webnovel

The Scent of Life (1)

Oh Man Se, seorang gadis yatim piatu yang diangkat anak oleh keluarga Kang. Dia jatuh cinta pada Kang Min Hyuk, kakak angkatnya sendiri. Ada banyak halangan cinta menghadang mereka. Apakah Oh Man Se sanggup untuk bertahan?

Maria_Ispri · สมัยใหม่
Not enough ratings
27 Chs

BAB 9 PATAH SAYAP

Keesokan paginya Man Se berangkat ke kantor dengan ceria. Man Se memperbaiki dandanannya di depan cermin di kamar mandi kantor. Dipandanginya kalung unik yang diberi Min Hyuk tadi malam. Dia mengingat kembali kenangan romantis mereka di Kafe. Man Se kembali tersenyum sambil melihat bayangannya di cermin.

Saat keluar dari toilet, Man Se bertemu Sekretaris Ma di lorong kantor Dia sekretarisnya Kang Seo Woo, perempuan yang dulu menyambut Man Se pertama kali di kantor itu.

"Nona Oh, Tuan Kang Seo Woo minta tolong Anda mengantarkan file ini ke kantor CEO secepatnya," ujar Sekretaris Ma.

"Ah, ya," jawab Man Se mengerti dan mengambil file-file yang ada di tangan perempuan itu.

Sambil berjalan menuju kantor Min Hyuk dia sempat mengintip isi file-file itu. Isinya lembaran-lembaran kertas untuk ditandatangani dan foto-foto. Dilihatnya ada foto dirinya yang memakai baju merah dan Hanbok, yang diambil oleh Seo Woo beberapa waktu lalu.

Man Se tersenyum, cantik juga diriku, seperti bukan diriku, itu yang ada dalam pikiran Man Se. Tapi buat apa foto dirinya ada di antara foto-foto para model, harus ada izin hak pakai dan perjanjian sebelum menentukan diriku sebagai model perusahaan, pikir Man Se. Tak berapa lama ada SMS masuk, dari Seo Woo yang isinya setelah mengantar file segera ke lantai bawah lagi untuk membuat perjanjian sebagai model perusahaan. Man Se tersenyum, tanda tanya dalam hatinya terjawab. Bagus juga berkarir sebagai model walau dadakan.

Sesampainya di ruang kantor Min Hyuk, Man Se langsung disambut oleh resepsionis di depan ruang CEO.

"Halo, Tuan CEO masih ada meeting di dalam. Bisa tunggu sebentar. Silakan duduk di sana," kata perempuan itu menyilakan Man Se duduk.

Tak lama kemudian datang seorang perempuan membawa map file di tangannya, menyapa akrab perempuan resepsionis.

"Apakah ada Tuan Kang Min Hyuk di dalam?" tanyanya.

"Ada, tapi masih ada meeting di dalam, tunggu sebentar ya," jawab resepsionis tersebut.

Mereka mengobrol banyak, dan Man Se cukup baik mendengar apa yang mereka bicarakan, mulai masalah fashion, make up, artis, rumah tangga, laki-laki pujaan, sampai pada akhirnya telinga Man Se menangkap obrolan mereka tentang Min Hyuk.

"Kau sudah tahu gosip tentang Tuan CEO kita yang tampan itu akan menikahi anak perempuan keluarga Hong? Hong Sun Hwa," kata perempuan yang membawa berkas file.

"Ah iya, aku dengar gosip itu, kalau tak salah mereka akan mengumumkan pertunangannya nanti pas peluncuran produk musim dingin," ujar si resepsionis.

"Aaah ... aku pikir akan banyak perempuan yang akan patah hati. Kau tahu betapa tampannya dia, benar-benar tipeku," ujar perempuan yang memegang file itu.

Man Se terhenyak, tiba-tiba dadanya terasa sakit seakan ada pisau yang ditancapkan di dadanya, mata dan wajahnya terasa panas ingin menangis tapi ditahannya, badannya bergetar. Aah ..., benarkah kabar itu? Kang Min Hyuk akan menikah? Siapa itu Hong Sun Hwa? begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam hati Man Se.

Segera saja Man Se mengambil gawai dan mencari informasi tentang Hong Sun Hwa dari internet. Tampil gambar gadis cantik di layar dan informasi terkait gadis yang bernama Hong Sun Hwa. Dia perempuan yang tidak hanya cantik, berpendidikan tinggi, dari keluarga kaya dan yang terpenting dia pewaris perusahaan ayahnya, karena dia anak tunggal keluarga Hong.

Foto-foto Min Hyuk di Jeju bersama keluarga Hong juga beredar di internet. Man Se semakin tak percaya diri. Mungkinkah yang dikatakan Min Hyuk selama ini bohong belaka, benar-benar hanya fatamorgana?

Tak kuasa hati Man Se sampai meneteskan air mata, tapi tetap ditahan isak tangis dan sakit di dadanya. Yang lebih menyakitkan bagi Man Se, hanya dia yang tak tahu kabar tentang perjodohan itu. Bahkan Min Hyuk tak mengatakan apa pun juga malam itu.

Man Se pikir dia terlalu bodoh menerima lamaran Min Hyuk di Dream World, bahkan dia rela menikahinya secara diam-diam. Man Se telah memberikan segalanya pada Min Hyuk di Kafe malam itu. Man Se menahan tangis sambil memegang kalung pemberian Min Hyuk.

Tak lama kemudian pintu kantor terbuka, dan keluar Sekretaris Park dari dalam bersama seorang laki-laki yang terlihat seperti orang penting. Resepsionis memberitahu Man Se untuk masuk.

Man Se menyembunyikan wajahnya dan segera mengusap air matanya agar tak diketahui orang. Badannya terasa lemah dan sedikit gemetar, dia merasa tak kuasa masuk untuk menemui Min Hyuk walau hanya untuk menyerahkan map-map file yang ada di tangannya.

Man Se sadar suatu saat hal ini pasti terjadi. Seharusnya dia tak menurutkan perasaan cintanya pada Min Hyuk walau sebenarnya dia tahu akan berakhir sakit hati. Man Se mendorong pintu, dan melihat Min Hyuk sedang melihat keluar jendela. Mendengar Man Se masuk dia langsung menoleh, dan tersenyum cerah.

"Man Se," sapanya dengan senyum lebar.

Man Se berusaha untuk tersenyum, dia merasa tak karuan, dan bertanya dalam hati, apakah senyum Min Hyuk murni untuknya? Man Se berjalan mendekat, lalu dengan tangan yang sedikit bergetar dia menaruh map file itu di meja kerja.

"Ini berkas yang kau minta," ujar Man Se lalu segera berbalik hendak segera pergi dari situ.

Min Hyuk menarik tangan Man Se, lalu memeluknya dari belakang. Man Se terkejut, dia pasrah, dadanya terasa bergemuruh menahan tangis.

"Man Se, aku merindukanmu. Tetaplah seperti ini, aku ingin berlama lama memelukmu," ucap Min Hyuk.

Tak terasa air mata Man Se menetes, dan bening hangat itu semakin deras menggetarkan badannya. Air matanya menetes jatuh ke tangan Min Hyuk. Min Hyuk membalikkan badan Man Se, dilihatnya mata gadis yang dicintainya sembab dan penuh air mata. Man Se semakin tergugu.

"Kau menangis? Ada apa?Apa ada masalah?" tanya Min Hyuk.

Lidah Man Se terasa kelu untuk berbicara, tenggorokannya terasa tercekat tak dapat bersuara. Dia hanya menggelengkan kepala tanpa berkata-kata karena tangisnya.

Min Hyuk menatap lekat-lekat wajah Man Se, lalu bertanya "Apa kau tahu tentang kabar itu? Kabar rencana pernikahanku dengan anak gadis keluarga Hong?".

Man Se menganggukkan kepala. Min Hyuk lalu memeluk Man Se sesaat lalu menatapnya.

"Lebih baik aku berkata jujur padamu. Kabar itu benar adanya. Papa merencanakan perjodohan ini. Papa bilang aku membutuhkan seseorang yang akan mengokohkan posisiku di perusahaan. Dia merencanakan semuanya, sedangkan aku belum memberikan jawabannya sampai sekarang, karena aku mencintaimu. Tak hanya timbang rasa dan pikir antara cinta kita dan penguatan posisiku di perusahaan. Ada hal lain yang menjadi pertimbanganku yang tak mungkin aku ceritakan kepadamu, sampai aku yakin tentang kebenarannya, aku khawatir kalau kau tahu hal itu akan membuatmu menjauh dariku," ucap Min Hyuk.

Lalu Min Hyuk dengan hati-hati berucap, "Hal ini berkaitan dengan kematian ayah ibumu. Sebenarnya kebakaran pabrik itu terjadi dengan sengaja. Samchon Kang yang melakukannya untuk mengklaim uang asuransi. Sedangkan aku tak tahu apa alasan papa menutupi kelakuan Samchon Kang. Man Se, keluargaku yang mencelakai kedua orang tuamu dan juga bibimu. Pahami posisiku," pinta Min Hyuk.

Terbelalak mata Man Se mendengar penjelasan Min Hyuk tentang kematian orangtuanya. Tak disangka ternyata yang menyebabkan kedua orangtuanya meninggal adalah keluarga Kang. Man Se mencoba menahan diri untuk tidak limbung.

Sesaat Man Se sudah mulai tenang, dan bisa memahami Min Hyuk, tapi rasa percayanya masih terluka. Tak mudah baginya untuk mempercayai Min Hyuk kembali. Man Se masih diam.

"Kau boleh marah kepadaku, tapi aku harap kau masih mempercayaiku. Aku tak punya pikiran untuk meninggalkanmu atau menyakitimu. Percayalah padaku," lanjut Min Hyuk berusaha meyakinkan Man Se.

Man Se melepaskan diri dari pelukan Min Hyuk dan berlalu pergi dari hadapan laki-laki itu. Min Hyuk merasa bersalah melihat Man Se yang pergi darinya dengan hati yang terluka. Dia tak punya niat menyakiti Man Se. Dia mencintai gadis itu.

Man Se berjalan perlahan dengan hati kecewa dan luka. Air matanya sudah kering, tapi mendung di wajahnya tak bisa ditutupi. Pikirannya terasa kosong, sampai Seo Woo memanggilnya pun ia tak acuhkan. Man Se berjalan terus sampai keluar gedung. Terus berjalan tanpa mempedulikan sekitarnya, sampai di sebuah taman, Man Se duduk di kursi di bawah pohon. Dia terluka, patah sayap.

Sang Setan telah berhasil membuat hancur hidup Man Se. Rasa sedih, rasa takut dan khawatir yang berlebihan, apalagi dendam, akan menjadi makanan empuk Setan. Man Se tak menyadarinya, dia telah membuka kotak Pandora yang berisi segala kesedihan hidup. Min Hyuk dengan segala kelemahan dan keserakahannya akan cinta pada Man Se, juga telah membuka pintu dengan sengaja, menciptakan prahara di antara mereka yang tak terelakkan. Tak salah jika sang Setan mengganggu kehidupan manusia, karena manusia sendiri yang kadang telah membuka pintu itu dengan sendirinya.