Perjalananku kembali ke benteng Rivachage diiringi dengan mundurunya pasukan North dan dengan ini berakhir sudah peperangan antara North dan Veagirs serta penduduk Rivachage bisa hidup dengan damai sekarang.
Saat sudah dekat dengan pintu gerbang, aku mendengar suara teriakan bahagia dan para prajurit menungguku di dalam benteng. Aku melihat tangis kebahagiaan dari prajurit-prajuritku.
Setelah memasuki benteng sorakan kebahagiaan para pasukan menggelora dimana-mana. Aku langsung turun dari kudaku dan dalam keadaan seluruh badan sakit semua tetapi terus kutahan.
Tak lama kemudian Sylvia berlari turun dari atas benteng untuk menghampiriku, dari raut wajahnya dia sepertinya masih khawatir.
Plaaakkk..! Buuk..!
Sylvia menamparku dengan keras dan langsung memelukku.
" Bodoh..! Bodoh..! " ucap lirih Sylvia sambil menangis di pelukanku.
" Sakit ternyata tamparanmu..! Lebih sakit daripada sayatan pedang raja North..! " gumamku sambil tersenyum.
" Saat keadaanmu seperti ini, kamu masih bisa bercanda..! Dasar ksatria bodoh..! " balas Sylvia yang masih memelukku dengan erat.
" Sekarang semua sudah berakhir..! Kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi..! Kerajaan North tidak akan menyerang Veagirs lagi..! Sekarang kamu bisa hidup damai di istana Khudan..! " ujarku sambil mengelus-elus kepala Sylvia.
" Hidupku tidak akan pernah damai jika tadi kamu datang kesini tanpa kepala..! " jawab Sylvia.
" Nyatanya aku datang dengan kepala masih menempel di badankan..?! " balasku.
" Yah... Aku bersyukur..! Tapi entah kenapa sekarang aku membencimu..! Sangat membencimu..! " ujar Sylvia.
" Ha...? Apa salahku memangnya..? " tanyaku.
" Aku membencimu karena kamu telah membuatku selalu ingin bersamamu..! Aku akan selalu membencimu jika suatu saat nanti kamu pergi berperang dan tak kembali lagi..! " jawab Sylvia sambil terus memelukku dengan erat dan meneteskan air mata.
" Apa itu artinya.. "
" Ya..! Aku mencintaimu juga Airel..! Aku ingin selalu bersamamu..! Saat di akademi itu aku hanya ingin melihat tekadmu apakah kamu serius mencintaiku..! " ujar Sylvia.
" Terimakasih..! Aku pasti akan selalu bersamamu..! Apapun yang terjadi..! Walaupun kita terpisah jauh karena aku harus berperang dan walaupun kamu pergi ke tempat asing sekalipun, aku akan mencarimu dan kita pasti akan bersama-sama lagi..! Ini adalah janjiku..! " jawabku.
" Hemh...! Terimakasih...! " jawab Sylvia sambil tersenyum bahagia.
Tak lama setelah itu, aku mulai kehilangan keseimbanganku karena aku sudah tidak kuat menahan sakit dari efek jurusku. Dan akupun ambruk di depan Sylvia dan perlahan-lahan penglihatanku mulai buram dan aku hanya mendengar teriakan-teriakan Sylvia yang memanggilku hingga pada akhirnya kesadaranku benar-benar hilang.
~ KEESOKAN HARINYA~
Aku terbangun dari tidurku dan rasanya badanku ringan srkali dan rasa sakit dari efek jurusku sepertinya sudah hilang. Akupun mencoba bangkit dari tidurku untuk membasuh muka dan saat aku mengangkat kepala, aku melihat Sylvia tidur di kakiku dan akupun membangunkanya.
" Sylvia..? " panggilku.
" Hmhhh..? Kau sudah bangun ternyata..! " jawab sylvia yang langsung bangun saat aku panggil.
" Iya.. Rasanya badanku ringan dan enak sekali sehabis tidur..! " ujarku.
" Karena kamu kemarin pingsan dan hari ini baru bangun..." jawab sylvia sambil mengucek matanya.
" Ha...? Jadi aku pingsan seharian..? "
" Ya..! Oh iya tadi malam aku mengutus prajurit ke Khudan untuk menginformasikan bahwa Rivachage sudah aman dan North tidak akan menyerang Veagirs lagi.. " ucap Sylvia.
" Begitukah..! Dengan ini kita bisa damai sejenak.. " jawabku sambil menghela nafas panjang.
" Sepertinya tidak begitu..! Aku juga semalam mendapat kabar bahwa caravan dari Veagirs di serang oleh pasukan patroli kerajaan Swadia dan ayahku yang bodoh itu tanpa fikir panjang langsung mendeklarasikan perang terhadap Swadia tanpa minta persetujuan para penasehatnya..! Dan aku tidak yakin kita sanggup menghadapi Swadia sekarang, karena efek invasi ke Sargoth yang gagal telah merenggut 40% pasukan Veagirs..! " ujar Sylvia.
" Jika dihitung jumlah pasukan, Swadia memiliki 585.000 pasukan yang tersebar di seluruh wilayahnya sedangkan kita tinggal memiliki 210.000 pasukan, dan yang aku takutkan adalah Swadia tidak segan-segan mengirim pasukan sangat besar hanya untuk melawan pasukan kecil..! Seperti contoh saat Swadia menyerang North, saat itu North hanya berjumlah 1000 sedangkan Swadia mengirim 50.000 pasukan..! " sambungnya.
" Hhhh....oh iya Sylvia apa aku boleh meminta cuti untuk satu minggu ini..? " ujarku.
" Cuti..? Untuk apa..? " tanyanya.
" Aku ingin sedikit lebih lama disini.. Dan ada yang sesuatu yang harus aku pastikan..! " jawabku.
" Hmmh... Baiklah aku akan beritahu ayahku..! Berhubung besok aku juga harus segera kembali ke Khudan..! " jawabnya.
" Terimakasih.. "
" Tenang saja.. Ayahku pasti mengizinkanmu..! " pungkas Sylvia.
" Lalu bagaimana dengan keadaan Count Ilfish..? " tanyaku kembali.
" Hhhh.. Aku sendiri tidak tau harus bercerita seperti apa.. Count Ilfish sampai sekarang masih tidak sadarkan diri dan kondisinya semakin memburuk..! Sedangkan kemarin saat kamu sedang bertarung dengan raja North, istri dan anak Count Ilfish malah bunuh diri dengan cara menggantung diri di kastil..! " Jawab Sylvia.
" Aku tidak menyangka terjadi hal semacam itu.. " jawabku sedikit kaget.
" Yah.. Dan mungkin Rivachage akan di tarik kembali oleh ayah, melihat Count Ilfish sudah tidak bisa lagi merawat Rivachage..! Mungkin beberapa hari lagi akan di tentukan lagi Lord baru di Rivachage..! " ujar Sylvia.
" Dan tentang kematian duke Astar, anaknya akan menggantikan posisinya sebagai duke..! Tapi aku bersyukur anak dari duke Astar juga kemampuanya sehebat ayahnya..! " sambungnya.
" Begitukah..! Sepertinya pemulihan pasukan dan kepemimpinan di Veagirs akan segera pulih lagi..! " jawabku.
" Hmh.. Yasudah, sekarang istirahatlah lagi.. Aku ingin mengecek persiapan untuk besok..! " ujar Sylvia sambil menyelimutiku kembali.
" Baiklah.. Sampai jumpa lagi..! "
Sylvia hanya membalas dengan senyuman, lalu berjalan keluar dan aku melanjutkan istirahatku kembali.
Aku tertidur terlalu pulas sampai tak sadar bahwa hari sudah menjelang malam. Aku langsung bangkit dari tidurku dan langsung pergi mandi karena aku merasa badanku sudah lebih baik daripada pagi tadi.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, aku langsung keluar dari rumah tempatku istirahat untuk melihat-lihat kota serta berencana untuk ke kastil melihat keadaan Count Ilfish yang merupakan lord Rivachage.
Saat sudah hampir sampai kastil, aku melihat Sylvia yang keluar dari kastil menggunakan pakaian serba hitam dan aku langsung menghampirinya.
" Sylvia..? " sapaku.
" Eh.. Airel..? Apa badan kamu sudah baikan..? " tanya Sylvia.
" Ya.. Badanku sudah agak baikan.. Dan aku kemari ingin menjenguk Count Ilfish..! " jawabku.
" Hhh.. Sepertinya kamu terlambat.. Count Ilfish telah meninggal siang tadi dan baru saja di semayamkan..! " ujar Sylvia.
" Apaa..!? " kagetku.
" Iya itulah yang terjadi, jadi tak perlu kaget lagi.. Lagian kamu juga sudah tau sendiri kondisinya bukan serta rakyat Rivachage sendiri juga sudah tau kalau pemimpin mereka akan segera wafat..! " jawab Sylvia.
" Padahal aku belum bertemu denganya sama sekali.. " sesalku.
" Sudahlah tidak apa-apa..! " ujar Sylvia menenangkanku.
" Yasudah daripada kamu bersedih seperti itu, lebih baik kita jalan-jalan saja.. Anggap saja ini kencan pertama kita..! " sambung Sylvia sambil tersenyum manis kepadaku.
" Kencan..? Akhirnya aku kencan dengan seorang wanita..! " ujarku yang kegirangan.
" Sebentar..? Memangnya dulu kamu selalu kencan dengan laki-laki ya..? " tanya Sylvia sedikit menggoda.
" Bukaan-bukaan...! Maksutku ini pertama kalinya aku kencan..! " jawabku gugup.
" Hahahha... Bisa saja kamu...baiklah kita cari makanan yang enak di kota ini..! " jawab Sylvia.
" Baiklah yuk..! " ajakku.
Kamipun mulai berjalan-jalan mengelilingi kota.
" Airel.. Apa perasaanmu itu akan berubah suatu saat nanti..? " tanya Sylvia.
" Berubah..? Apa maksutmu..? " tanyaku sambil menengok Sylvia.
" Yah.. Aku takut perasaanmu kepadaku nanti akan berubah lalu pergi meninggalkanku..! " jawab Sylvia.
" Sylvia... Jujur aku belum tau apa-apa tentang cinta karena kamu cinta pertamaku mungkin aku akan memahaminya sedikit demi sedikit..! Dan aku yakin perasaan ini tidak akan berubah..! " jawabku meyakinkan Sylvia.
" Ntah kenapa saat bersamamu aku merasa takut..! Aku takut kehilanganmu walaupun berapa kali kamu meyakinkanku..! " ujar Sylvia sambil berhenti berjalan dan menengok kearahku.
" Sylvia..? "
" Airel.. Bagaimana kalau kamu berhenti sebagai jendral dan aku akan meminta ayah mengganti jabatanmu sebagai salah satu menteri ayah..!? Ayahku tidak akan menolak permintaanku ini pasti..! " ujar Sylvia.
" Apa maksutmu..? " tanyaku yang masih tidak tau apa yang di fikirkan Sylvia.
Tiba-tiba Sylvia menangis dan langsung memelukku dengan erat.
" Aku takut..!!! Aku takut kehilanganmu..!!! Aku bermimpi kamu terbunuh di medan perang..!!! Aku sangat menyayangimu Airel..!! Aku tidak tau kenapa tapi aku... Aku tidak tau harus bagaimana lagi jika tidak ada kamu...! Saat pertemuan pertama kita sampai sekarang, kamu selalu ada di dekatku..! Kamu yang selalu menemaniku, mengkhawatirkanku, menjadi sandaranku saat sedih..!!! Aku tidak mau kehilangan semua itu...!! " Pungkas Sylvia sambil menangis di pelukanku.
" Aku mohon berhentilah menjadi jendral..! Berhentilah memimpin pasukan..! Berhentilah untuk melawan dan berperang..! Veagirs sudah memiliki jendral-jendral hebat sepertimu..! Aku mohon.. Aku ingin terus bersamamu..! " sambungnya.
" Maaf Sylvia... Aku tidak bisa melakukan itu..! Ada tujuan yang harus kucapai..! Maka dari itu aku harus menjadi kuat dan diangkatnya aku menjadi jendral dan pergi berperang adalah jawaban awal dari ribuan pertanyaan yang harus kujawab untuk mencapai tujuanku..! " jawabku sambil mengelus-elus kepala Sylvia.
" Kamu tenang saja..! Aku pasti akan kembali...! Walaupun aku harus berperang di tempat yang jauh, aku pasti akan kembali dan memelukmu seperti ini...! Dan saat itu terjadi, aku akan melamarmu dan menikahimu..! Walaupun saat berperang aku harus kehilangan tanganku, walaupun tubuhku penuh dengan luka anak panah atau sayatan pedang, aku pasti akan kembali kepadamu dan memelukmu seperti ini..! " sambungku.
" Tapi... "
" Tenang saja..! Sejauh apapun aku pergi berperang tetapi mulai sekarang dan seterusnya aku akan terus ada di hatimu..! Jadi tak ada yang perlu kamu khawatirkan..! Aku sangat mencintaimu..! Aku pasti akan selalu kembali kepelukanmu Sylvia..! " ujarku sambil memeluknya dengan erat.
" Hmh.. Terimakasih Airel.. Aku juga sangat mencintaimu..! Berjanjilah untuk selalu datang kepadaku dan memelukku seperti ini..! " jawab Sylvia.
" Aku berjanji..! " jawabku.
Sylviapun melepaskan pelukanya dan tiba-tiba langsung menciumku.
" Sylvia..? "
" Ciuman itu sebagai segel atas janjimu..! Sekarang kita lanjutkan lagi jalan-jalan kita..! " ujar Sylvia sambil mengusap air mata di matanya.
" Aku berjanji akan mencintaimu selamanya..! Tetapi kamu tidak akan menjadi ratu Veagirs suatu saat nanti, melainkan ratu Calradia.. " gumamku dalam hati.
TO BE CONTINUE.....