webnovel

The Pureblood Mafia

Lucious Draco Kingstone adalah anak berumur 14 tahun lahir di London dan tinggal di New York dari kecil dia selalu merasa bahwa dia tidak diinginkan oleh keluarganya. Dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki apa yang dia inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang dari sebuah keluarga. Dia hanya berharap bahwa suatu hari dia memiliki keluarga yang menyayanginya. Dulu Draco adalah anak yang baik dan penolong dia juga ramah kepada siapa pun. Namun sikapnya berubah lama kelamaan karena sikap keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Semakin lama dia semakin terjun ke dunia gelap itu disanalah dia mendapatkan banyak teman gelap, disaat itulah dia mulai merasa punya orang orang yang cocok dengannya dan mulai menjadi anggota mafia yang paling ditakuti. Disana ia bertemu teman teman baru mafianya. Hidupnya sangat bahagia disana meskipun Ia tak menunjukkan kalau dia bahagia. Semua berjalan dengan lancar pada awalnya tapi lama kelamaan semua menjadi berubah. Semenjak dia menjadi mafia hidupnya berubah. Misteri misteri pun bermunculan. Termasuk misteri dibalik keluarga Kingstone dan jati dirinya sebenarnya. Bahkan misteri tentang masa lalunya yang ia tak ingat. Kemudian setelah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di masa lalu. Takdir dari masa lalunya kembali memilihnya untuk menjadi pejuang di dunia yang berbeda. Apakah Ia akan tetap menjadi mafia atau mengubah jalannya? Start from 27 May 2019 in wattpad

CillianVillain · แอคชั่น
Not enough ratings
76 Chs

Part 26

Every pain gives a lesson and every lesson changes a person. Silence is the best answer for all question. ~ James

"Dari Tuan Sebastian." Kata Tangan kanannya itu pada Charles sambil menyerahkan paket kecil tersebut padanya kemudian melangkah pergi.

Jangan bilang mereka mengirimkan aku foto lagi. Batin Charles

Charles pun tanpa berkata apapun langsung membuka paket tersebut.

"Ternyata benar seperti dugaanku. Kenapa mereka tak pernah berhenti mengirimkan aku foto anak anakku?! Mengganggu saja." Kata Charles sambil melihat semua foto foto yang diberikan kepadanya.

Lagi lagi Charlie memasukkan semua foto itu ke lacinya.

"Benar kata Chris wajah Draco berubah saat Charlie hilang."

"Life is too short to hide your feelings. Don't be afraid to say what you feel. The more you hide your feelings, the more they show. The more you deny your feelings, the more they grow." Ucap pria berambut pirang kegelapan setinggi 187 cm yang tiba tiba berdiri di belakangnya.

"Aku hanya tidak ingin mereka bergantung dan mengharapkanku, Edward." Ucap Charles

***

Robert menyerahkan data data anggota The Black Hawk kepada James.

Anggota The Black Hawk:

Mr Two Face Unknown

Dave Launchbert 1983-Until Now

Albert Fandern 1988-2019

Rafael Murphy 1990-2019

Tristan Andreas 1985-Until Now

Peter Klinton 1979-Until Now

Federick Anderson 1986-Until Now

Erick Garner 1974-Until Now

Patrick Goyle 1987-Until Now

"Tristan Andreas?! Bukannya orang itu sering berjudi di casino? Dan pernah bertaruh denganku dan kalah jutaan dollar? Peter Klinton bukannya dia banker?"

"Ya... Orang orang itu adalah anggota The Black Hawk."

"Tidak pernah kusangka.Lalu siapa Mr Two Face?"

"Tidak ada informasi sama sekali tentangnya, tertulis disini dia selalu memakai topengnya dikarenakan luka bakar di separuh wajahnya. Itu saja, koper tersebut berisi jutaan dollar dan hanya berisi data yang kurang detail mengenai seluruh anggotanya namun itu saja sudah cukup membantuku dalam mengincar mereka. "

"Tristan Andreas dan Peter Klinton berada di Sydney. Mereka akan memesan kapal pesiar untuk pergi ke Jerman."

"Kerja bagus, kau bisa pergi dan persiapkan semua yang kami butuhkan."

"Maaf, Apa aku salah dengar? Kami?"

"Ya... Aku akan ikut dalam misi Draco dan Charlie. Apa kau keberatan?"

"Sama sekali tidak dan bawa ini. Ini adalah radio kecil buatanku berikan itu juga pada Draco dan Charlie sewaktu waktu kalian membutuhkan bantuan karena kalian tidak ingin dipasangi GPS. Tekan tombol kecil ini jika kalian membutuhkan bantuan." Ucap Robert singkat lalu pergi.

***

"Ah, James suatu kehormatan bagiku melihatmu lagi di kapal mewah ini."

"Tidak usah basa basi lagi."

"Kau datang untuk bertaruh lagi dengan kami lagi kan?"

"Ya, seperti biasanya."

"Bagaimana jika kau buat taruhan dengan kami."

"Jika aku bisa menang dari kalian 6 kali, serahkan semua informasi tentang organisasimu dan semua uang bankermu menjadi milikku."

"Jika kau kalah dua kali kau akan berhenti memburu kami dan serahkan semua uang perjudianku di casino saat itu."

"Deal. Mulai saja permainannya."

"Kita tidak bisa langsung saja membunuh mereka kan? Ini sangat menyebalkan. Aku sudah tidak sabar menunggu misi ini selesai. Kapan mereka akan selesai bermain? Kurasa harus menunggu berjam jam."

"Sudahlah. Amati saja dan awasi mereka."

"Tunggu sebentar ada camera di belakang James." Kata Charlie dan langsung menembak camera tersebut dengan pistol dan silencernya."

Semua mata langsung menuju pada bunyi camera yang rusak tersebut. Lalu mereka kembali melanjutkan permainan mereka.

"Damn, wajah mereka terlihat panik."

"Aku rasa ini saatnya istirahat sebentar."

James mengisyaratkan tangannya kepada Draco dan Charlie untuk mengikuti Tristan dan Peter."

Bruaakk!!

"Apa itu!?" Kaget Draco sambil berbisik.

"Aku rasa semua suara itu berasal dari kamar mereka." Kata Charlie sambil mendekatkan telinganya ke pintu mereka.

Draco pun segera membobol pintu kamar lain.

"Dimana uangku!!??!"

"U-ua-ng-mu aman."

"Jika kalian tak memenangkan pertandingan itu, aku akan mencongkel mata kalian untuk dijadikan pajangan."

"Kehilangan satu tangan mungkin,masih tidak apa apa. Kalian pasti masih bisa berjudi kan?"

"Kumohon jangan."

"JANGAN!!!"

"Jika kalian gagal aku bersumpah akan memotong tangan kalian."

Charlie langsung segera masuk ke kamar yang dibobol Draco tadi dan dengan cepat menutupnya dengan perlahan. Karena Charlie tahu bahwa seseorang akan keluar dari pintu kamar mereka.

Ketika mereka ingin berjalan sampai lift Charlie pun menembak salah satu dari sekelompok pria besar tersebut dan terjadilah baku tembak yang singkat dengan cepat Charlie dan Draco menyelesaikan mereka dan dengan cepat mereka kembali turun ke tempat casino tadi.

Baru saja hampir menuju casino,Charlie langsung tertembak dari belakang. Untungnya dia memakai rompi anti peluru. Charlie dan Draco pun dengan cepat berlari menghindar ke dinding dekat tangga.

"Drac kau punya magazine lagi?"

"Punyaku habis! Yang satunya membawa pedang!"

Ketika dua pria tersebut berjalan ke dinding tempat Draco dan Charlie berada. Charlie pun menghantam salah satu pria tersebut dan langsung menendangnya sampai terjatuh dari tangga. Charlie pun segera melompat ke bawah tangga untuk berkelahi dengan pria itu lagi sedangkan Draco masih menghindari tebasan pedang dari musuhnya.

Draco menendangnya ke kaca,menyikutnya dan menendangnya lagi. Draco lagi lagi menghindar lagi tebasan musuhnya. Kepala Draco hampir saja ditebas oleh musuhnya itu tapi Draco langsung menghindar. Lalu menendangnya ke kaca hingga pecah. Ketika pria tersebut ingin menebasnya Draco pun kemudian menendang pria tersebut sampai terjatuh dari tangga dan dengan cepat mencekik pria tersebut sampai mati.

Setelah selesai mereka pun kembali ke kamar mereka dan mengganti jas mereka dan membawa beberapa senjata. Kemudian mereka kembali ke tempat casino tadi.

"Benar katamu Charlie, wajah mereka panik."

"Damn! Mereka sama sama All in."

"Aku tidak percaya ini, James kalah. Di babak sekian ini. Jika mereka mengalahkan James lagi. Maka tamatlah kita. "

"Jika James memenangkan permainan terakhir ini maka kita akan menang. James sudah memenangkan permainan 5 kali."

"Kau pikir wajah kami panik bukan?"

James langsung pergi keluar lalu disusul oleh Draco dan Charlie.

"Aku terlalu meremehkan mereka."

"Ya... Kau benar James. Jangan tertipu pada trick mereka. Jika kita kalah tamatlah kita."

"Kau masih punya cadangan uang kan?"

"Masih."

Draco pun langsung pergi membawa pisaunya tersebut menyusul Tristan dan Peter. Ketika Ia menuruni tangga. Tangannya pun ditahan oleh pria yang ikut bermain bersama James.

"Jangan berbuat bodoh nak."

"Memangnya siapa kau?"

"Aku adalah Cedric Carter, agent dari London. Aku adalah teman pamanmu Sebastian."

Draco pun langsung terkejut mendengar itu.

"Tenang hanya paman Sebastian dan Steve yang tahu dirimu dan Charlie yang sebenarnya. Aku dari tadi mengincar 2 bajingan itu jadi aku akan membantu James dalam mengalahkan mereka. Aku akan memberikan tambahan uang pada James agar punya kesempatan untuk mengalahkan mereka."

"Jadi kau tidak ingin menangkap kami?"

"Tenanglah nak keberadaan kalian mungkin merugikan seperti mengedar narkoba dan persenjataan tapi justru kalian yang membuat tugas agent-agent kami menjadi lebih mudah. Kalian sudah membunuh beberapa gangster yang sulit ditangkap, membunuh sekelompok mafia yang paling dicari cari di beberapa negara dan banyak lainnya."

"Jadi?"

"Ada apa ini?" Kata James langsung menghampiri Draco ketika melihat Draco sedang berbincang dengan Cedric. Tidak lama kemudian disusul oleh Charlie yang sedang meminum Martininya.

"Namaku Cedric Carter, aku adalah salah satu agent dari Inggris."

Charlie yang mendengar itu hampir tersedak minumannya.

"Aku sudah tahu siapa kalian dan aku disini bukan untuk menangkap kalian tapi menangkap Tristan dan Peter. Jadi aku akan membantumu dalam mengalahkan mereka. Aku akan memberikan tambahan uang dan agent agent kami akan menutupi jejak kalian tapi dengan begitu jika kalian sudah mengalahkan mereka, kalian harus menyerahkan Peter dan Tristan kepada kami. Kalian juga bisa dibebaskan membunuh anggota anggota The Black Hawk yang lain dan kami akan memberikan sejumlah uang jika kalian membunuh anggota The Black Hawk yang lain. Bagaimana?"

"Deal."

Mereka pun langsung kembali ke meja casino dan melanjutkan bermain.

Charlie pun memperhatikan ada seorang wanita yang memberikan bubuk pada minuman James dan memberikannya pada James ketika James ingin ingin meminumnya dengan cepat Charlie berlari ke arah James dan pura pura menabraknya sehingga gelas minuman tersebut pecah.

"Maafkan aku Tuan." Kata Charlie berpura pura tidak mengenal James dan dengan cepat Charlie berbisik di telinga James.

"Minumanmu diracuni." Kata Charlie lalu dia pun pergi.

James langsung melanjutkan permainannya lagi.

"Higher Full House."

"Yes, akhirnya James menang."

"Mereka semua milikmu." Kata James pada Cedric lalu pergi.

Bruaaakkk

Semua ruangan bergetar. Air pun pulau naik.

"Apa itu?!?"

"Kapalnya bocor mungkin?"

"Cepat turun naiklah ke perahu kayu kecil yang baru saja aku siapkan. Kapal kita menabrak batu es besar." Kata Charlie

Air pun mulai naik membasahi kaki mereka.

Dengan cepat Charlie, Draco, dan James berlari menuju kapal kecil yang disiapkan Charlie menaikinya. Kemudian mereka menyuruh salah satu pegawai disana menurunkan kapalnya ke laut. Tidak lama kemudian mereka bertiga mendayungnya menjauh dari kapal pesiar tersebut.

"Bagaimana kau bisa tahu kapalnya menabrak batu es tersebut?" Tanya Draco sambil mendayung.

"Saat aku menabrak James,aku langsung pergi keluar. Saat itu aku mendengar bunyi tembakan di sekitar tempat kemudi kapal. Tak lama kemudian aku menyadari ada yang salah, saat kita semakin dekat dengan batu es besar kapalnya tetap saja berjalan lurus. Kemudian aku pun dengan cepat mempersiapkan kapal kecil untuk kita sebelum kapalnya menabrak karang."

"Oh sial!! Ini gila!! Kapalnya terbelah jadi dua. Beberapa orang disana terjatuh. Mereka semua panik." Kata Draco

Charlie dan James pun segera menoleh ke belakang.

"Aku harap mereka baik baik saja. Jika mereka terjatuh ke laut maka mereka akan mati. Airnya sangat dingin."

"Ya... aku juga berharap begitu. Untunglah Charlie mempersiapkan semuanya."

"Kejadian ini akan memakan korban yang cukup banyak, mustahil tidak ada satupun orang yang mati." Kata James sambil mendayung.

"Aku masih penasaran siapa yang menembaki petugas petugas di kapal itu."

"The Black Hawk mungkin?"

"Tapi itu sama saja dengan bunuh diri kan? Kejadiannya itu kan sebelum James mengalahkan Tristan dan Peter."

"Entahlah."

"Ponselku mati."

"Percuma tidak ada sinyal disini."

"Ya... kau benar. Sama sekali tidak ada sinyal. Untungnya kita sudah bawa sebagian senjatanya."

"Bagaimana dengan radio milik Robert?"

"Ide bagus. Tapi pastinya dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai kesini. Aku bahkan tidak tahu dimana kita berada. Setidaknya kuharap kita menemukan pulau." Charlie pun langsung menyalakan radionya. Memanggil bantuan.

Berjam jam setelah mereka mendayung.

"Hei lihat sebuah pulau."

"Cepat dayung ke depan lagi."

"Oh sial kau pasti bercanda."

"Motherfucker!"

"Fuck!"

Ombak ombak besar di belakang mereka pun langsung menerjang mereka membuat mereka serta kapal kecil tersebut hanyut.