Lyra menghampiri Gin dan Sharif. Martin memperhatikan Lyra, gerakan kecil tak luput. Semuanya masuk ke indera penglihatan Martin. "Lupakan yang tadi."
"Anggap drama TV. Kalian masih kecil, pikirkan tugas kalian sebagai anak kecil. Ikut campur masalah orang besar buat kepala pusing. Sebelum dewasa, jangan terlibat pemikiran rumit orang dewasa."
"Oke, Mom." Sharif menetap lurus, mata tak berkedip. Sharif suka berucap dengan Gin. Dari sana Sharif tahu masalah orang dewasa dan anak kecil yang tak harus didengar.
Pandangan Lyra tertuju ke makam Denes, walau tak lebar, Lyra sedikit senyum. "Dunia terlalu naif, Denes. Semoga di dunia sana kau mendapat tempat sesuai. Jangan sampai tertahan di dunia ini. Aku kasihan ke rohmu."
"Aku tulus mendoakan yang terbaik untuk kamu. Bukan di neraka, tapi di tempat paling baik. Maybe, kau bisa sebut surga. Setidaknya kamu gak sangat buruk. Aku mengharapkan yang terbaik untukmu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com