webnovel

The Power Of Us

Di tempat dunia yang kutinggali. Kami para manusia memiliki sebuah hal yang tidak bisa dijelaskan dan diluar nalar. Kami para manusia mempunyai sebuah kemampuan khusus. Dengan kekuatan itu kami bisa mengeluarkan berbagai macam kemampuan. Contohnya kami bisa mengeluarkan Api dan Air dari tubuh. Setiap orang didunia memiliki kemampuan yang berbeda, namun ada juga yang sama terkadang itu dikarenakan satu keturunan atau hanya kebetulan saja. Ada juga manusia yang tidak memiliki kemampuan contohnya diriku, aku terlahir tidak memiliki kemampuan sama sekali. Karena hadirnya kemampuan khusus didunia ku ini, aku memiliki firasat yang buruk akan hal itu. Bagaimana caraku bertahan hidup tanpa kekuatan. Tapi apakah mungkin ini semua hanya mimpiku saja?

Raz12 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
20 Chs

Pelatihan

"Greeek," suara pintu terbuka. "Hei kalian bertiga bisa diam tidak!. Bapak lagi menerangkan kepada murid yang lain!" pak Tora memarahi mereka.

"Maafkan kami pak Tora," mereka bertiga meminta maaf kepada pak Tora.

"Baiklah kalian selesaikan terlebih dahulu masalah kalian, jika sudah selesai, segera kembali ke kelas secepatnya paham!" ucap pak Tora.

"Paham pak," ucap mereka bertiga. pak Tora pun kembali masuk ke kelas.

Mereka bertiga saling menatap satu sama lain dan Kira mulai berbicara. "Hah, sekarang kalian mau bagaimana penyelesaian permasalahannya?" ujar Kira.

"Tidak tahu," ucap Ruby dan Petra.

"Ok baiklah kalau begitu," karena kesal dengan jawaban Ruby dan Petra, Kira langsung memukul kepala Ruby dan Petra. "Jduak, jduak".

"Hoi Kira, kenapa kamu memukul kepalaku?" ujar Petra.

"Iya kenapa sih?" ucap Ruby.

"Itu sebenarnya belum seberapa untuk kalian berdua. Kalian tahu tidak, kalian itu terlihat seperti anak kecil yang sedang memperebutkan mainan baru. Hanya gara gara masalah kecil, kalian sampai berkelahi seperti ini," ujar Kira.

"Sekarang aku tidak mau tahu, kalian harus segera saling meminta maaf satu sama lain, cepat tidak pakai lama!" Kira memerintah mereka.

"Baik Kira," mereka saling berhadapan.

"Ruby aku minta maaf ya, sudah menyalahkan kamu tadi," ucap maaf Petra.

"Iya Pet aku juga minta maaf, aku juga salah," ucap maaf Ruby. mereka pun saling berjabat tangan.

"Hehe berarti sekarang kita udah baikan ya," ujar Petra.

"Iya," ujar Ruby. Tangan mereka masih menggenggam satu sama lain.

"Udah udah itu tangan nya, megangnya jangan lama lama dong nanti saling suka lagi," Kira berbicara menggoda mereka berdua.

mendengar perkataan Kira. Mereka berdua langsung melepaskan genggaman tangan satu sama lain, mereka pun mulai memikirkan berbagai alasan untuk suasana tersebut.

"Ha apa aku bakal suka sama dia, maaf lah yah, palingan nanti dia duluan yang suka sama aku," Petra mendapatkan alasan yang bagus.

"Apa? enak aja kamu ngomong, aku suka sama kamu mana mungkin. Kamu kali mungkin yang menyimpan perasaan terhadap aku," ujar Ruby.

"Apa kamu bilang?" Petra kembali kesal.

"Haha kenapa kenapa tidak terima kamu?" Ruby menantang Petra.

"Iiisssh" Petra semakin kesal.

Mereka pun beradu berbagai alasan untuk suasana tersebut.

Hadeh capek deh. Baru tadi masalah selesai, eh malam nambah masalah lagi ni dua orang bodoh. Tapi sebentar, kan aku juga yang memancing mereka ribut tadi. Ah aku terlalu terbawa perasaan untuk mengerjai mereka. Pikir Kira.

"Hei hei udah dong ayo cepat kita masuk ke kelas lagi," ujar Kira.

"Iya," ucap Ruby dan Petra.

Mereka pun segera kembali ke kelas.

"Nah sekarang cepat kembali duduk di bangku kalian masing masing, ada yang mau bapak sampaikan," ujar pak Tora.

"Baik pak," ucap mereka bertiga.

Mereka pun kembali di bangku masing masing.

"Baik, karena semuanya sudah ada di sini, jadi yang ingin bapak beritahukan kepada kalian adalah, hari ini kalian akan melakukan pelatihan fisik. Kalian semua masih ingat kan dengan apa yang bapak sampaikan kemarin?" ujar pak Tora.

"Masih pak," ucap seluruh murid.

"Hm, pak saya mau bertanya. Apa yang akan kita lakukan dipelatihan itu?" tanya Petra.

"Kalau itu nanti bapak jelaskan di lapangan ya," jawab pak Tora.

"Baik pak," ujar Petra.

"Kalian semua ada bawa baju olahraga kalian kan?" tanya pak Tora.

"Ada pak", jawab murid murid.

"Ha? baju olahraga memangnya kita ada disuruh bawa ya?". ealah seorang murid di kelas kebingungan.

"Yaampun kamu lupa ya, kemarin kan bapak suruh kita bawa baju olahraga," jawab temannya.

"Oh benar, aku lupa bawa bajunya," murid itu lupa.

"Terus gimana ni dong teman?" murid itu kebingungan.

"Yaudah sana coba tanya sama pak tora gimana penyelesaian masalah ini," jawab temannya.

"Baiklah" siswa yang lupa bawa baju olahraga menghampiri pak tora dan bertanya.

"Pak saya lupa bawa baju olahraga," ujar murid itu.

"Ha? ya sudah lah," jawab pak Tora.

"Eh? bapak gak ada yang mau diomongin gitu," murid itu kebingungan.

"Omongin apa?" jawab pak Tora.

"Seperti memberi nasihat atau kasih hukuman gitu," ujar murid itu.

"Hoo, jadi kamu mau dikasih nasihat dan hukuman nih ceritanya," ujar pak Tora.

owaaalah mampuslah aku, salah bicara nih. pikir murid itu.

pak tora langsung menjewer telinga anak murid itu. "Ouch ouch sakit pak," ucap murid itu.

"Lah kan tadi kamu bilang mau dikasih hukuman, nah ini sudah bapak beri kamu hukuman. Sini kamu bapak kasih nasihat," ujar pak Tora.

Pak Tora memberi nasihat panjang lebar kepada murid itu.

"Uah kasihan sekali ya anak itu," murid murid merasa kasihan dengannya.

"Haha tidak kusangka, ternyata pak Tora cerewet juga ya," ucap Petra.

"Hm," pak tora menatap tajam ke arah petra.

Ee buset pak Tora dengar dong. petra bicara dalam hati. "hehe, maaf pak," ucap petra.

"Kamu ini Petra, hati hati dong kalau bicara. Nanti kamu bernasib sama seperti dia lagi," ujar Kira.

"Iya iya kira," jawab Petra.

"Shi shi," Ruby tertawa kecil.

Yah anak ini malah ketawa dia, memang senang ya dia kalau liat penderitaan aku. Pikir Petra.

Pak Tora pun selesai menasehati anak itu.

"Nah sekarang apakah kamu sudah paham dengan apa yang barusan bapak katakan?" ujar pak Tora.

"Paham pak," ucap murid itu.

"Hah baiklah, kalian yang sudah bawa baju olahraga silahkan segera pergi ke ruang ganti dan ganti baju kalian. Jika sudah selesai segera pergi ke lapangan, tunggu bapak di sana," ujjar pak Tora.

"Siap pak," murid murid mengambil pakaian dan pergi mengganti pakaian mereka.

"Pak apakah saya masih bisa mengikuti pelatihan fisik itu?" ujar murid itu.

"Sayangnya enggak," jawab pak Tora.

"Tapi pak, nanti saya tidak mendapat pelajaran dari pelatihan fisik itu," ujar murid itu.

"Hm, kamu masih bisa kok melakukan pelatihan fisik itu, tapi dengan cara yang sedikit berbeda," ujar pak Tora.

"Ha? berbeda gimana maksudnya pak?" tanya murid itu.

"Kamu bisa mencoba membersihkan WC dan kelas ini sampai bersih," jawab pak Tora.

"Tapi itu kan namanya bersih bersih pak," ujar murid itu.

"Ya bersih bersih itu kan berarti kamu menggunakan kemampuan fisikmu itu kan," jawab pak Tora.

"Tapi pak..." ucap murid itu.

"Sudah sudah bapak beginikan kamu, biar kamu itu disiplin. Karena kamu itu sudah besar," ucap pak Tora.

"Baik pak," jawab murid itu.

"Oo iya, bapak mau memberitahu, kalau kamu bisa mendapatkan baju olahraga nantinya. Kamu boleh langsung gabung ke lapangan. Tapi kamu harus menunggu keajaiban untuk hal itu," ujar pak Tora. Pak Tora pun langsung pergi.