webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#COMEDY
#MAFIA

The Black Swan Behind (Bahasa Indonesia)

WARNING! 18+ Mature Content (Kekerasan, pelecehan, alur rumit) Di bawah cahaya rembulan, sebuah kota berdiri di dalam bayang-bayang gengster yang kerap kali berbuat onar dan meresahkan masyarakat. Gengster-gengster beranggotakan pria-pria kuat yang mahir bertarung. Tidak disangka mereka adalah anak-anak muda yang gila uang dan kekuasaan. Kota itu adalah arena bertarung bagi mereka. Emma Hilland pindah seorang diri ke sebuah kota bermil-mil jauhnya dari rumah dimana ia dibesarkan sebagai tuan putri. Karena sebuah masalah, ia memutuskan pergi dan melanjutkan studi kuliahnya di kota ini. Kali ini ia akan mencoba untuk menjadi gadis normal. Namun yang namanya api, diletakan dimanapun pasti akan membakar sekelilingnya juga. Ini adalah kisah bagaimana kelompok The Black Swan terbentuk di Kota Handway. Dibalik kaki-kaki indah yang melompat di tengah hamparan bunga, terdapat duri-duri beracun yang mematikan. Namun apakah hati seekor angsa dapat ditakhlukan? **** Mohon berikan support (Power stone, Komen, Review) kalau kalian suka ceritanya ya!! Trimakasih & Selamat membaca!! \^^/ Karya Lydia_Siu di Webnovel : - The Prince Of The East Sea (Tamat) - The Black Swan Behind (Tamat) Banyak quotes, visual, dan info menarik di sosial media author! Yuk difollow! Instagram : @author_lydia_siu FB Page : author Kalong_ungu / Lydia_Siu Twitter : @kalong_ungu

Lydia_Siu · ชีวิตในเมือง
Not enough ratings
439 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#COMEDY
#MAFIA

Ketidakadilan

Seorang pria dengan kulit yang sangat halus, sedang memakan sup sapi di sebuah kedai yang cukup ramai pengunjung. Belum juga supnya habis, seorang wanita paruh baya menghampirinya dengan sepiring sayap ayam goreng mentega, kentang goreng, dan segelas sake.

"Ah.. Aku tidak memesan ini.."

Wanita dengan rambut yang sudah cukup banyak ditumbuhi uban tersebut langsung menggoyangkan telapak tangannya, "Ini gratis, Boss. Tolonglah diterima.

"Astaga.. Bibi tidak perlu sampai seperti itu.." Marcel terlihat sungkan.

Wanita itu menggeleng, "Tidak apa-apa. Aku membuatnya dengan suka cita. Pelangganku sedang banyak hari ini. Ini semua adalah berkatmu, Boss Marcel."

"Sudah aku bilang, jangan panggil aku Boss." Marcel menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Namun entah mau sebanyak apapun ia mengatakannya, terlihat orang-orang itu tidak pernah mau mendengar dan tetap memanggilnya dengan sebutan itu.