webnovel

The Boss Who Marrying Enemy

[Alert!! Mature Content] Untuk memenuhi permintaan Ayahnya, Huang Yuuji menikah dengan pria yang diduga akan menjadi musuh di waktu mendatang. Walaupun Ayahnya tau jika pria itu mungkin akan menimbulkan krisis padanya, tapi dia tetap menerima. Entah apa alasannya Yuuji tidak mengerti. Yang dia tau, Dia akan menikahi Murakami Souji. Pria yang tiba-tiba datang menjadi temannya menghabiskan malam dan kemudian muncul sebagai calon suaminya. Intinya, dia kesal karena pria itu menjebaknya. Cuplikan Cerita : “Jadi tidak masalah jika pernikahanmu tanpa cinta sekalipun?” “Hm, tidak masalah.” Yuuji menoleh menatap Souji lekat dan tajam, “tapi walaupun begitu aku tidak suka apa yang sudah jadi milikku disentuh orang lain. Aku ini cukup teritorial, jadi kau harus bersiap.”

Sweet_Story · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
36 Chs

Part 16A - Date

Yuuji menemani Souji untuk Press Conference yang di lakukan di aula perusahaan Murakami Enterprise. Kilat kilat kamera menyinari mereka begitu mereka masuk ke dalam aula dan duduk di meja yang sudah disiapkan. Disamping Yuuji duduk ada ayahnya dan disamping Souji ada pengacara keluarganya yang seusia ayahnya. Dibelakang mereka ada pengawal yang siap siaga.

Dalam press conference pengacara menyebut jika Murakami Souji pewaris sah Murakami Enterprise dari bukti DNA dan surat kepemilikan yang diwariskan oleh pemilik sebelumnya. Murakami Souji. Pengacara juga menyatakan keasliannya.

Souji juga berbicara. Meminta maaf atas kehebohan di publik yang membuat masyarakat tidak nyaman. Dia juga meminta maaf kepada Huang Enterprise yang terkena dampak akibat pemberitaannya.

Dia juga meminta maaf kepada istrinya karena Honeymoon mereka harus terganggu dengan masalah ini sehingga mereka kembali lebih awal. Ketika mengatakan itu para press tertawa dan menggoda pasangan baru itu.

***

Setelah acara itu, Li Zheng mendekati Souji dan menanyakan beberapa hal secara pribadi, "Kudengar Kusaka mengirim orang untuk mengurus kalian."

"Sudah ditangani dengan baik." jawabnya. "Bagaimana dengan Kusaka-san?"

"Akan di sidang besok."

"Syukurlah." jawab Souji.

"Apa yang kau lakukan setelah ini?" tanya Li Zheng. Souji memandangnya bingung. Pria ini sedang mencoba mengatakan apa? "kudengar orang yang kau tahan berhasil kabur."

"Sasuga chichi-ue (seperti yang diharapkan dari ayah)! Selalu cepat mendapat informasi terbaru." ucapnya menyindir. "Itu urusanku. Aku bisa menanganinya sendiri."

"Sou ka! Jangan sampai Yuuji terlibat. Zettai! (pokoknya!)" Setelah Li Zheng mengatakannya, dia meninggalkan Souji.

"Tentu saja aku tau." gumamnya.

***

Beberapa hari semenjak Press Conference atmosfir bisnis kembali tenang. Pergerakan saham Huang Enterprise melaju dalam pergerakan yang normal. Tidak salah para pemegang saham takut dan mulai menjual saham mereka dengan harga terendah. Mungkin mereka takut berita itu membuat kredibilitas perusahaan menurun. Tapi, dengan pergerakan penjualan saham besar-besaran itu tempat membuat Shinji yang menjabat Presdir belum lama ini sangat kesulitan.

Beberapa kali, dia berkonsultasi pada ayahnya untuk mengatasi krisis. Untungnya, Hana membantunya untuk menekan krisis. Dia sangat terbantu akan hal itu.

Ichijou membantunya untuk melobi pada pemegang saham untuk tidak buru-buru menjual saham dan memintanya menunggu situasi berikutnya karena mereka bisa mengatasi hal tersebut.

Dan dari semua kerja keras itu, mereka bisa menstabilkan pergerakan saham perusahaannya walau harus berkorban satu hari memiliki catatan keuangan yang buruk dengan kerugian cukup besar.

Pria bersurai broken white itu menatap keramaian jalan dihadapannya dari lantai tertinggi bangunan Huang Enterprise walaupun dibatasi jendela kaca kantornya dia tidak merasa terganggu, dengan secangkir kopi yang masih mengepul dia memandang keramaian itu tanpa merasa bosan.

"Ramai…" gumamnya.

"Menyedihkan. walau seramai ini kenapa aku merasa kesepian?" lanjutnya lagi tanpa ada ekspresi. Siapa yang tau bagaimana suasana hati pria itu?

"Shinji-san.. ada beberapa-" Ichijou masuk ke dalam ruangan bossnya itu dengan membawa beberapa berkas. Pria itu tidak melanjutkan ucapannya, dia justru merasa heran dan tertarik pada sikap Shinji yang tidak biasanya merenung.

"Oh. Tidak biasanya aku melihatmu merenung." Ichijou berjalan pelan kemudian meletakan berkasnya di meja. "Apa yang kau pikirkan?"

"Iie. Tiba-tiba hanya merasa kesepian." ucapnya santai sambil kembali ke kursinya. Ichijou hanya tersenyum kaku dia tidak tau harus merespon apa.

"Soukaa.."

Besok adalah akhir pekan. Itu artinya Hana akan berkencan dengan pria yang tidak dia kenal. Oke, pria itu tampan dan juga kuat. Kenapa juga Hana harus menolak. Dia juga berpikir pria itu bisa melindungi Hana. Hana juga terlihat bahagia saat berbicara dengannya. Tapi kenapa hanya memikirkannya saja membuat perutnya sakit?

"Shinji-san.. Shinji-san?" panggil Ichijou. Shinji tidak mendengarnya. Pikirannya masih melayang layang.

"Shinji-san!" panggil Ichijou lagi dengan suara cukup keras. Shinji terlonjak kemudian menatap Ichijou.

"Kenapa?"

"Kau tampak tidak sehat." ucap Ichijou saat melihat dahi Shinji berkeringat.

"Aku tidak apa-apa.. mana berkas yang harus aku tandatangani?" tanyanya sambil memijat pijat pelipisnya. Dia terlalu banyak berpikir yang tidak perlu.

***

Di sisi lain, Hana mengajak untuk Yuuji untuk berbelanja bersama. Dia mau membeli baju baru untuk kencannya. Setelah sekian lama!

Kalau diingat ingat dulu, dia sempat berkencan saat kuliah. Tapi, Shinji tidak menyukai pria yang dia kencani. Sebab itu dia putus dengan kekasihnya. Dia juga tidak terlalu menyukainya sih.. karena selalu mengejarnya, dia tidak tega menolaknya terus terusan.

Dan setelah itu dia tidak berkencan lagi. Yuuji tidak pernah sekalipun Hana lihat berpacaran dengan seseorang. Dia hanya sekedar dekat tapi tidak ingin berkomitmen jauh. Maka dari itu orang yang dekatnya sering berganti. Tapi tidak seorangpun adalah kekasihnya.

"Yuuji, menurutmu aku harus menampilkan karakter seperti apa saat kencan pertama nanti? Gadis polos dan naif? Atau sexy dan agresif?" tanya Hana saat sedang memilih pakaian.

Yuuji tidak menanggapinya. Dia hanya duduk di sofa sambil melihat-lihat katalog.

"Yuuji.." rengek Hana.

"Menurutmu kau lebih cocok peran apa?" jawabnya sekenanya.

"Polos dan naif?" ucap Hana sambil menangkupkan kedua pipinya dengan telapak tangannya. Yuuji melihatnya hanya memutar bola mata.

"Entahlah, menurutku kau memiliki karakter agresif. Tapi di depan Aho Shinji kau selalu tampak naif." ucapnya masih membuka buka majalah. "Aku tidak tau bagaimana jadinya kalau kau bertingkah agresif di depan Aho Shinji? Pria itu mungkin lari." komentarnya. Membuat Hana yang mendengar memberengut sedih.

"Lalu aku akan memilih menjadi karakter sekertaris Yuuji." ucapnya sedih sambil memakai baju casual. Tidak imut dan tidak agresif. Yuuji diam-diam tersenyum.

"Hana.." panggil Yuuji. Hana masih berada diruang pass yang terletak di depan Yuuji.

"Hm!" sentaknya.

"Kalau besok Aho Shinji menelpon dan memintamu tidak pergi, apa yang kau lakukan?" tanya Yuuji, berbicara setengah bercanda.

Hana terdiam. Dia juga berpikir apa yang akan dia lakukan. Tapi apakah mungkin. Shinji akan melakukannya. Pria itu tidak pernah melakukan apapun yang sesuai harapannya. Jadi dia tidak pernah berharap yang berlebihan.

"Aku tidak tau. Tapi, walaupun iya.. aku akan tetap pergi. Aku sudah berjanji."

"Sou ka! Semoga kencanmu menyenangkan."