webnovel

The Same Love

Zillan dan reena bersahabat sudah cukup lama, sampai akhirnya persahabatan mereka harus hancur karna mencintai pria yang sama. Zillan tidak tahu bahwa semua akan sampai pada titik ini. " Aku sangat paham bahwa persahabatan kita lebih berharga dari apapun, tapi aku juga tidak ingin membohongi perasaan ku sendiri. Aku mencintainya, sangat mencintainya. Maafkan aku" - (Zillan)

RingoAmeyurii · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
2 Chs

Awal Yang Indah, Untuk Akhir Yang Buruk

Sore ini mentari memberikan sinar yang paling indah, aku selalu senang jika keluar rumah di sore hari.

Aku berjalan menyusuri jalanan taman di sekitar komplek rumahku , melihat anak kecil bersepeda sambil tertawa bahagia , burung-burung yang terbang beriringan di luasnya langit senja.

Zillan...

seseorang memanggil namaku dari arah belakang , akupun langsung menoleh ke arah suara itu.

" Hai Al " sapa ku

" Kamu ngapain disini ? "

" Jalan-jalan sore , kamu ngapain disini ? "

" Baru balik dari rumah temen"

" Ohh gitu " jawab ku

" Eh zil , kamu sama siapa disini? "

" Ga sama siapa-siapa ko , aku sendiri "

" Reena mana? "

" Dia lagi ada acara keluarga, jadi gak bisa

nemenin"

" Kalo aku temenin keberatan ga nih ? " tanyanya sambil menatapku

" Boleh boleh" jawabku

Kita pun mengelilingi taman sambil bercerita dan diselingi dengan canda dan tawa.

" Zil kamu laper ga? temenin aku makan yuk "

ajaknya

" Ayoo , kebetulan aku laper sih. Tapi jangan kemaleman ya, aku takut dicariin ibu "

" Siap ibu boss "

Belum selesai makan malam, hujan mengguyur kota Bandung. Membuat suasana malam semakin dingin. Aroma hujan yang selalu menjadi favorit untuk kucium. Setiap rintik hujan yang turun mengingatkan ku pada kisah-kisah yang telah berlalu.

"Zill , kamu dingin ya? " ujarnya memecahkan suasa hening

" Engga ko Al " ujarku meyakin kan Al.

" Pake jaket aku ya? aku cuma gamau kamu kedinginan , aku gamau kamu sakit " sambil menatapku dia memberikam jaket miliknya untuk ku pakai.

" Makasih ya Al " jawab ku sambil tersenyum.

" Kalo hujannya udah agak reda , kita langsung balik ya , aku takut kamu dicariin ibu " ujarnya sambil menahan tawa.

Hujanpun telah reda , Al mengantarku pulang sampai rumah, bahkan dia berpamitan dengan ibuku. Dia anak yang baik dan juga sopan . Sebelum pulang dia sempat meminta nomor ponselku, dan aku berikan padanya.

Tatapan , perhatian, cara dia memperlakukan ku begitu indah. Aku selalu berharap bahwa pertemuan kemarin bukanlah yang terakhir. Setelah kejadian itu, komunikasi ku dengannya semakin dekat. Sampai aku lupa bahwa dialah laki-laki yang dikagumi oleh sahabatku.