Leon keluar dari apartemennya dan segera berlari santai di sepanjang trotoar sekitar gedung apartemennya. Pagi yang masih sedikit gelap dan sepi meski geliat napas kehidupan di kota itu sudah mulai hidup. Setelah malam yang dihiasi dengan pesta dan minum-minuman, pagi hari penduduk kota harus berhadapan kembali dengan kehidupan dunia kerja yang keras dan saling sikut.
Ketika sedang berlari pagi, Leon beberapa kali berpapasan dengan Tunawisma yang sedang mendorong troli mereka. Berpindah dari trotoar jalan menuju gang-gang sempit di kota tersebut. Leon tidak menghiraukannya karena itu memang sudah pemandangan biasa di kota itu.
Di antara gedung-gedung pencakar langit kota New York, tersembunyi pula para Tunawisma yang mengais-ngais dari tempat sampah restoran. Beruntung bagi mereka yang mendapat tempat di shelter, setidaknya mereka tidak harus mengais makanan untuk mengisi perut mereka yang kelaparan.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com