Tanpa terasa waktu terus berlalu Andra sudah tumbuh menjadi remaja tampan dan gagah. Andra mengingatkan gue ketika sekolah dulu, Andra sekarang pemain basket dia juga ikut bela diri. Di sekolahnya dia masuk tim basket. Gue memasukannya kesebuah SMU yang berlabel internasional supaya dia banyak bergaul dengan teman-teman.
Gue tidak terlalu memanjakan Andra dengan segala kemewahan dan fasilitas. selain karena sifatnya yang cuek juga, sejjak SD juga sudah mulai mandiri padahal Clara sudah memberikan setengah warisannya sejak dia masih kecil, gue memutuskan menyimpannya untuk dia nanti cukup umurnya. Bila dengan kakek dan neneknya mungkin sudah biasa di manja ketika tinggal di sana.
Andra sendiri menurut gue, jauh melampaui diri gue sendiri. Bukan karena prestasinya di bidang olah raga, tapi di bidang pendidikan serta sikapnya lebih dewasa dari gue. Andra sendiri tahu kok kalau gue seorang gay, dan cukup menerima gue apa adanya. Gue tahu sebagai seorang ayah perasaan Andra kadang ada rasa malu dan risih bila gue memeluknya atau menciumnya walau itu ungkapan rasa sayang gue kepadanya semata, dulu sih enggak menolak karena masih kecil tapi ketika sekarang sudah remaja berbeda.
Gue selalu meminta Andra untuk menceritakan apapun itu dalam hatinya, gue akan selalu mendengarkan dan untungnya Andra bisa terbuka hatinya. Sehingga apapun itu masalahnya yang sedang dihadapi dia bisa gue ketahui termasuk kisah cinta pertamanya dengan seorang perempuan di waktu masih SMP, gue cukup terkejut tapi menerima dan menasehati yang sesuai umurnya. Gue tidak melarang dia pacaran tapi tentu saja dalam batas yang wajar.
Sementara Clara, sesekali pulang ke Indonesia. Sekarang gue dan Clara sudah berpisah sejak 5 tahun menjadi suami istri, bukan karena orang ketiga atau apapun tapi dia lebih memilih karirnya di Perancis. Dan hasilnya sekarang terlihat, Clara sudah menjadi perancang busana kelas dunia dan dia mempunyai brandnya sendiri, yang berbeda dari yang lain. Butiknya sudah menyebar keberbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Hubungan kita tetap terjalin baik karena Andra sebagai putra bagi kami berdua, begitu pun neneknya tante Yunita. Hubungannya dengan Om Johan akhirnya berpisah. Om Johan sendiri kini tinggal di Amerika.
Andra sendiri sering berlibur di Perancis dengan mamanya Clara yang sekarang sudah menikah lagi dengan pria orang sana yang juga pengusaha. Gue pun juga sering ke sana dan kita seperti keluarga karena dari suaminya sekarang yang seorang duda, Clara mempunyai 2 putra putri tiri, dan satu orang putri dari pernikahannya itu. Artinya Andra punya dua kakak tiri dan satu adik tiri. Hubungan mereka sangat baik.
----------------
Dibalik semua itu, harus akui gue sedikit kesepian. Walau banyak perempuan cantik datang menghampiri tidak ada satupun yang dapat menarik hatiku bahkan tidak ada perasaan sedikitpun. Kadang sebagai seorang yang mempunyai hasrat bisa mungkin gue melakukan itu dengan seorang gigolo misalkan, tapi tidak pernah gue lakukan.
Gue selalu menjaga perasaan Andra sebagai seorang anak dan gue srbagai ayahnya. walau dia tahu gue gay tetap saja harus menahan dan memendam itu semua. Gue memutuskan untuk lebih meleburkan diri ke pekerjaan gue.
Sekarang Andra berusia remaja 16 tahun dan sudah mempunyai seorang pacar bernama Ayunda berwajah cantik, Andra sudah memperkenalkan kekasihnya itu seminggu setelah jadian, kini mereka telah berpacaran dengan Andra kurang lebih satu bulan.
"Pah, Andra pergi dulu ya ?" pamitnya, gue tahu dia mau kemana dengan pakaian rapi dan wangi.
"Mau kemana ?" tanya gue, waktu itu malam minggu.
"Biasalah pah ! mau pergi sama Ayunda !" jawabnya.
"Ya sudah hati-hati, jangan terlalu malam !" nasehat gue.
"Beres pah !" jawab Andra tersenyum dan kemudian pergi. Gue mengantar sampai mobil dia pun pergi. Di hari malam minggu seperti ini gue lebih banyak waktu untuk beristirahat setelah dari senin sampai jum'at bekerja. Rumah besar terasa sepi, walau ada pembantu 4 orang dan 2 satpam.
Sesekali gue mudik ke Surabaya, kedua orang tua gue sampai sekarang tetap tinggal disana. Kedua kakak gue, yang perempuan 2 anaknya sudah menikah tinggal disana juga. Sedangkan abang Juna dan mba Sarah sudah di karunia 3 orang setelah putri pertama dan dua lagi cowok.
Sementara Rafki juga nambah satu anak lelaki, sesekali juga kita saling bertemu di pesta atau ketika ke luar kota. Ketika gue menikah dengan Clara tidak satu kalipun di undang ke acara keluarga besar Johanes. Tapi kita tidak perduli, gue selalu tahu dari Rafki bila ada pertemuan keluarga besarnya.
Gue dan Rafki sama-sama berkumis dan berjenggot tipis kayak bapak-bapak pada umumnya karena umur kita hampir 40 tahunan. Bila bertemu lebih banyak ngobrolin anak-anak di banding masa lalu. Rafki tahu gue masih tidak berubah tapi tetap berteman dan bersahabat walau istrinya masih benci kepada gue.
----------------
Beberapa waktu kemudian, gue bertemu dengan seseorang lelaki yang menarik perhatian gue, Secara fisik gue sekarang ini masih menjaga kondisi tubuh, dengan fitnes dan olah raga lain, bisa dibilang tubuh gue tidak berubah. Lelaki itu memang lebih muda dari gue. Gue bertemu dia pertama kali di sebuah pesta, dia seorang aktor sinetron dan film serta model yang sedang naik daun di indrustri hiburan tanah air.
Gue sering mendengar gosip kalau mereka bisa di ajak main, dan pernah ada yang nawarin juga tapi gue tolak. Gue tahu dia bukanlah seorang gay seperti gue namanya Bastian dia seorang cowok normal karena sering gonta ganti pasangan.
Gue tertarik karena kesannya dia macho dah gayanya cool. Tapi hanya sebatas itu tidak terlalu jauh gue untuk mendapatkannya. Pertemuan kedua dengan dia tanpa di duga ketika gue sedang ada di Bali. Ternyata Bastian sedang berlibur di Bali bersama dengan teman-temannya, kebetulan hotel tempat menginap dekat pantai.
Dia tidak tahu tentang gue, tapi gue tahu tentang dia bahkan sampai keluarganya yang broken home alias sudah bercerai. Karirnya berawal dari pemilihan model susu kesehatan walau tidak juara hanya favorit tapi kesempatan terbuka lebar menjadi model majalah, catwalk dan kemudian sinetron dan film. Bastian lebih memilih hidup mandiri dibanding tinggal dengan kedua orang tuanya yang sudah pada menikah lagi. Gue pun mulai merambah ke media sosialnya.
Ketika sedang berjalan di tepi pantai pagi itu, terlihat Bastian sedang bermain selancar seorang diri tanpa dengan teman-temannya. Ternyata dia bisa dan termasuk hebat. Dia pun menuju pantai, tubuhnya yang kekar berotot berwana coklat nampak macho, dengan rambut pendek. Dari gosip yang beredar dia jomblo sekarang, setelah putus dari seorang aktris lawan mainnya di sebuah film remaja. Usianya sekarang 23 tahun. Dia pun duduk di pasir tidak jauh dari gue.
Gue terdiam dan menghela nafas, kenapa pula gue harus menyukai seorang cowok yang jauh dari jangkauan gue. Gue menatap lautan luas dan hembusan angin menerpa wajah gue.
"Sorry om !" gue terkejut ketika seseorang menyapa gue dan itu ternyata Bastian yang kini berdiri di hadapan gue. Gue tertegun menatapnya.
Bersambung ....