkar. Ketika jangkar jatuh ke dalam air, seluruh kapal tersentak maju sebelum berhenti total.

"Kenapa kita berhenti?" Nojiko bertanya sambil berjalan maju sedikit.

"Itu sebabnya," jawab Luffy sambil menunjuk ke cakrawala. Ketika semua orang melihat ke depan, mereka semua melihat beberapa siluet kapal muncul dan menuju ke arah mereka. "Usopp! Persiapkan semua!" ucap Luffy.

"Aye, kapten!" Usopp menjawab sebelum suara meriam depan mulai diselaraskan. Luffy berdiri di atas kepala merry, berhadapan dengan kapal-kapal yang mendekat dengan mantel kaptennya beribar ditiup hembusan angin dan kilat menyala diatasnya.

"Sepuluh kapal perang Marine," ucap Luffy pada dirinya sendiri. "Dan kelihatannya, terdapat sepuluh Vice Admiral," ucap Luffy sebelum dia tertawa sendiri.

"Itu kapal Buster Call sialan," ucap Luffy sebelum mengeluarkan gelas dan menuang minuman untuk dirinya sendiri. "Kurasa sudah waktunya bagiku untuk mengajari kalian para anjing pemerintah, bahwa aku bukanlah seseorang yang bisa mereka ganggu," ucap Luffy sebelum menenggak minumannya.

"Mereka cukup dekat, Kapten!" Teriak Usopp dari dek bawah.

"Ledakkan para brengsek itu kembali ke selangkangan ibu mereka!" Luffy berteriak balik, menyebabkan Usopp menembakkan meriam utama kapal. Ketika meriam di tembakkan seluruh kapal tersentak mundur, tetapi Luffy tetap berdiri di sana, kokoh di tempatnya.

Bola meriam itu terbang dari Merry dan menabrak salah satu kapal perang tepat di bagian tiga meriam besar yang ada di haluan kapal, menghancurkannya.

"Bagus, Usopp!" Teriak Nojiko dari belakang.

"Yeah! Rasakan kekuatan Kapten Usopp!" Teriak Usopp sambil menembakkan meriam lagi. "Malam ini, aku akan mandi dengan darah musuhku!" Teriak Usopp, menyebabkan Luffy mengangkat alisnya dan menengok dari balik bahunya, ke seluruh krunya, hanya untuk menemukan bahwa mereka menatap Luffy dengan ekspresi yang sama di wajah mereka.

"Matilah kau bajingan!" Teriak Usopp saat dia menembak lagi. Semua bola meriam yang ditembakkan Usopp berhasi mengenai kapal yang sama, yang menyebabkan kapal itu mulai terbakar dan tenggelam ke dasar lautan.

"Aku pengaruh yang buruk,"ucap Luffy sambil menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. "Oke, Usopp!" Luffy memanggil, menyebabkan tembakan meriam berhenti. "Aku akan menangani sisanya," ucap Luffy.

Setelah Luffy mengucapkan itu, suara beberapa tembakan meriam terdengar memenuhi udara, kesembilan kapal perang Marine itu mulai menembaki Going Merry. Ketika bola meriam semakin dekat ke kapal, Zoro, Sanji dan Nojiko muncul di sisi Luffy dan mulai menangkis bola meriam.

Luffy kemudian menyatukan kedua telapak tangannya seolah-olah dia sedang berdoa, dengan sikutnya melebar ke samping dan fokus pada kekuatan Devil Fruitnya.

sambil melakukan itu, percikan listrik biru memenuhi tubuhnya dan langit mulai gelap dengan guntur menggelegar di atas kepala. Luffy kemudian melihat Armada Marine dengan mata menyipit sebelum dia berteriak.

"Thirteen Heavenly Pillars!" Luffy berteriak, menyebabkan 9 pilar petir keluar dari langit dan menyerang sembilan kapal yang tersisa, menyebabkan mereka meledak. Lima detik setelah ledakan, empat pilar petir muncul lagi dan menghantam air di sekitar ledakan, secara efektif membunuh siapa pun yang selamat dari serangan pertama.

"Bukankah itu serangan yang sama seperti yang kau gunakan pada Nelson sebelum kita memasuki Grand Line?" Nojiko bertanya sambil berdiri di belakang Luffy dan memandangi pembantaian di depan mereka.

"Yup," jawab Luffy dengan suara monoton, sebelum berbalik dan kembali ke dek. Ketika Luffy berbalik, dia melihat Robin berdiri di pintu kabin yang mengarah ke bawah dek dengan ekspresi kaget di wajahnya.

Luffy melompat dari kepala Merry dan mulai berjalan menuju dek atas, tempat ia biasanya duduk di singgasananya. Ketika Luffy berjalan ke sana, dia berbicara. "Angkat Jangkar!" Luffy memerintahkan, menyebabkan Zoro mengangguk dan mulai menarik jangkar.

Ketika jangkar muncul dari air, kapal mulai bergerak sekali lagi, ke arah armada kapal Marine yang hancur. Tepat ketika Luffy hendak berjalan menaiki tangga ke dek atas, dia menengok ke kiri dan melihat Robin menatapnya.

"K-kau baru saja ..." Robin berkata dengan suara penuh keheranan.

"Sudah kubilang aku akan melindungimu," ucap Luffy dengan senyuman, menyebabkan mata Robin mulai berkaca-kaca. Luffy kemudian melanjutkan menaiki tangga meninggalkan Robin yang matanya berkaca-kaca.

Ketika Luffy sampai di dek atas, awannya turun dari langit dan membentuk singgasana favoritnya, menyebabkan Luffy sedikit tersenyum dan mulai duduk dengan menyilangkan kakinya.

Dia kemudian menoleh ke samping dan memandangi pembantaian yang ia hasilkan. Banyak bagian kapal perang yang hancur terombang-ambing bersama dengan banyak tubuh dan potongan tubuh yang mengambang di mana-mana.

"Kau membuatnya tampak begitu mudah, kapten," ucap Zoro sambil duduk dan bersandar di sisi kapal di sebelah kanan Luffy.

"Ketika aku selesai melatih kalian semua, kalian juga bisa membuat ini terlihat mudah," balas Luffy sambil berbalik dan memandang Zoro.