webnovel

THIS IS MY LIFE !

Hanya perjuangan seorang lelaki gay, yang penuh rintangan dan halangan ...

pangeran_Biru · สมัยใหม่
Not enough ratings
44 Chs

Bastian Dan David

"Ada apa ya ?" tanya gue terkejut tibs-tiba dia bertanya kepada gue.

"Anu ... jam berapa sekarang ?" gue menghela nafas dan melihat jam tangan gue.

"Pukul 9 pagi !" jawab gue.

"Terima kasih ya om !" dia tersenyum dan langsung pergi sambil membawa papan selancarnya.

Gue terdiam dan kemudian tersenyum sambl memggeleng kepala, Bima,! Bima ! apa yang lo pikirkan, lo harus sadar ! ujar hati gue. Gue pun kembali ke kamar dan bersiap karena akan bertemu klien membicarakan tentang bisnis hotel, sebenarnya bukan membuat yang baru tapi ada seseorang yang ingin menjual hotelnya, tempatnya cukup jauh dari tempat wisata tempatnya agak perkampungan begitu. Tapi gue belum memutuskan apa jadi atau tidak membelinya karena ingin melihatnya dahulu.

Setelah mandi dan berganti pakaian gue pun turun ke bawah, entah kenapa gue selalu bepergian selalu menginap di hotel dengan kamar biasa bukan yang mewah. Bagi gue tidak masalah, jadi tidak kelihatan gue orang kaya ha.. ha ..! bercanda, apa salahnya menginap di kamar biasa ? yang penting kan bisa tidur dan mandi.

Gue sudah berada di tempat makan sebenarnya sedikit terlambat, makannya prasmanan bisa memilih makanan apapun yang disuka, pada saat itu gue melihat Bastian sedang berkumpul dengan temannya yang kebanyakan cowok mereka sedang sarapan pagi juga, bahagianya bisa pergi liburan dengan teman seperti itu. Setelah selesai sarapan gue menuju lobby dan mobil sudah dipersiapkan beserta sopirnya.

"Pagi tuan !" sapanya sambil membuka pintu, gue tersenyum.

"Pagi juga !" gue menjawab sapaannya, pada saat itu gue melihat Bastian berdiri tidak jauh dari mobil sambil menatap gue ? gue sempat tersenyum ke dia sebelum masuk mobil dia membalas senyuman gue ?

"Woi Bas ayo, lo sedang ngapain !" teriak temannya dan dia pun pergi. Gue masuk dan duduk di mobil.

"Kita kemana tuan !" gue tertegun dan menyebutkan tempat yang di tuju.

"Baik tuan !" dan mobil pun melaju menuju ke tempat klien.

Tak lama gue sampai di tempat tujuan, pemiliknya orang Bali. Gue bersalaman dan melihat hotel yang akan di jual itu, hotel itu berupa pondok yang terbuat dari bambu.Tempatnya asri dan menenangkan, ada kolam renang, pura, restoran dan turis yang menginap bisa menikmati alam pedesaan.

"Maaf mas kenapa anda ingin menjual hotel ini ? padahal tingkat huniannya bagus !" tanya gue heran, biasanya yang dijual hotel tidak laku atau apapun itu.

"Putra saya setelah menikah akan tinggal di luar negeri ! saya pun diminta ikut dengannya ! maklumlah menantu saya orang sana ! lagi pula saya disini sendiri sedang istri saya sudah meninggal, jadi tidak ada yang menjaga saya katanya !" jelas pak Komang pemilik hotel ini.

"Baiklah saya pikirkan dulu nanti saya hubungi anda lagi !" jawab gue, dia mengangguk. Dan gue pun pergi.

------------

Malam itu gue menelpon manajer keuangan dan lainnya untuk membicarakan tentang pembelian hotel, setelah itu menghubungi pak Komang dia sangat senang ketika gue mau membeli hotelnya. Minggu ini kesepakatan akan di tanda tangani,

Gue sangat senang sekali akhirnya, jadi gue putuskan untuk bersenang-senang. Gue meminjam mobil dari hotel dan menyupir sendiri ke kota. Ke klub mana ya, ada beberapa klub bagus disini. Akhirnya gue putuskan untuk mencoba klub kepunyaan David Johanes, kakak Angel dan mantan bang Faisal.

Gue baru saja mendapat kartu anggota yang gue dapet dari internet. Klub ini sangat ekslusif dan kartu ke anggotaannya juga mahal dan gue jadi penasaran. Dan akhirnya tiba katanya ada di tepi pantai. Di pintu masuk gue di cegat satpam.

"Kartu anggotanya sir !" tanyanya kepada gue, cukup ketat juga padahal ini baru pintu gerbang menuju klubnya. Gue membuka dompet dan mengeluarkan kartu anggota, setelah melihar sebentar dia pun mempersilahkan gue masuk.

Setelah memarkir mobil gue turun dan menuju ke klub, di sana gue kembali dihadang oleh bodyguard bertubuh kekar, gue kembali memberikan kartu ke anggotaan gue dan dipersilahkan masuk. Masuk ke dalam suasana klub termasuk bagus ada dua tingkat dan area pantai. Sebagian besar tamunya bule dan lokal. Dengan kartu anggota hanya dapet satu kali minuman dan itu sangat pelit menurut gue, enakan diklub di Jakarta yang sering gue kunjungi kesana.

Gue tahu disini harga minuman pun mahal, tapi bebas.Tidak kelihatan sebagai klub gay tapi lebih ke klub biasa karena banyak cewek bertubuh seksi berkeliaran menawarkan makanan kecil atau minuman. Gue menuju ke bar tempat memesan minuman gratis gue. Ternyata ada 3 pilihan, dan gue memilih yang paling enak. Kini gue sudah tetbiasa minum seperti ini.

Setelah mendapat minuman gue berkeliling melihat suasana, klub ini seperti biasa yang membedakan ada dua area di dalam dan di luar, gue memilih yang dekat pantai. Dan gue melihat sang tuan rumah David sedang mengobrol, gayanya ngondek dan tidak lepas dari seorang cowok bule ganteng bertubuh kekar sebagai kekasihnya.

Tapi yang membuat gue terkejut ada Bastian disana ! dia datang bersama seorang cewek yang usianya lebih tua ? mungkinkah Bastian ? tidak mungkin karena tidak ada di file yang gue dapatkan tentang hal itu. Dan gue tidak melihat teman-temannya disini. Gue melihat ekspresinya seperti terpaksa.

"Eh, lo lihat engga, dia kan bintang film dan sinetron yang sedang naik daun kok sama tante-tante sih !" gue mendengar obrolan seseorang.

"Alah lo kayak engga tahu saja ! dia kan bersama istri seorang produser ! lo tahu kan !" bisik mereka cekikikan.

"Itu sih bukan rahasia lagi mau aktris cewek atau cowok sudah biasa diajak !" itulah yang mereka bicarakan.

Gue kemudian duduk di pojokan dan memperhatikan dari jauh. Minumannya lumayan enak, di meja tersedia menu makanan dan gue tertegun termurah disini 100 ribu itu pun sandwich dua potong maksudnya satu roti dibagi dua. Kentang saja 120 ribu ! mahalnya.

Mungkinkah eksklusif dan bebasnya tempat ini menjadi yang harus dikunjungi untuk orang berduiit ? entahlah. Gue melihat Bastian duduk sendiri sementara perempuan bersamanya tidak ada. Tanpa diduga dia melihat gue, dan kemudian berdiri dan mendekat ke arah gue, gue tertegun.

"Hallo om, kok disini ?" tanyanya kemudian duduk didepan gue, tapi gue melihat dia agak mabuk.

"Iya, kamu juga !" jawab gue tersenyum, dia terdiam. "Kenapa ?" dia terkejut ketika gue bertanya.

"Engga apa-apa om ! maaf saya harus pergi !" Bastian berdiri, tanpa sadar gue menyentuh tangannya. "Kamu tak perlu seperti itu kalau engga suka !" ujar gue.

"Terima kasih, tapi om engga tahu apa-apa tentang saya !" dia pun pergi. Gue terdiam dan duduk kembali tak lama perempuan itu datang dan mengajak pergi dan sambil melirik ke arah gue.

----------

"Well ternyata ada tamu disini !" seseorang menyapa gue dan gue melirik.

"Oh David, apa kabar !" gue sapa balik, dia duduk di depan gue.

"Baik, lo gimana sekarang ? dimana Clara si mulut pedas itu ?" tanyanya.

"Tentu saja masih di Perancis dan gue baik-baik saja walau sudah bercerai !" jawab gue, David tidak seperti Angel, entah mungkin karena kita sama-sama gay.

"Oh, jadi lo kesini cari pasangan ? kalau begitu gue cariin ! lo mau tipe seperti apa ! atau lo suka Bastian ?" gue tertegun.

"Maksud lo apa ?" tanya gue.

"Ayolah gue lihat lo sama Bastian !" tuduhnya

"Lo salah mengartikan David ! dia seperti ingin meminta tolong ke gue !" jawab gue.

"Lo belum tahu seluk beluk dunia entertaiment Bima ! jadi lo tidak tahu apapun !" ujarnya. "Bastian menjadi sekarang karena gue memperkenalkan dia ke produser film atau sinetron !" jelasnya.

"Benarkah ?" tanya gue tak percaya.

"Tentu saja harus ada timbal baliknya lah !" lanjut David.

"Apa harus seperti itu ?" tanya gue, David mengangguk.

"Susah kalau tidak ada koneksi ! berapa pun lo ikut audisi tak akan pernah dapet peran utama ! paling piguran !" jawabnya.

"Maksud gue harus tidur dengan mereka !" ujar gue,

"Apa salahnya, tidak diapa-apain ! cuman melayani doang sama-sama nikmat !" David mengerling ke gue.

"Dia bukan gay sayang ! kalau lo mau, gue akan memperkenalkan yang lebih hot !" rayunya.

"Maaf David, tidak usah ! sudah gue bilang gue dan Bastian baru kali ini bertemu itu saja !" Tolak gue.

"Oke, terserah tapi kalau lo berubah pikiran telpon gue !" dia memberikan kartu namanya ke gue dan dia pun pergi. Gue terdiam dan mengambil kartu nama itu.

Bersambung ...