webnovel

PUTUS ASA

Tetapi, perempuan yang satu ini memqng sangat sangatlah berbeda. Meskipun Akram telah memberikan perhatian lebih kepadanya, bahkan bersedia menyentuh perempuan ini di luar kegiatan kegiatan seksual, perempuan ini tetap memperlihatkan sikap penolakan kepadanya.

Apakah perempuan ini menganggapnya tidak cukup baik bagi tubuhnya yang masih suci dan tidak pernah disentuh siapapun sebelumnya?

Rasa posesif obsesif langsung menggelegak di dalam tubuh Akram begitu mengingat bahwa dia adalah laki laki pertama yang telah menjamah Elina. Untuk saat ini, Akram akan membuat dirinya menjadi satu-satunya.

Tidak boleh ada lelaki lain yang menyentuhkan tangannya ke tubuh dan jiwa perempuan ini. Setidaknya sampai dia merasa benar benar puas mereguk seluruh kenikmatan yang bisa didapatnya dari perempuan ini, dan sampai dia merasa bosan pada Elina hingga siap membuangnya.

Akram langsung melepaskan tubuhnya dari Elina, sementara perempuan itu tetap saja berbaring kaku dengan wajah terpaling dan mata terpejam seolah menyangkal keberadaannya. Dengan gerakan cepat, Akram turun dari ranjang, lalu tangannya bergerak untuk melepaskan ikatannya dari kedua pergelangan tangan Elina.

"Dokter akan merawatmu sampai kau sembuh total. Dan selama proses itu, aku harap kau tidak bertindak bodoh. Atau kau akan berakhir menyedihkan seperti yang telah kuperingatkan kepadamu sebelumnya." Akram berdehem sejenak sambil berdiri di samping tempat tidur, matanya yang tajam menelusuri tubuh Elina yang telah dia jamah sebelumnya. Pakaian perempuan itu kusut masai karena perbuatan Akram, dan tubuhnya, masih penuh dengan jejak sisa sentuhan dan gelegak kepuasan Akram sebelumnya. "Aku akan meminta perawat untuk membersihkan tubuhmu." Akram akhirnya berucap perlahan. Sekali lagi matanya menelusuri diri Elina dan menyadari bahwa perempuan itu akan terus bertingkah keras kepala dengan mengabaikan kehadirannya di dalam ruangan ini.

Yah, untuk saat ini dia akan membiarkan Elina melakukan itu. Nanti kalau Elina sudah benar-benar sembuh dan dipindahkan ke tempatnya, barulah dia akan memberikan pelajaran kepada Elina bagaimana harus bersikap kepadanya.

Tanpa suara, Akram bergerak meninggalkan ruangan dan menutup pintu di belakangnya.

Setelah yakin bahwa Akram benar-benar meninggalkan ruangan, barulah Elina membiarkan emosinya terlepas. Air matanya langsung mengalir deras di sela isakan keras tak teratur yang membuat napasnya tersengal tak terkendali karena emosi.

Lelaki jahat itu telah memerkosanya untuk kedua kalinya, dan tidak ada yang bisa dilakukan Elina untuk mencegahnya. Dia terlalu lemah dan terlalu tak berdaya untuk melawan kuasa Akram yang begitu mengerikan.

Akan menjadi seperti apa hidupnya saat ini? Sekarang dia benar benar dihilangkan dari dunia, tanpa identitas dan tanpa jejak bahwa dia sudah pernah ada sebelumnya. Sekarang, bagaimana dia bisa melanjutkan hidup?

Dengan susah payah Elina berusaha untuk bangkit dari posisinya berbaring menyedihkan. Indra penciumannya langsung bisa menghirup aroma kental milik Akram yang masih tertinggal, melingkupi seluruh tubuhnya seolah-olah lelaki itu masih ada di sini, didekatnya dan menguasai dirinya dengan kejam.

Seluruh tubuh Elina langsung begidik ketika dia memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang rapuh sambil berusaha mengendalikan diri dan menahan air matanya yang terus menetes.

Bagaimana caranya dia melepaskan diri daricengkeraman Akram ?

Elina menatap kedua pergelangan tangannya, dirinya langsung teringat dengan ancaman Akram sebelumnya. Jika Elina melukai diri atau berusaha mengakhiri hidupnya, lelaki itu akan memastikan seluruh sisa umurnya berakhir dengan mengerikan.

Kalau begitu.... apa yang harus Elina lakukan?

Di tengah kekalutan dan kebingungannya, tiba-tiba pintu ruangan terbuka, membuat Elina langsung mendongakkan kepala dengan waspada.

Matanya langsung bertemu dengan dua orang perawat yang memasang wajah tanpa ekspresi membalas tatapannya seolah-olah mereka telah diperintahkan untuk bersikap seperti itu sebelumnya.

"Selamat sore Nona, kami mendapat perintah untuk membersihkan tubuh Anda." Salah satu perawat berucap seperti robot ketika melangkah mendekat ke arahnya.

Perkataan perawat itu membuat Elina menundukkan kepala untuk melihat kondisi tubuhnya, dan dia memekik ketika menyadari bahwa penampilannya benar-benar acak acakan dan memalukan. Pakaian rumah sakitnya terkoyak, menampilkan kulit kemerahan di mana Akram meninggalkan jejak-jejak bekas gigitan dan ciumannya di sana. Bahkan di bagian tubuhnya yang lain....

Wajah Elina merah padam dan refleks dia berusaha menarik selimut yang teronggok menyedihkan di bawah kakinya untuk menutupi bagian-bagian tubuh pribadinya yang terkespos.

Para perawat itu bahkan tidak mengubah ekspresi sedikit pun ketika menatap kondisi Elina yang menyedihkan.

Setelah Akram selesai menuntaskan hasratnya dengan paksa ke tubuhnya. Dan sebelum Elina bisa menolak, mereka membersihkan tubuh Elina, membereskan kekacauan yang ditinggalkan Akram sebelumnya, mengganti penutup tempat tidur dan juga mengganti seluruh pakaian Elina sebelum kemudian meletakkan kembali Elina ke atas tempat tidur dan mempersilahkan Elina beristirahat sampai dokter datang kembali untuk memeriksanya.

Elina memiringkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya ke atas bantal. Dia benar-benar benci dengan situasi saat ini dimana tubuhnya begitu tak berdaya dan manusia-manusia asing itu memperlakukannya seperti sebuah benda sesukanya. Dia harus memikirkan cara untuk melepaskan diri dari tempat ini, juga melepaskan diri dari kuasa Akram. Saat ini memang dia tidak tahu caranya, dan memang terasa mustahil seolah-olah kesempatan itu tak mungkin ada untuknya.

Tetapi, Elina tidak akan menyerah. Dia pasti menemukan cara....

Mata Elina tiba-tiba terasa berat, membuatnya tak kuasa menolak godaan untuk memejamkan mata dan larut ke dalam tidur lelap yang telah membentangkan kedua tangan lebar untuk menyambut dan merengkuhnya ke dalam pelukan. Entah obat apa yang terkandung dalam infusnya, yang pasti, obat itu benar-benar membuatnya mengantuk luar biasa.

Ketika Akram melangkah masuk ke dalam ruangan, keheningan langsung menyambutnya meski saat ini di dalam ruangan tempat Elina dirawat ada seorang dokter yang berdiri di tepi ranjang sambil mengawasi tubuh Elina yang berbaring dengan mata terpejam, larut dalam tidur lelapnya yang tak disengaja.

"Kau sudah datang." Akram langsung menyapa Nathan, dokter pribadinya yang khusus diminta datang dari posisinya yang berada di luar negeri. Nathan sedang menghadiri konferensi kedokteran di Amerika ketika Akram meneleponnya atas situasi genting yang terjadi di rumah, dan ketidak jelasan dalam pesan Akram membuat Nathan memikirkan yang terburuk, sehingga dia membatalkan kehadirannya di konferensi kedokteran yang penting itu dan bergegas pulang untuk menemui Akram.

Tidak disangkanya situasi genting yang dihadapi Akram adalah menyangkut seorang perempuan polos ingusan yang sedang sial karena menarik perhatian Akram hingga nyaris terobsesi secara gila kepadanya, lalu memilih melakukan tindakan ekstrim yaitu mencoba membunuh dirinya sendiri setelah Akram memerkosanya.

Nathan telah mengenal Akram sejak masa kanak-kanak.

Keduanya nyaris tumbuh besar bersama, sama-sama berasal dari keluarga kaya meskipun latas belakang Nathan tidak seberkuasa dan sekaya keluarga Akram. Ketika Nathan memutuskan berkarier sebagai dokter, Akram menawarkan dirinya untuk menjadi dokter pribadi Akram, karena Akram tidak ingin masalah kesehatannya dipercayakan kepada orang asing. Dan Nathan menerima tawaran itu karena pendapatannya benar-benar luar biasa, lagi pula Akram bahkan sangat jarang sakit dan membutuhkan perawatan dokter, hingga Nathan hampir hampir bisa dibilang memperoleh pendapatan tanpa harus bekerja setiap harinya. Kegiatan utamanya sebagai dokter pribadi Akram hanyalah memantau kondisi fisik Akram.