Sudah delapan bulan berlalu sejak Asheel tinggal di Alam Dewa. Dalam waktu ini, dia hanya melakukan kesehariannya yang cukup biasa.
Tidur bersama Sera, mandi, makan, memasak makanan bernutrisi untuk Sera, nonton TV, dan aktivitas baru yang selalu dia lakukan selama berbulan-bulan terakhir adalah...
Berkebun.
Ya, berkebun.
Setelah Asheel memetik semua tanaman di gunung pil milik Yanshen, dia menjadi keseringan berkunjung untuk meminta 'beberapa' tumbuhan bernutrisi lagi. Setelah melakukannya berkali-kali, sepertinya Yanshen sudah tidak tahan lagi yang membuatnya mengeluarkan keluhan pada Supreme One akan tanaman-tanaman berharga miliknya, karena itu Asheel juga harus melakukan sesuatu yang bisa membantu Yanshen jika dia masih ingin sayuran-sayuran bernutrisi itu.
Tentu saja, pertama kali Asheel tidak mau melakukannya. Dia terlalu malas untuk beranjak dari rumahnya. Tapi setelah bujukan Sera keluar dari mulutnya, Asheel mau tidak mau harus mencari nafkah untuk memberi makan Sera.
Sementara itu, Sera di rumah dan masih sering mengurung diri di kamarnya...
Perutnya berkembang besar, dan berdasarkan hasil pengamatan dari akal ilahi dan penyimpulan nasib, pasangan itu tahu jika bayi didalam perutnya adalah perempuan.
Keduanya berlomba-lomba mencari nama yang cocok untuk putri mereka, dan pemenang masih belum ditentukan hingga saat ini.
Pada saat ini, Asheel dan Sera sedang bersantai di kursi teras sambil memandangi taman yang tumbuh tanaman-tanaman berjenis bunga indah. Keduanya menikmati teh pagi mereka saat Asheel samar-samar merasakan situasi ketenangan sebelum badai.
"Aku ingin tahu apakah D juga terlibat dari balik layar ... orang itu sangat tahu bagaimana membuat situasi menjadi lebih menarik."
Sera hanya meliriknya namun tidak menjawabnya.
...
Kantor Supreme One.
Beberapa penjaga keamanan tampaknya mempersilahkan seorang pemuda yang lewat dengan mudah di lorong gudang pembendaharaan karena mengetahui identitas pemuda itu berada di luar jangkauan mereka.
Putra Supreme One yang paling dibanggakan, Zerdite Ollgod.
Sebagai putra Supreme One, Zerdite memanfaatkan identitasnya dengan baik. Dewa Penjaga berseragam satpam yang bertugas menjaga gudang kantor tidak berani menghentikannya untuk lewat.
Alhasil, dia bisa dengan mudah sampai di tempat yang mana Supreme One menaruh barang-barang berharganya disini.
Bercanda, sebenarnya tidak, tapi Supreme One memang memasang beberapa keamanan untuk mengatasi pencuri yang sering berniat mencuri fermentasi wine yang terdapat di dalam ruangan itu.
Sebelumnya, Zerdite melihat jika Supreme One menyimpan orb gelap yang diinginkannya di tempat ini.
Dari cara Supreme One memandangnya, Ayahnya itu tampak sangat mempercayainya, yang membuatnya mengagumi kemampuan aktingnya sendiri.
Mungkin, jika dia mengambil Inti Kekacauan dari gudang, Supreme One akan membiarkannya karena dia adalah putra kebanggaannya.
Tentu saja itu hanya pemikiran Zerdite sendiri. Fakta yang paling mengganggunya adalah Penguasa Kekacauan yang tinggal di alam yang sama dengannya. Dia tahu jika kekuatannya sama sekali tidak bisa dibandingkan bahkan saat tubuhnya tercipta dari Origin Primordial.
Oleh karena itu, dia harus menyingkirkannya dengan cara lain. Untunglah dia menemui penjual informasi handal yang bersembunyi di antara para Dewa.
Broker itu tampakmya sangat senang jika Omniverse berada dalam kekacauan, dan dengan alasan remeh itu, dia membantu jalan Zerdite dalam perebutan kekuasaan tahta sang Pencipta.
Dari informasi yang didapat, Zerdite segera mengetahui kelemahan Penguasa Kekacauan. Itu adalah saudara tirinya sendiri, Seraria Yrillgod, yang mana menjadi istri Penguasa Kekacauan.
Zerdite dalam hati diam-diam meremehkan hubungan seperti itu, karena saat seseorang mencapai ranah Dewa Omniverse, kebosanan abadi akan terus menghantui mereka.
Hubungan di atas keuntungan hanyalah menyianyiakan kesempatan baginya.
Jika dia mengancam Penguasa Kekacauan dengan istrinya yang tidak berdaya karena hamil, maka Penguasa Kekacauan tidak akan berani bergerak melawannya.
Menculik Sera segera ditambahkan dalam list rencananya. Saat Penguasa Kekacauan yang memiliki kekuatan Alam Kekacauan di baliknya tidak berani melawannya, saat itu dia perlahan-lahan akan berurusan dengan Ayahnya sendiri, Supreme One.
Lagipula, Zerdite sudah tahu rahasia kekuatan Supreme One.
Otoritas.
Supreme One bisa sangat kuat dan menjadi tuhan nyata dalam ruang lingkup Omniverse karena otoritas yang dipegangnya. Zerdite berpikir jika Supreme One tidak memiliki kekuatan otoritas, bahkan dia bisa menyainginya.
Artinya, jika dia adalah orang yang memegang otoritas di Omniverse, dia akan menggantikan posisi Ayahnya dan menjadi tuhan yang nyata.
Adapun cara dia mengambil alih otoritas, pertama-tama dia berniat untuk merugikan Omniverse terlebih dahulu.
Bagaimana caranya?
Tentu saja dengan Alam Kekacauan!
Sebelum kedatangan Asheel membawa Inti Kekacauan, dia berencana untuk merobek lapisan penghalang yang membatasi Omniverse dengan Alam Kekacauan.
Karena dengan seiring rusaknya Omniverse, kekuatan otoritas yang dipegang oleh Supreme One akan menurun.
Begitulah rencananya, tapi Asheel malah kembali membawa Inti Kekacauan sebagai oleh-oleh. Dengan Inti Kekacauan di tangannya, dia bisa lebih mudah menyembunyikan niatnya dengan merusak Omniverse dari balik layar.
Tapi Zerdite sendiri tahu jika rencana itu sangat tidak realistis. Bagaimanapun, itu hanya rencana.
Jika menggunakan rencana itu, Supreme One pasti akan langsung tahu jika dalang dibalik kekacauan itu adalah dia. Lagipula, Supreme One bisa memantau semua yang berada dalam wilayah ciptaannya setara dengan penglihatannya sendiri.
Ayahnya akan tahu jika yang mengambil Inti Kekacauan adalah dia melalui kamera pengawasan. Kalau begitu, dia hanya akan kabur dan bersembunyi di suatu tempat yang Supreme One sendiri tidak bisa mendeteksinya. Sambil bersembunyi, dia akan terus mengendalikan Alam Kekacauan agar Omniverse terus mengalami kerusakan.
Adapun dimana dia akan bersembunyi ... itu adalah tempat yang dimanakan Abyss...
...
Abyss.
Sebelum Omniverse, kumpulan seluruh jagat raya ini dinamai dengan sebutan Abyss.
Itu karena pada masa lalu, Omniverse tidak sebesar sekarang, dan Alam Kekacauan masih memiliki wilayah yang lebih kecil, sehingga kedua Alam raksasa itu tidak berbatasan langsung.
Tidak seperti sekarang, Supreme One harus repot-repot memasang sebuah penghalang agar bisa memisahkan antara Omniverse dengan Alam Kekacauan.
Sebutan Abyss muncul karena diantara kekosongan Omniverse yang belum terjamah, itu masih misterius dan tak terduga, menyebabkannya diberi nama Abyss. Seperti haklnya Black Forest, orang tidak akan tahu apa yang ada didalamnya, dan ketidaktahuan merupakan salah satu dari ketakutan terbesar semua makhluk. Tapi sebenarnya, penamaan itu juga disebabkan oleh faktor lain, yaitu sebuah populasi yang berisi para entitas berbahaya.
Dulu sekali, sebuah peradaban tercipta dari celah Omniverse. Makhluk-makhluk itu diberi nama Abyssal Beast.
Celah Omniverse, yang seharusnya menjadi saluran limbah, malah melahirkan sebuah eksistensi yang sangat mengerikan.
Pada saat itu, Abyssal Beast yang mana menjadi eksistensi yang lebih langka dari Chaos Beast, menciptakan keturunan mereka sendiri, yang mana keturunan itu disebut sebagai Iblis.
Terciptanya Abyssal Beast sampai keturunannya, yaitu ras Iblis, sama sekali tidak diperhitungkan oleh Supreme One sendiri. Dia bahkan belum mulai menciptakan Iblis yang nyata, tapi orang lain telah mendahuluinya. Tapi hal itu sangat menarik minatnya.
Bagaimanapun, dia seharusnya bisa langsung tahu jika sebuah ras lahir, atau hal-hal hebat lainnya yang mampu menggemparkan Alam Semesta terjadi di tempat yang dinamakan Abyss sebelum menjadi Omniverse, Supreme One akan langsung tahu karena kedekatan hubungan antara pencipta dan ciptaannya. Itu karena kelahiran sebuah ras adalah pencapaian Alam Semesta.
Supreme One memutuskan untuk mengirim Asheel ke Dunia Iblis di wilayah High Abyss terdalam. Bagaimamapun, Asheel diharapkan untuk menaklukan dunia itu.
Dalam prosesnya, Asheel juga membuat Abyssal Beast mengalami kepunahan yang sama seperti yang dialami oleh Chaos Beast.
Masing-masing Abyssal Beast berperan menjadi Raja Iblis, pemimpin para Iblis.
Kelahiran pedang favorit Asheel, yaitu Traceless, juga karena dia menebaskan pedangnya pada para Raja Iblis itu.
Tapi Asheel tidak membunuh Abyssal Beast tertentu, sehingga hanya ada satu Raja Iblis dan penasihatnya:
Daevon.
Seorang wanita yang dulunya hanya berupa sebuah siluet kabut gelap, telah memanifestasikan dirinya menjadi kecantikan tak tertandingi lainnya. Dia dulunya adalah salah satu dari enam Raja Iblis yang mengatur neraka.
Bahkan bagi Asheel atau Supreme One sendiri, keberadaan Daevon saat itu adalah penyimpangan kenyataan Alam Semesta, sehingga dia disebut anomali tertinggi, yang mana julukan berikutnya adalah Absolute Paradox.
Sementara Asheel membatasi populasi Chaos Beast, D sebagai Abyssal Beast terkuat membatasi populasi rasnya sendiri.
D tidak tertarik untuk membangkitkan kemuliaan rasnya. Satu-satunya ketertarikan dalam hidupnya adalah Penguasa Kekacauan.