webnovel

THIS IS MY LIFE !

Hanya perjuangan seorang lelaki gay, yang penuh rintangan dan halangan ...

pangeran_Biru · สมัยใหม่
Not enough ratings
44 Chs

Berpisah, Ke Bali

Warning 17 tahun ++

******

Sorenya gue bangun dan mandi, beberapa pakaian yang gue laundry datang dan itu gratis. Pokoknya apapun itu gue tak usah bayar karena bang Faisal adalah pemilik hotel ini. Gue mendapat pesan dari Rafki dan masih tak percaya kalau abangnya menjadi seorang gay.

Bagi gue memang menyedihkan sih, seseorang pada waktu remaja mendapat pelecehan seksual akan trauma bila didiamkan mungkin akan seperti itu, dendam dan hasrat seksual masa lalu akan selalu menghantui. Gue pun meminta kepada Rafki mungkin gue bisa menolongnya dari hati ke hati dahulu, bang Faisal agar tidak terlalu menyakiti hatinya sendiri.

Malam pun menjelang, gue ditelepon oleh karyawan hotel bahwa bang Faisal mengundang gue makan malam di tempatnya yaitu di villa pribadinya. Gue tak menolak dan kemudian gue pun datang.

"Bagaimana liburan lo ?" tanya bang Faisal menyambut gue.

"Baik, abang ke mana aja ?" gue balik nanya. Dia tersenyum.

"Ya, kerjalah ! walau besok tahun baru tetap ada tugas !" kemudian merangkul gue ke halaman disana sudah disiapkan sebuah meja.

"Wah, jamuan spesial nih !" ujar gue, dia mengangguk.

Kemudian kita duduk dan makanan pun datang, semuanya enak. ditambah suasana romantis, kita makan sambil mengobrol akrab, harus diakui bang Faisal sangat tampan malam ini daya tariknya terlihat jelas. Selesai makan kita berjalan ke pantai dengan di terangi obor sepanjang pantai dan diiringi suara deburan ombak.

"Indah sekali !" ujar gue melihat suasana pantai, bang Faisal tersenyum. Setelah itu kita kembali ke Villa.

"Elu ganteng Bim !" bisiknya sambil memeluk gue.

"Benarkah ?" tanya gue, dia mengangguk dan kemudian mencium gue. Kita pun berciuman dan berpagutan. Bang Faisal membawa gue kamarnya dan dibukanya seluruh pakaian, tapi gue pun tak tinggal diam sehingga kami berdua telanjang.

Didorongnya tubuh gue ke tempat tidur dan ditindihnya tubuh gue, malam itu terjadilah pergumulan yang panas dan hot antara kami berdua. Gue dan bang Faisal melakukannya sampai 2 kali, nafas kami terengah dan tubuh kami basah oleh keringat.

"Bang gue boleh nanya ?" gue melirik bang Faisal yang telanjang.

"Ya silahkan saja !" jawabnya.

"Abang ... gay ?" dia pun tertawa dan bangun, duduk menyender.

"Kok elu nanya gitu !" ujarnya kemudian mengambil rokok dan menyalakannya.

"Tentu saja, barusan kita bercinta itu artinya gue sama abang pasangan gay !" jelas.

"Terus kalau gue gay memangnya kenapa ?" tanyanya sambil menatap gue yang duduk di sebelahnya.

"Kalau begitu mengapa abang masih benci kaum gay ? apa abang sengaja melakukan ini untuk bales dendam atas apa yang terjadi di masa lalu ?" tanya gue.

"Elo pengen tahu ? gue diperkosa oleh guru gue sendiri ! yang gue anggap penggati bokap gue ! asal lo tahu bokap gue galak tak segan ringan tangan bila kita punya salah termasuk sama nyokap gue ! bahkan Rafki pun juga begitu !" jelasnya gue terkejut.

"Gue benci dia ! sampai ada seseorang teman dan sekaligus sahabat gue memberikan semangat disaat gue terpuruk akibat ulah guru gue ! sayang kembali gue merasakan kepahitan yang sama, kali ini dia mengkhiati cinta gue dengan selingkuh dengan cowok lain ! sejak itulah gue bersumpah untuk tidak tertipu dengan kaum homo yang hanya menginginkan tubuh gue !" matanya berkilat karena marah.

"Termasuk ke gue bang ?" dia menatap tajam. Dan tersenyum sinis.

"Lo suka gue karena gue ganteng dan body yang seksi bukan ? lo menyukai adik gue tapi lo mengkhiatinya hanya untuk bisa menikmati tubuh gue ! dan cinta lo itu bulshit !" dia berdiri sambil marah.

"Lo benar bang, gue minta maaf ! gue dan yang lainnya sama saja ! gue akan tinggalin Rafki karena gue engga pantas buat dia ! tapi sayang abang telah melewatkan kesempatan dengan memutuskan mba Sarah, gue tahu abang butuh cinta dan mba Sarah sangat menyayangi abang !" jawab gue dan turun dari tempat tidur dan memakai baju.

"Lo tahu apa tentang dia atau gue dan itu bukan urusan lo !"

"Besok gue pergi bang ! sorry kalau gue telah mencampuri urusan abang ! dan terima kasih atas segalanya !" gue pun membalik tubuh dan pergi. Malam itu gue ceritakan semua dengan Rafki.

Pagi-pagi gue bertanya sama pekerja hotel tentang jadwal perahu yang akan membawa gue keluar dari Gili dan rencananya gue akan ke Bali dan melewatkan tahun baru disana.

-------------------

Gue pun sampai ke Bali siang itu, gue udah menelpon ortu gue. Dan gue sedang ada di bandara menunggu jemputan, akhirnya mas Bram datang di adalah suami kakak perempuan gue mba Anjani.

"Maaf Bim, macet ! kamu tahu sendiri kan malam ini tahun baru ! banyak jalan ditutup apalagi di tempat wisata pantai !" alasannya dia terlambat.

"Maaf mas jadi merepotkan !" gue meminta maaf sama kakak ipar gue, dan dia tahu kalau gue gay. Ketika come out dulu mereka berdua baru satu tahun menikah.

"Sudahlah, engga apa-apa, kok mendadak sekali pulangnya kan katanya mau tahun baruan di Lombok ?" tanyanya agak heran. Kita sekarang berada di mobil menuju tempat tujuan. Oh iya mba Anjani sekarang sedang hamil 5 bulan, setelah menunggu lama pengen punya anak.

"Iya mas, pengen aja soalnya diajak ke sana bang Faisal kerja bukan liburan !" akhirnya gue jelaskan alasan pulang ke Bali, mas Bram mengangguk. Mas Bram selain ganteng dia juga sangat baik sama gue. Dia berasal dari keluarga pengusaha kaya. Walau bokapnya dulu seorang pensiunan tentara dengan pangkat yang cukup tinggi. Dari 4 bersaudara satu perempuan hanya mas Bram yang tidak mengikuti jejak kedua kakaknya lelakinya menjadi tentara atau polisi.

"Oh, pacar kamu ?" gue tertegun pasti tahu dari bang Juna.

"Anu mas dia liburan ke Singapura bersama ortunya !" Dia mengangguk. Tanpa sadar gue tertidur dan kemudian dibangunkan ketika sudah sampai. Gue menggeliatkan tubuh gue.

"Udah sampe mas ?" tanya gue.

"Sudah ayo turun !" gue tertegun ini kan hotel ?

"Loh bukannya di resort ?" tanya gue.

"Disana sudah penuh di pesan, terakhir sama si Juna dia telpon mau liburan disini juga setelah dari Jogyakarta !" gue hanya mengangguk. Hotel ini milik keluarga gue satu-satunya, di sini ada 2 lainnya tapi dimiliki oleh tante dan om gue yang lain. Menurut info mereka semua tahun baruan di Bali semua. Sepertinya akan ada pesta pertemuan keluarga besar.

Gue dan Mas Bram tiba di kamar hotel kelas 1, Hotel ini terletak di tepi pantai yang terkenal di Bali.

"Makasih mas udah mau menjemput !" ujar gue, mas Bram hanya tersenyum.

"Iya engga apa-apa, ya udah istirahat atau mau makan kita kebawah kalau laper !" tawarnya gue mengangguk, tapi gue baru sadar ternyata ada koper lain dikamar selain milik gue ?.

"Mas sekamar dengan aku ?" mas Bram mengangguk.

"Lalu mba Anjani ?" tanya gue.

"Kebetulan saudaraku ikut dan dia perempuan jadi tidurnya sama dia, itupun karena kamu mau datang jadi mas diminta nemenin kamu !" jelas mas Bram.

"Oh ! anu mas engga keberatan kan ?" tanya gue sambil melirik satu tempat tidur.

"Keberatan apa ?" tanya mas Bram.

"Yah, mas kan tahu aku siapa dan tidurnya ...!" mas Bram malah tertawa, kemudian merangkulku dan mengajak gue makan di bawah.

Bersambung ....