webnovel

THE RUTHLESS MAFIA

Dexter Maston , 28 Bos mafia di Italia yang terkenal akan kebrutalannya, tapi penampilan dan wajah nya tidak sesuai dengan image mengerikan yang selalu orang pikirkan. Ia sangat menawan dengan ciri khas jas serba hitam. Mata biru bagai lautan yang memiliki tatapan menusuk membuat semua orang bergetar. Cassy joshly Gadis 19 tahun yang baru tamat dari sekolah dan berencana kuliah di italia. Penampilan polosnya dengan mata berwarna hijau dan kecantikan bak model membuatnya menarik perhatian siapa saja. Apa yang akan terjadi saat cassy yang polos dan lugu bertemu dengan mafia yang brutal? Warning!! Novel ini mengandung unsur dewasa, kata kasar, kekerasan, dll. Kebijakan pembaca sangat dibutuhkan. Terima kasih READ AT YOUR OWN RISK

Monkymoky · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
10 Chs

CHAPTER 7

Cassy POV :

"turunkan aku!!" pintaku saat ia mengendongku

Tanpa menghiraukan ucapanku, laki laki gila ini menempatkan ku diatas ranjang

"mau apa kau?!" , tanya ku panik saat ia semakin mendekat.

Senyuman sinis itu kembali terukir di ujung bibirnya.

Saat aku berusaha menghindar dan lari ,ia membungkuk dan meletakkan kedua tangannya disamping ranjang membuat tubuhku terperangkap dalamnya.

"berr henti", kataku sambil berusaha mendorongnya menggunakan kedua tanganku.

Seperti mendorong dinding usahaku tidak membuat dia bergerak sedikitpun.

"singkirkan tanganmu" , katanya dengan kemarahan dimatanya.

"singkirkan badanmu terlebih dahulu" , kataku tak mau kalah

Lelaki ini pasti tidak waras, siapa yang menculik,mengancam dan bahkan menciumku terlebih dahulu dan sekarang ia marah hanya karena aku terpaksa menyentuhnya sedikit untuk melindungi diriku sendiri.

"sepertinya kau memerlukan sedikit pelajaran" , katanya dengan ekspresi mengerikan sekarang.

Rasa penyesalan seketika muncul.

Ia semakin mendekat dan aku pun berusaha menjauh, tapi usahaku terhenti saat badanku menyentuh bantal dibelakangku.

Ia menarik lalu meletakan kedua tanganku yang tadi berada didadanya kesamping kepalaku dengan ditekan dibawah telapak tangannya. Lalu ia mulai mendekatkan wajahnya sampai berjarak beberapa senti dariku. Kukira ia akan menciumkul lagi tapi tidak. Dia menurunkan wajahnya lalu mencium dan mengigit leherku dengan kasar.

"lepasin!" kataku sambil meronta berusaha melepaskan diri dari genggamannya

Tidak cukup, ia mengigit dibagian lain leherku lagi kali ini rasanya tidak sesakit yang pertama. Ia terus melakukan hal yang sama di beberapa bagian leherku sampai ia merasa puas.

"bekas dileherku sebulan yang lalu juga ulahmu?" tanyaku yang kemudian membuatnya berhenti lalu menatapku.

Tatapannya sangat mengintimidasi sekaligus membuat sebagian dalam diriku terpukau dengan mata biru menyalanya. Tatapan marahnya tidak lagi terlihat digantikan tatapan penuh nafsu.

"mungkin kau akan lebih menyukai yang ini" ,katanya sambil beranjak keluar meninggalkannya ku.

Aku terdiam terpaku untuk waktu yang lama sebelum dikejutkan kembali oleh suara pintu yang kembali terbuka, tapi perasaan lega langsung menyelimutiku saat melihat seorang wanita paruh baya memasuki ruanganku sambil membawa sesuatu.

"tuan muda menyuruh saya membawakanmu makanan" ,katanya sambil meletakkan sepiring spageti dan segelas air putih.

Saat menatap spagetinya terdengar suara perutku merengek ingin langsung memakannya.

"kamu pasti sangat lapar, cepatlah makan dan mandi", katanya sambil meletakkan sesuatu seperti baju disampingku.

"oh my" , katanya terkejut sambil menyentuh leherku.

"ouhh" , rasa perih membuatku sedikit menjerit saat jarinya menyentuh leherku

"kenapa lehermu... , tanpa menyelesaikan katanya ia langsung berjalan terburu buru keluar.

Tatapanku kembali pada spageti yang seakan mengodaku untuk memakannya. Tanpa berpikir panjang aku langsung memakannya dengan lahap.

"kamu terlihat menyukainya", kata wanita tadi yang sekarang berada didepan ku dengan senyum

"ehh, iya ini sangat enak" ,kataku dengan malu

"taruh ini dilehermu setelah mandi, kelihatannya akan meninggalkan sedikit lebam",katanya sambil menyodorkan sebotol obat

"apa..kah separah itu?" tanyaku canggung  sambil kembali menyentuh leher ku

Ia tidak menjawab melainkan hanya tersenyum khawatir.

Aku baru mengenalnya tapi bisa kurasakan ia tulus dan baik

"emm, terima kasih...?" ,kataku binggung harus memanggilnya apa

"lily, panggil saja lily", katanya sambil mengambil piring kosong itu dari meja

"okay Lily, dan aku cassy"

"eh itu.. biar aku saja yang mencucinya" kataku sambil hendak mengambil piring itu darinya

"biar saya saja ..,sebaiknya kamu mandi sekarang, kamar mandi di sebelah sana" , jelasnya sambil menunjuk sebuat pintu dipojok kamar

"terima kasih lily" , kataku sambil tersenyum tulus

Lalu lily keluar ,akupun mengambil pakaian tadi lalu bergegas menuju kamarmandi yang lily tunjuk tadi.

Kagum. Perasaan pertamaku saat membuka pintu kamar mandi. Ukurannya sangat besar ,mungkin sebesar kamar apartemen ku. Didalamnya terdapat jacuzzi, ini pertama kali aku melihatnya tapi aku tau itu karna sering melihatnya dalam film. Lalu terdapat pembatas yang terbuat dari kaca memisahkan kloset dan kaca besar di dinding.

Aku langsung mendekati kaca saat melihat bayangan ku didalamnya. Pantas lily terkejut, bekas gigitan dileherku sangat merah dan terlihat sedikit lebam disekitarnya. aku penasaran kenapa bekas yang parah ini tidak mengeluarkan darah. Tidak hanya satu atau dua tapi ada 4 bekas merah ini di leherku dan aku yakin akan sangat perih saat aku mandi.

Lelaki itu beneran psiko.

Setelah puas melihat bekas luka dileherku, aku mulai berjalan menuju bathtub dan berendam didalamnya. Rasanya perih sekali saat luka dileherku menyentuh air tapi tidak berapa lama aku mulai merasa nyaman dan memejamkan mataku. Hanya sebentar aku ingin melupakan realita kejam ini, ucapku dalam hati. Hanya sebentar.