webnovel

The Hidden Smile

Nadia menghembuskan napasnya, lalu berjalan melewati Intan. "Gue denger, lo anak adopsi, ya?" tanya Intan tiba-tiba membuat Nadia seketika terhenti. "Harusnya lo tuh jadi cewek baik-baik! Udah anak adopsi, nggak tau diri pula!" kecamnya lagi. Apakah fakta tentang Nadia yang adalah anak adopsi membuat Intan semakin bersemangat untuk mengecam gadis itu, hari ini? "So, you figured it out, huh?" jawab Nadia ringan sambil memperhatikan raut wajah Intan. "Jadi, itu bener?" tanya Intan menantang. ------------------------------------- Nadia adalah seorang gadis SMA biasa yang mencoba menjalani kehidupannya yang normal dengan menjaga rahasianya dari seluruh dunia. Nadia takut bahwa jika rahasianya terkuak, hal itu akan menyakiti keluarganya, maka itu yang membuatnya dingin pada semua orang. Namun tidak setiap hari semua orang dapat menjalani kehidupan yang mereka mau. Rahasianya sedikit demi sedikit mulai terbongkar oleh orang-orang yang membencinya. Bagaimana Nadia dapat menerima situasi tersebut? -------------------------- Disclaimer : Ini adalah cerita asli tulisan sendiri dan bukan terjemahan.

Weird_Unicorn · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
97 Chs

Mellisa #9

Alex menatap kepergian Nadia. Gadis itu berjalan santai menuju lapangan basket, di mana Ia dapat melihat Steven yang sedang tersenyum sambil menunggu Nadia mendekat padanya. Entah mengapa perasaannya mengatakan bahwa memang ada yang salah dengan mereka.

"So?" tanya Mellisa tiba-tiba menyadarkan.

"Ah! Iya. Harap maklum. Nadia emang brengsek, jadi dia nggak pernah nganggep orang lain ada. Kalo laen kali ketemu sama dia lagi, nggak usah dideketin, ya! Biar nggak sakit hati." Jelas Alex santai lalu membawa Mellisa pergi berkeliling.

"Tadi kenapa emangnya?" tanya Mellisa setelah sekian lama keduanya terdiam.

"Kenapa apaan?" tanya Alex bingung.

"Yang tadi, pelukan di lapangan?" Alex terdiam.

Ia sudah menduga akan mendapatkan pertanyaan tersebut, namun otaknya masih tidak bisa menemukan jawaban yang tepat untuk diberikan pada pacarnya yang memancarkan gelombang kecemburuan.

"Mm… Yang tadi? Jadi… Yang tadi itu…" Alex menatap langit-langit untuk mencari jawaban. "Gue sama Nadia abis berantem sama musuh bebuyutan kita, trus ya gue cuman mau nenangin dia doang." Lanjutnya lagi.

"Berantem?" Mellisa terkejut dan langsung berhenti.

Gadis itu lalu memperhatikan Alex dengan seksama. "Lo nggak apa-apa, kan? Nggak sampe dipukulin, kan?" tanyanya khawatir.

"Eng… Enggak, kok. Syukurnya."

Kata Alex lalu tersenyum lebar dengan canggung.

"Syukur deh." Mellisa terlihat sudah tidak ingin ambil pusing lagi dengan kejadian yang tadi dilihatnya.

Alex mengajak pacarnya untuk melihat kolam renang indoor sekolah mereka, sasana karate, lapangan olah raga indoor, aula tempatnya biasa berlatih, ruang-ruang kelas, perpustakaan, hingga akhirnya mereka tiba di kantin. Di salah satu meja, Nadia sudah berkumpul bersama teman-temannya dan mereka terlihat sedang berbincang dengan ramai.

"Hai, Lex!" sapa Steven saat melihat Alex dan Mellisa berjalan mendekati meja mereka.

"Siapa tuh? Ehem! Suit suiittt!" goda Henry.

Alex tersenyum lalu menunjukan Mellisa pada mereka. "Jadi, ceritanya dia pacar gue. Namanya Mellisa." Jelas Alex.

Dimulai dari Amel yang paling dekat dengan Mellisa mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Mellisa sambil menyebutkan nama mereka, hingga tiba giliran Steven, dan seketika Alex baru menyadari bahwa mereka berdiri tepat di dekat Nadia, sedangkan Nadia tidak merespon apapun melainkan menutup telinganya dengan earphone dan sibuk dengan buku bacaannya.

Alex bermaksud untuk menggoda Nadia dengan menurunkan earphonenya, namun gadis itu membalasnya dengan tatapan tajam.

Melihat Mellisa yang berdiri di samping Alex, entah bagaimana membuat Nadia terganggu dan langsung pergi dari meja itu tanpa mengatakan apapun. Semua orang merasa biasa saja dengan sikap Nadia yang seperti itu, namun Alex merasa bahwa urusan mereka memang belum selesai dan itu yang membuatnya berbalik mengejar Nadia yang bahkan belum sampai di depan pintu kantin.

"Nad, nggak usah lari-larian, deh! Lo nggak capek?"

Nadia melepaskan pegangan tangan Alex dan berbalik menatap pemuda itu. "Lo ngapain di meja gue?" tanyanya dingin.

"Gue tadi cuman bawa dia keliling, trus kebetulan nyampe sini dan ketemu lo semua, makanya gue kenalin aja, sekalian." Jawab Alex tenang.

"Nggak usah sok deket sama temen-temen gue. Lo cuman baru makan bareng mereka dua kali, jadi nggak penting cewek lo mau dikenalin ato enggak. Lagian, ganggu tau!" kata Nadia yang tetap dingin.

"Nad, udah deh! Gue tau gue harusnya bilang ke elo dulu kalo gue punya pacar, tapi nggak harus panjang kayak gini, kan? Come on?!"

"Ini bukan soal lo kasi tau gue ato nggak, kok. Ini soal lo yang datang bawa orang asing dan ganggu. Banget!" jawab Nadia lalu beranjak pergi yang sesaat kemudian dikejar oleh Steven.

Keduanya bertemu di luar kantin. Nadia berjalan menuju kelas dan diikuti oleh Steven yang tidak bersuara. Keduanya kemudian sampai di kelas mereka yang kosong dan hanya berisi tas milik teman-teman mereka. Begitu Nadia duduk di kursinya, Steven langsung duduk di hadapan gadis itu dan membuat gadis itu sempat terkejut.

"Mo nanya." Kata Steven singkat. Nadia menatapnya seolah mempersilahkannya.

"Tadi peluk-pelukan di lapangan, kenapa?" tanya Steven to the point sambil merapihkan rambut Nadia.

"Nggak tau. Si Alex abis makan nasi basi kayaknya, makanya hari ini dia ganggu banget." Jawab Nadia malas.

"Lo, nggak suka sama pacarnya?" kali ini Steven bertanya dengan hati-hati.

Nadia langsung menatapnya. "Nggak penting, Steve…" Jawabnya masih dengan nada malas.

"Jalan-jalan, yuk? Es krim?" goda Steven. Nadia hanya menggeleng lalu kembali membaca bukunya.

'Seberapa banyak dan seberapa keras mereka bilang kalo mereka nggak ada apa-apa, kenyataannya malah sebaliknya. Sikap Alex ke Nadia, sikap Alex ke Mellisa, sikap Nadia ke gue, sikap Nadia ke Alex… Mereka selalu punya saluran ngobrol sendiri. Gue ragu kalau mereka nggak ada apa-apa. Kali ini gue setuju sama Nadia, hari ini Alex ganggu. Banget!'

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts